Arkeolog Temukan Cangkang Naga Berusia 6700 Tahun, Ternyata Makhluk "Jadi-Jadian"
Cangkang naga ini ditemukan di wilayah Mongolia Dalam (Inner Mongolia).
Arkeolog Temukan Cangkang Naga Berusia 6700 Tahun, Ternyata Makhluk "Jadi-Jadian"
Arkeolog Temukan Cangkang Naga Berusia 6700 Tahun, Ternyata Makhluk "Jadi-Jadian"
Arkeolog China baru-baru ini mengumumkan penemuan yang menarik di wilayah Mongolia Dalam (Inner Mongolia). Mereka menemukan cangkang naga.
Ternyata, ini bukan hewan naga asli, melainkan makhluk "jadi-jadian". Naga yang ditemukan di kota Chifeng ini merupakan hasil karya kelompok masyarakat zaman Neolitikum, terbuat dari kerang.
Sumber: Heritage Daily
-
Siapa yang temukan fosil 'naga' itu? Dinocephalosaurus orientalis, yang berarti 'kadal berkepala mengerikan' dari timur Samudra Tethys (samudra kuno masa Mesozoikum), pertama kali ditemukan di wilayah Provinsi Guizhou, Tiongkok oleh Profesor Li Chun pada tahun 2003.
-
Kapan 'Manusia Naga' hidup? Peneliti meyakini individu yang berusia 900.000 tahun tersebut adalah hibrida—sebagian dari Homo sapiens, dan sebagian lagi dari Homo longi, spesies yang telah lama hilang dan dikenal sebagai 'Manusia Naga'.
-
Dimana fosil naga ditemukan? Fosil tersebut ditemukan di deposit batu kapur kuno di China selatan.
-
Di mana fosil 'naga' ditemukan? Dinocephalosaurus orientalis, yang berarti 'kadal berkepala mengerikan' dari timur Samudra Tethys (samudra kuno masa Mesozoikum), pertama kali ditemukan di wilayah Provinsi Guizhou, Tiongkok oleh Profesor Li Chun pada tahun 2003.
-
Siapa yang mempelajari fosil naga? 'Penemuan ini memungkinkan kita untuk melihat hewan berleher panjang ini secara utuh untuk pertama kalinya. Ini adalah satu lagi contoh dunia Trias yang aneh dan menakjubkan yang terus membingungkan para ahli paleontologi,' jelas Dr Nick Fraser, dari Museum Nasional Skotlandia, yang merupakan bagian dari tim internasional yang mempelajari fosil tersebut.
-
Kenapa hewan purba ini mirip naga? 'Kami yakin ia akan menarik imajinasi di seluruh dunia karena penampilannya yang mencolok, mengingatkan pada naga China dalam mitos yang panjang dan mirip ular.'
Foto: Inner Mongolia Daily
Zaman Neolitikum
Penemuan ini terkait dengan Budaya Hongshan, sebuah kelompok masyarakat Neolitikum yang berkembang di cekungan sungai Liao Barat dan mendiami wilayah timur laut China dan Inner Mongolia dari tahun 4700 hingga 2900 SM.
Naga Rakitan
Naga "jadi-jadian" ini memiliki panjang sekitar 20 sentimeter. Artefak ini dirakit dengan menggunakan beberapa kerang yang membentuk bagian kepala, tubuh, dan ekornya.
Budaya Hongshan
Penemuan ini memiliki makna yang penting, karena ia mendahului bentuk naga giok berbentuk C yang menjadi ciri khas Budaya Hongshan.
Budaya Hongshan dikenal dengan naga gioknya yang mendetail dan naga embrio, yang merupakan contoh-contoh awal dari seni pahat giok.
Para arkeolog menganggap budaya ini sebagai fase penting dalam perkembangan awal China. Walaupun hubungan bahasa penduduk kuno masih diperdebatkan, Budaya Hongshan diyakini telah berkontribusi pada perjalanan peradaban China.
Sumber: Heritage Daily
Metafisika
Artefak giok dari Budaya Hongshan biasanya ditemukan di tempat-tempat suci atau lokasi ritual yang canggih. Namun, naga ini memberikan wawasan yang berbeda. Ini mengindikasikan keyakinan metafisik yang dipegang oleh penduduk pemukiman Budaya Hongshan yang lebih sederhana.
“Penemuan ini merupakan temuan penting yang mengisi kesenjangan dalam pengetahuan para arkeolog tentang simbol naga pada awal Kebudayaan Hongshan.”
Song Jinshan, Presiden Institut Relik Budaya dan Arkeologi Inner Mongolia, dalam wawancaranya dengan Global Times.
Sumber: Heritage Daily
Penemuan cangkang naga ini memberikan pemahaman lebih mendalam tentang kepercayaan dan budaya masyarakat kuno. Ini juga menunjukkan betapa pentingnya penelitian arkeologi dalam mengungkapkan jejak-jejak masa lalu yang membentuk peradaban kita saat ini.
Sumber: Heritage Daily