Haedar Nashir: Pilpres 2019, Muhammadiyah tegak di atas khitah
Warga Muhammadiyah diminta tidak larut dalam situasi. Karena tugas utama yang sama penting, bahkan tidak kalah penting yakni mencerdaaskan dan memajukan kehidupan bangsa.
Indonesia memasuki iklim politik dalam konstalasi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019. Muhammadiyah sebagai bagian dari komponen bangsa mengajak umatnya tetap tegak berdiri di atas khitah.
"Kepada warga Muhammadiyah, kami mengimbau, mengajak dalam menghadapi situasi kebangsaan termasuk Pemilu 2019. Hendaknya tetap berdiri tegak di atas khitah dan kepribadian, serta prinsip-prinsip organisasi yang telah teruji 1 abad lebih," kata Haedar Nasir, Ketua Umum Pengurus Pusat (Ketum PP) Muhammadiyah di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Minggu (12/8).
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
Haedar meminta warganya secara cerdas menggunakan hak pilih dalam Pilpres 2019. Warga Muhammadiyah diminta menentukan hak pilih dengan didasari rasa tulus sebagai warga bangsa.
"Tetapi dalam menentukan pilihan politik harus tetap kritis dan cerdas, dewasa, berakhlak mulia dengan mempertimbangkan para calon yang dipilih adalah mereka yang benar-benar berkualitas utama, mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan golongannya," jelasnya.
Di hadapan ribuan undangan, Haedar juga berpesan kepada warganya agar turut menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa dan negara. Selain juga meminta memilih pemimpin yang mendukung usaha-usaha dan dakwah Muhammadiyah demi kemajuan umat dan bangsa.
"Lebih utama lagi (pemimpin) yang mendukung usaha-usaha dan dakwah Muhammadiyah demi kemajuan umat dan bangsa," katanya.
Pemilu, kata Haedar adalah proses politik lima tahunan yang menjadi bagian dari dinamika kehidupan kebangsaan. Warga Muhammadiyah diminta tidak larut dalam situasi. Karena tugas utama yang sama penting, bahkan tidak kalah penting yakni mencerdaaskan dan memajukan kehidupan bangsa.
"Sambil terus kita aktif berpartisipasi dalam kehidupan politik, dengan nilai-nilai luhur, kita harus tetap membangun Muhammadiyah dengan amal usahanya, gerak kemasyarakatannya dakwah di akar rumput," katanya.
Pesan Haedar, negara harus mendorong seluruh komponen tumbuh unggul. Indonesia sendiri akan unggul dan maju, bahkan menjelma menjadi negara merdeka, bersatu, berdaulat, maju adil dan makmur sebagaimana dicita-citakan para pendiri bangsa, jika negara mengutamakan kualitas ketimbang kuantitas. Lebih-lebih manakala kuantitas itu bersifat semu.
"Selama negara masih mengutamakan kuantitas, dan kurang menghargai kualitas maka label negara itu akan menjadi tetap negara komunal tradisional, dan dia tidak akan naik tangga menjadi negara modern dan berkemajuan, sebagaimana yang dicita-citakan pendiri bangsa dan diambil sarinya oleh Muhammadiyah dengan konsep negara berkemajuan," jelasnya.
Siapapun anak bangsa, jika berkualitas menghasilkan amal usaha dan karya unggul untuk bangsa dan negara, maka negara tidak boleh menegasikannya, hanya untuk kepentingan mengakomodasi kuantitas.
"Insya Allah, Muhammadiyah akan tetap di garis lurus membawa Islam yang berkemajuan, mendorong yang makruf dan mencegah yang mungkar dengan cara yang cerdas, bijaksana dan tetap dalam semangat kebersamaan bersama seluruh warga bangsa," pungkasnya.
Muhammadiyah menggelar Pidato Kebangsaan, Meneguhkan Nilai-Nilai Kebangsaan yang Berkemajuan Menyongsong Indonesia Emas. Acara digelar menyambut Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-73.
Hadir dalam acara tersebut, sejumlah tokoh lintas agama dan aliran kepercayaan yang masing-masing menyampaikan pidato heroik secara bergantian. Hadir pula Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Muhadjir Effendy dan Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah.
Baca juga:
4 Pesan penting dari tokoh-tokoh agama jelang Pilpres
Bertemu Jokowi, Muhammadiyah usul enam poin untuk Nawacita jilid II
Ini kriteria Calon Presiden dan Wakil Presiden versi Muhammadiyah
Pemuda Muhammadiyah khawatir pertarungan Pilpres 2019 picu sentimen agama
Safari TGB temui para ulama