Ini 4 ledekan sindir Ical tak bakal jadi presiden
Ical capres sepertinya harga mati untuk Golkar. Mereka tak mau menurunkan kelas menjadi cawapres.
Partai Golkar masih bersikeras mengusung Aburizal Bakrie alias Ical sebagai calon presiden. Mereka belum mau menurunkan 'kelas' Ical menjadi cawapres. Hal ini yang membuat Golkar kesulitan menggandeng mitra koalisi.
Ical sudah bertemu Jokowi untuk bicara koalisi. Tapi tak ada titik temu. Kedua pihak, PDIP dan Golkar tak ada yang mau mengalah. Keduanya ngotot mengusung capres masing-masing.
Ical pun sudah bertemu Prabowo. Namun belum ada kejelasan bagaimana kelanjutannya. Prabowo pun jelas tak mau mengalah sebagai cawapres.
Ketua Forum Silaturahmi DPD II Partai Golkar Muntasir Hamid mengaku tak setuju dengan wacana pencalonan Aburizal Bakrie ( Ical ) sebagai wapres. Muntasir mengatakan, tidak bisa begitu saja Ical turun kasta menjadi cawapres. Dia lebih setuju jika Ical mundur dari pencalonan dan hanya menjadi king maker saja jika tak jadi capres.
Dia melihat banyak kader partai lain yang lebih pantas dicalonkan sebagai cawapres. Seperti Jusuf Kalla (JK) atau Akbar Tandjung yang lebih pantas dan bisa membawa Golkar lebih baik di pilpres nanti.
"Kan banyak kader kita, ada Akbar, ada Jusuf Kalla majukan saja jadi wapres orang itu," tutur dia.
Itu kata pendukung Ical . Namun banyak juga yang menyindir Ical akan sulit menang jika tetap ngotot bertarung di bursa capres 2014.
Berikut sindiran untuk Ical tersebut.
-
Siapa yang diusung oleh Partai Golkar sebagai Cawapres? Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Apa yang dilakukan Partai Golkar dalam Pilpres 2024? Presiden terpilih periode 2024-2029 sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar atas kerja keras memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024. Dia menyebut, Partai Golkar telah bekerja keras.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Apa keputusan yang diambil Partai Golkar terkait Pilpres 2024? Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
Taruhan miliaran Ical pasti gagal
Pendiri sayap Partai Golkar Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Soksi), Suhardiman, yakin jika Ical tetap ngotot untuk nyapres maka tidak akan sukses.
Dia menyarankan agar Ical menjadi 'king maker' saja dibandingkan ngotot maju sebagai Capres. Hal itu justru lebih menguntungkan bagi partai berlambang pohon beringin itu. "Kalau boleh menyarankan Ical jangan jadi King, tapi lebih baik menjadi 'King Maker'," ujarnya.
Bahkan, dia berani bertaruh bila tetap ngotot maju, Ical akan tumbang dalam pilpres nanti. "Saya yakin dan berani bertaruh berapapun, jutaan atau miliaran, Ical pasti gagal," tegas dia lagi.
Dia menyarankan agar Golkar berkoalisi dengan PDIP, bukan Gerindra. Pasalnya, dia melihat peluang capres PDIP Jokowi cukup besar menang dalam pilpres.
Ical bukan satria pininggit
Pendiri Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Soksi) Suhardiman mengatakan, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie jangan bermimpi bisa menjadi presiden. Menurutnya, berdasarkan sejarah, presiden Indonesia sebagian besar berasal dari Jawa.
"Berbicara mengenai Ical, jangan mimpi bisa menjadi orang pertama di Indonesia. Berdasarkan sosiologi, sebagian besar orang Jawa. Yang jadi presiden, ya orang Jawa," ujar Suhardiman, saat menjamu Ketua Umum MKGR Priyo Budi Santoso di kediamannya, Jumat (2/5).
Lebih lanjut, Suhardiman mengatakan, calon pemimpin Indonesia yang populer sekarang ini berasal dari Jawa. Calon presiden dari Jawa tersebut adalah Prabowo dan Jokowi.
Suhardiman menganalogikan pemimpin sekarang ini sebagai Satria Piningit seperti yang diramalkan Jayabaya. Bahwa Satria Piningit itu adalah pemimpin yang berasal dari bawah.
Sampai lumutan tak bisa jadi presiden
Ambisi Ical menjadi orang nomor satu di Indonesia diperkirakan akan menemui jalan terjal. Tidak mudah bagi Ical untuk menjadi presiden.
"Pemimpin kita itu tidak ada akar. Yang ada sekarang itu pemimpin punya dua triliun langsung melenting jadi capres dan cawapres. Tidak bisa masyarakat dibeli, yang dibeli harusnya mekanismenya dibeli. Aburizal mau dipilih sampai lumutan itu tidak terpilih," kata budayawan, Radhar Panca Dahana di Gedung DPD Jakarta, tahun lalu.
Menurut dia, banyak calon pemimpin tidak mempunyai prestasi untuk masyarakat, namun berhasrat menjadi pemimpin. Padahal pemilu masih lama.
"Bagaimana seorang pemimpin disamakan dengan kacang goreng, yang menentukan pemimpin itu kerjanya. Promosi itu penipuan. Aburizal Bakrie, Prabowo. Penipuan politik itu murahan, penipuan. Kalau calon-calon seperti itu hancur negeri ini," ujar dia.
Ical cuma jadi penari latar
Direktur Lembaga Pemilih Indonesia, Boni Hargens menyatakan bahwa sebaiknya Golkar bergabung dengan Partai Gerindra . Terlebih, bersatunya partai itu agar mampu menghadapi pesaing lainnya.
"Golkar dan Gerindra , asumsi saya ini bisa menyatu dan bisa mengimbangi NasDem dan PDIP ," kata Boni saat diskusi di bilangan Cikini, Jakarta, Selasa (22/4).
Dia menjelaskan, bila Ical ngotot untuk melenggang di Pilpres 9 Juli mendatang merupakan hal yang cuma-cuma. Walaupun Golkar di peringkat kedua, ketua umum Golkar itu hanya sebagai 'pemanis'.
"Golkar ngotot mengusung ARB (Ical) di Pilpres, mungkin ARB hanya bisa menjadi penari latar. Seharusnya Golkar harus menjadi peran yang realistis," ungkapnya.
Maka dari itu, Boni mengusulkan agar majunya Ical dapat dievaluasi kembali.