Ingin DKI bebas korupsi alasan Anies rekrut dua eks pimpinan KPK
Dua mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto dan Adnan Pandu Praja didaulat jadi tim pakar dan juru bicara (jubir) pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, yakni Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Dua mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto dan Adnan Pandu Praja didaulat jadi tim pakar dan juru bicara (jubir) pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, yakni Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
"Pak Pandu hari ini menyatakan kesediaannya hadir, ada juga Pak Bambang Widjojanto tapi beliau berhalangan hadir. Ini adalah atas nama komitmen Anies-Sandi terhadap pemerintahan yang bersih, transparan dan antikorupsi," ujar Anies Baswedan di Posko Pemenangan Cicurug, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (30/10).
Lanjut Anies mengatakan, Jakarta adalah kota besar, sehingga tidak bisa hanya diurus oleh satu atau dua orang. Pembentukan para pakar dan jubir ini untuk melakukan kerja secara kolektif dalam membangun perubahan di Jakarta.
"Untuk bisa kita menghadirkan ide, gagasan, dan dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada teman-teman semua secara khusus hadir menjadi anggota tim pakar dari Anies-Sandi dan pemenangan untuk Pilgub Jakarta," kata Anies.
Sandiaga menambahkan 17 dewan pakar yang ada di timnya berfungsi sebagai tim transisi jika dirinya memenangkan Pilgub DKI. "Pekerjaan mereka (tim transisi) untuk menyiapkan program kerja Anies-Sandiaga seandainya Allah SWT memberikan amanah," imbuhnya.
"Jadi untuk tim transisi akan menyusun koridor-koridor, utamanya tentang antikorupsi dan beberapa permasalahan lingkungan, permasalahan bagaimana berhubungan dengan dunia usaha dan lain sebagainya," papar Sandiaga.
Selain Dewan Pakar, adanya 13 Jubir berfungsi untuk menyampaikan visi dan misi Anies-Sandi. "Jadi Jubir ini diberikan tugas khusus langsung berinteraksi memaparkan kinerja kami secara resmi," terangnya.
Lebih jauh Sandiaga mengungkapkan seluruh dewan pakar dan Jubir ditentukan oleh dirinya dan Anies Baswedan. Namun semua dengan masukan dan pertimbangan dari partai yang mengusung.
"Ini semuanya ditentukan dari kami, tapi semuanya finalnya dari mas Anies," pungkasnya.