Hasnaeni 'Wanita Emas' bantah kampanye di car free day
Dirinya justru mengkritik balik Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat
Bakal calon Gubernur DKI Jakarta Hasnaeni Moein membantah tudingan yang menyebut dirinya melakukan kampanye terselubung melalui kegiatan car free day (CFD), akhir pekan lalu.
Meski membantah, namun dirinya justru mengkritik balik Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat yang menegaskan pelarangan CFD untuk berkampanye. Menurutnya, hal itu tidak adil dengan cara Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk menarik simpati masyarakat Jakarta.
-
Bagaimana wanita tersebut dimakamkan? Berdasarkan hasil penelitian kerangka, tinggi wanita tersebut sekitar 152 cm. Kerangkanya ditemukan berbaring telentang di samping kerangka suaminya, namun yang mengejutkan para ilmuwan, bagian atas kepalanya hilang.
-
Apa yang dilakukan wanita Suku Dayak saat acara Pekan Gawai Dayak? Perempuan Suku Dayak berbalut busana adat itu salah satunya saat acara Pekan Gawai Dayak (PGD) ke-37 Kalimantan Barat yang digelar di Rumah Radakng, Pontianak, Sabtu (20/5). Pekan Gawai Dayak akan digelar selama empat hari hingga Selasa, 23 Mei 2023.
-
Apa yang ditemukan di samping makam wanita tersebut? Apa yang membuat penemuan ini sangat menarik adalah perempuan tersebut dikuburkan di samping anak panah yang "secara simbolis laki-laki", menantang persepsi tradisional tentang peran gender.
-
Di mana makam wanita tersebut ditemukan? Makam ini ditemukan di situs pemakaman berusia 6.500 tahun di Fleury-sur-Orne, Normandia, Prancis utara.
-
Di mana jemaah wanita asal Surabaya membeli emas? Dalam sebuah video unggahan di YouTube, seorang konten kreator merekam saat para jemaah haji asal Indonesia beramai-ramai memborong pernak-pernik unik di sebuah toko.
-
Dimana makam wanita bangsawan itu ditemukan? Di bagian bernama Khar Nuur di Mongolia, peneliti menemukan makam wanita bangsawan di dalam tembok benteng dari zaman Khitan.
Sebab, perempuan yang akrab disapa 'Wanita Emas' ini menyebut TemanAhok juga pernah menggalang dukungan massa dengan mengumpulkan KTP warga pada kegiatan CFD.
"Saya melihat bahwa Pak Djarot sudah mulai menegur, saya menganggap apakah Pak Djarot itu takut sama Pak Ahok sehingga tidak berani menegur. Karena jelas-jelas menggalang KTP itu kan mobilisasi massa. Pengumpulan KTP itu kan jelas-jelas menggalang massa," ujarnya di Kampung Gaga, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (25/3).
Hasnaeni pun melihat hal itu hanya kesalahpahaman. Dirinya pun berharap Pemerintah Provinsi (Pemprov) bisa mengeluarkan inovasi agar persaingan merebutkan kursi DKI 1 bisa berjalan secara sehat.
"Saya membaca berita Pak Djarot juga sudah mengimbau bahwa Gubernur juga jangan menggunakan aset-aset pemda yang ada," pungkasnya