Kuburan Misterius Berisi Perhiasan Ini Ungkap Seperti Apa Mongolia Sebelum Genghis Khan Berkuasa
Makam ini adalah milik seorang elit, dari kalangan terpandang.
Sebuah “kuburan elit” dari abad ke-12 yang ditemukan di Mongolia memberikan pencerahan baru tentang periode yang kurang dipahami sebelum bangkitnya penakluk terbesar dunia, Ghengis Khan.
Makam ini disebut pemakaman Khar Nuur, dibangun pada tahun-tahun antara runtuhnya Kekaisaran Khitan sekitar tahun 1125 M dan kebangkitan Kekaisaran Mongol pada tahun 1206 M.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Mongolia Dalam? Arkeolog China baru-baru ini mengumumkan penemuan yang menarik di wilayah Mongolia Dalam (Inner Mongolia). Mereka menemukan cangkang naga.
-
Dimana letak kekaisaran Mongol? Dia dan putra-putranya menaklukkan orang-orang mulai dari Adriatik sampai Pasifik, menjangkau Austria, Finlandia, Kroasia, Hungaria, Polandia, Myanmar, Vietnam, Jepang, dan Indonesia.
-
Apa yang ditemukan di Mongolia? Mongolia, yang memiliki beberapa deposit emas terbesar di dunia, menjadi pemain utama dalam industri pertambangan emas global.
-
Apa yang ditemukan di makam kaisar China kuno itu? Tidak hanya itu, di dalam makam ini ditemukan 350 artefak. Makam ini ditemukan di reruntuhan Wangzhuang di Yongcheng. Dikutip dari Greek Reporter, ini adalah makam terluas pada masa silam.
-
Dimana kerangka korban invasi Mongol ditemukan? Dilansir dari laman Newsweek, tulang-tulang tersebut ditemukan di situs arkeologi yang berada di desa Czermno, Lublin dekat kawasan benteng bukit Czerwien peninggalan bangsa Slavia terbesar selama abad pertengahan.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Turkistan? Para arkeolog menemukan perhiasan emas, mata panah, dan cermin perunggu besar dari kuburan berusia sekitar 2.000 tahun di wilayah Turkistan, Kazakhstan selatan.
Kekaisaran Khitan, berdiri pada abad ke-10 dan mencakup sebagian besar wilayah timur dan tengah Mongolia pada puncak kekuasaannya, mulai runtuh pada awal abad ke-12.
Konflik singkat terjadi setelah bangsa Mongol di bawah pimpinan Ghengis Khan naik ke tampuk kekuasaan sekitar tahun 1206 M.
Namun apa yang terjadi antara tahun 1125 dan 1206 itu sangat sedikit dipahami.
"Setiap informasi baru mengenai isu-isu seperti identitas orang-orang yang aktif di wilayah ini selama abad ke-12, afiliasi budaya, komersial, dan politik mereka merupakan hal yang sangat menarik," kata para ilmuwan yang meneliti kuburan tersebut, dikutip dari The Independent, Rabu (4/9).
Wanita Bangsawan
Penelitian yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Archaeological Research in Asia, menganalisis serangkaian tembok panjang dan struktur terkait yang membentang sekitar 4000 km di Mongolia, China utara, dan Rusia yang dibangun antara abad ke-11 dan ke-13.
Tidak jelas kapan tepatnya struktur tersebut dibangun, siapa yang membangunnya, dan apa fungsinya.
Di bagian bernama Khar Nuur di Mongolia, peneliti menemukan makam wanita bangsawan di dalam tembok benteng dari zaman Khitan.
Para peneliti menduga pilihan untuk menguburkan perempuan tersebut di dalam benteng bisa menjadi “simbol identitas, ingatan, dan kekuasaan yang menyedihkan di masa transisi”.
Perhiasan dan Perkakas
Sisa kerangka wanita tersebut menunjukkan tanda-tanda osteoartritis ringan pada persendian dan kondisi tulang belakang, yang mengisyaratkan bahwa dia menjalani gaya hidup aktif.
Dia juga tampaknya telah kehilangan hampir seluruh giginya sebelum kematiannya. Wanita itu dimakamkan dengan jubah sutra kuning dan tekstil sutra diletakkan di bawah kepalanya.
Ditemukan juga berbagai aksesoris, perhiasan, dan artefak lainnya seperti kerudung sutra, hiasan emas, manik-manik, guci perunggu, mangkok perak, gelang emas, dan pisau besi berlapis emas.
Dengan berbagai temuan itu, wanita tersebut diduga dari keturunan orang penting dan punya kedudukan politik tertentu.
Koneksi Simbolis
Temuan ini menunjukkan masyarakat yang mendiami kawasan Khar Nuur selama ini terlibat dalam “perjuangan politik makro regional”.
“Pemakaman Khar Nuur mewakili jendela unik menuju lanskap sosial dan politik Mongolia abad ke-12 yang kompleks,” kata salah satu penulis studi, Gideon Shelach-Lavi.
“Hal ini menunjukkan bagaimana elit lokal menggunakan koneksi simbolis dengan kerajaan masa lalu untuk melegitimasi kekuasaan dan status mereka, bahkan ketika mereka menghadapi lingkungan politik yang berubah dengan cepat.
”Alternatifnya, para arkeolog mengatakan para pengembara mungkin menggunakan benteng Kitan yang ditinggalkan sebagai tempat penguburan untuk menegaskan klaim mereka sendiri atas tanah tersebut.
Para peneliti berharap analisis lebih lanjut mengenai penguburan tersebut akan memberikan lebih banyak wawasan tentang masa transisi penting dalam sejarah dunia ini.