'Hasil quick count dan real count KPU tak pernah beda'
"Jadi kalau angka KPU 2014 berbeda dengan hasil quick count, maka hasil KPU layak dipertanyakan," kata Rustam.
Ketua Badan Pengawas Lembaga Penelitian Pendidikan Penerapan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Rustam Ibrahim angkat bicara soal adanya dua 'kelompok' lembaga survei yang melaksanakan quick count dengan hasil yang berbeda.
Menurut dia, dalam sejarah dua pilpres sebelumnya, 2004 dan 2009 tidak pernah ada perbedaan hasil antara quick count dan real count KPU di luar batas kesalahan (margin of error)
-
Kapan survei Indikator Politik Indonesia dilakukan? Survei tersebut melibatkan 810 responden dengan metode simple random sampling dan margin of error sekitar 3,5 persen.
-
Kenapa FAPTI melakukan survei pilpres? FAPTI memandang penting untuk melakukan survei, guna memberikan gambaran kepada alumni perguruan tinggi terkait pilihan dan jenis isu yang dianggap penting oleh masyarakat. “Sehingga, para alumni dapat lebih bisa berkontribusi dalam hajatan nasional lima tahunan yang penting ini,” pungkasnya.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Kapan Survei Poltracking Indonesia tentang elektabilitas pasangan capres-cawapres dilakukan? Survei ini diselenggarakan Poltracking Indonesia mulai tanggal 29 Oktober hingga 5 November 2023.
-
Apa tujuan dari survei Poltracking Indonesia? Tujuan survei untuk mengukur sejauh mana efektivitas langkah para kandidat dalam meningkatkan elektabilitasnya, serta sejauh mana pengaruh faktor eksternal di luar kandidat dapat mempengaruhi peta elektoral terkini.
-
Apa saja yang diresmikan Jokowi di Sulawesi Barat? "Juga pembangunan 3 ruas jalan sepanjang 22,4 kilometer yang ditangani dengan Inpres Jalan Daerah," ucap Jokowi.
Baca berita KPU di Liputan6.com
"Jadi kalau angka KPU 2014 berbeda dengan hasil quick count, maka hasil KPU layak dipertanyakan. Memang yang resmi KPU, tapi pengalaman saya di masa Orde Baru, yang resmi belum tentu benar," kata Rustam lewat pernyataan di laman Facebook-nya, kemarin.
Rustam menegaskan, dalam sejarah Pilpres 2004 dan 2009 tidak ada perbedaan mencolok hasil antara lembaga-lembaga survei. "Jadi kalau ada perbedaan 2 kelompok lembaga survei harus dicari mana yang benar mana yang salah. Karena tidak mungkin dua-duanya benar," ujar Rustam.
Peneliti senior itu mengambil kesimpulan berdasarkan fakta sejarah bahwa LP3ES yang pernah dipimpinnya adalah lembaga yang mengintrodusir pertama kalinya quick count dalam Pilpres 2004 yang berlangsung dua putaran.
"Dan saya adalah orang yang pertama kali mempresentasikannya di Hotel Borobudur tanggal 6 Juli 2004," kata Rustam.
Topik pilihan: Pilpres | Rekapitulasi KPU | Quick Count Pemilu 2014
Ketika itu, tutur Rustam, Pilpres 2004 berlangsung dua putaran yang akhirnya memenangkan SBY-JK melawan Megawati-Hasyim Muzadi. "Dalam 2 kali quick count itu hasil LP3ES hampir tidak berbeda sama sekali dengan hasil KPU," ujar dia.
Fakta kedua, lanjut Rustam, dalam Pilpres 2009, selain LP3ES ada lembaga survei lain seperti Lingkaran Survei Indonesia, Lembaga Survei Indonesia dan Cyrus.
"Ternyata lembaga-lembaga survei itu menghasilkan quick count yang tidak berbeda yang memenangkan SBY-Boediono dalam 1 putaran," ujar dia.
Seperti diketahui, hasil quick count dua kelompok lembaga survei menunjukkan hasilnya yang sangat berbeda. Mayoritas atau 8 lembaga survei yang selama ini dikenal kredibel memenangkan Jokowi-JK, sementara 4 lembaga survei yang ditayangkan tvOne dan MNC Grup mengunggulkan Prabowo-Hatta.
Baca juga:
Peneliti senior: Lembaga survei pemanipulasi harus dipenjarakan!
Peneliti sebut lembaga survei ladang bisnis, sulit dipercaya
Lembaga survei disarankan deklarasi sebelum hitung cepat
Dituding pro Jokowi, 3 lembaga survei dilaporkan kubu Prabowo