ICMI nilai Jimly, Din Syamsuddin, Mahfud MD layak dampingi Jokowi di 2019
Priyo menyodorkan tiga nama tersebut karena merupakan figur dari kalangan non parpol.
Wakil Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Bidang Politik Dalam Negeri Priyo Budi Santoso mengusulkan sejumlah sosok yang layak dipertimbangkan untuk mendampingi Joko Widodo dalam Pilpres 2019. Dia menilai sosok non partai politik merupakan kriteria yang tepat untuk mendampingi Jokowi.
"Ada nama lain yang bisa, untuk (kalangan) ekonomi dan juga Islam yang patut dipertimbangkan ada Jimly Asshiddiqie, Din Syamsuddin dan Mahfud MD dari jalur luar partai, tetapi punya kelebihan sisi keislaman," kata Priyo Budi Santoso di Jakarta seperti dilansir Antara, Rabu (8/3).
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Bagaimana pengaruh Presiden Jokowi pada Pilkada Jateng? Peta kompetisi Pemilihan Gubernur Jawa Tengah berdasarkan temuan survei ini tampak masih cair. Semua kandidat masih berpeluang untuk saling mengungguli. Selain faktor popularitas calon, faktor Jokowi Effect, melalui tingkat kepuasan kepada presiden dapat berpengaruh," imbuh dia.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Dia menyayangkan apabila tokoh berkualitas yang tidak tergabung dalam partai politik kemudian tak dipilih oleh Jokowi. Dia mencontohkan, padahal Din Syamsuddin termasuk sosok yang dekat dengan Presiden Jokowi.
Meski begitu, ia berpendapat tokoh-tokoh dari partai yang akan diusulkan masing-masing partai pendukung juga figur yang layak.
Tokoh yang mendampingi Presiden Jokowi, menurut dia, sebaiknya memiliki kriteria dapat meningkatkan elektabilitas, meskipun berdasarkan sejumlah survei menunjukkan elektabilitas Presiden Jokowi tinggi.
Ia memperkirakan terdapat tiga skenario dalam Pilpres 2019, yakni dua kubu mengulang Pilpres 2014 antara Jokowi dan Prabowo sebagai risiko demokrasi.
Selanjutnya kemungkinan muncul poros ketiga yang dimotori oleh Partai Demokrat, PKB dan PAN. Terakhir, skenario calon tunggal Jokowi berpasangan dengan Prabowo Subianto.
"Menambah elektabilitas penting, orang perkasa yang posisinya menguntungkan, jika salah pilih pasangan akan menyulitkan, kalau ada cawapres bisa selesaikan masalah ini, bisa jadi peluang besar," ucap Priyo.
Baca juga:
Nurhayati: Saya kira tidak ada yang keberatan dengan pembentukan poros ketiga
Jika poros ketiga terbentuk, PPP bakal ajak dukung Jokowi
5 Partai dukung Jokowi, Ketum PPP sebut sulit terbentuk poros ketiga
Wacana poros ketiga, Golkar & PPP tetapi setia pada Jokowi
Sekjen PPP sebut dukungan ke Jokowi di Pilpres 2019 bukan harga mati