Ini cara PDIP jaga tren positif elektabilitas Jokowi
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memiliki strategi awal untuk menjaga tren elektabilitas positif Presiden Joko widodo. Ketua DPP PDIP Andreas Pareira mengatakan salah satu strateginya yakni mengawal dan menyosialisasikan capaian kinerja Jokowi sejak saat ini.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memiliki strategi awal untuk menjaga tren elektabilitas positif Presiden Joko widodo. Ketua DPP PDIP Andreas Pareira mengatakan salah satu strateginya yakni mengawal dan menyosialisasikan capaian kinerja Jokowi sejak saat ini.
Hal ini menyusul hasil survei yang dirilis Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebut elektabilitas Presiden Joko Widodo masih berada di atas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Partai mengawal dan mendukung khususnya menyosialisasikan program dan keberhasilan pemerintahan Jokowi," kata Andreas saat dihubungi merdeka.com, Jumat (6/10).
Andreas melihat hasil survei SMRC bisa menjadi masukan untuk semakin giat menyosialisasikan hasil kerja pemerintah selama 3 tahun terakhir.
"Tentu hasil survei ini menjadi baham masukan yang berharga bagi pemerintahan Jokowi, terutama dalam hal sosialisasi program dan hasil kerja pemerintahan," teranganya.
Menurutnya, sosialisasi capaian kinerja merupakan pekerjaan rumah pemerintahan Jokowi-JK. Padahal, sejumlah program yang baik milik pemerintah sudah mulai terlihat hasilnya. Sebut saja, program Nawacita, jaminan kesehatan, pendidikan serta pemerataan pembangunan desa.
"Namun hasil-hasil pembangunan ini kurang dikomunikasikan dengan baik ke publik," tukasnya.
Diketahui, Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) membeberkan hasil survei menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Posisi Presiden Joko Widodo sebagai petahana berada di atas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Dukungan untuk Jokowi pada September 2017 ini sebesar 38,9% dan Prabowo 12%. Nama-nama lain di bawah 2%. Dalam bentuk pertanyaan semi terbuka, dukungan kepada Jokowi sebesar 45,6%, disusul Prabowo 18,7%, SBY 3,9%. Nama-nama lain di bawah 2%.
"Dalam 3 tahun terakhir, bagaimanapun simulasinya, elektabilitas Jokowi cenderung naik, dan belum ada penantang cukup berarti selain Prabowo. Prabowo pun cenderung tidak mengalami kemajuan," ujar Direktur Eksekutif SMRC, Djayadi Hanan dikutip dari www.saifulmujani.com, Kamis (5/10).
Baca juga:
Fadli Zon bandingkan elektabilitas Jokowi dengan Putin dan Duterte
Soal survei SMRC, Fadli Zon bilang harapan rakyat ke Prabowo masih tinggi
Hanura yakin elektabilitas Jokowi di atas 50 persen akhir tahun 2017
Tommy Soeharto buka-bukaan soal pilpres 2019 hingga nama dicatut di sosmed
SMRC sebut Jokowi mampu membawa coattail effect di Pilpres 2019
Para kandidat Cawapres Jokowi di 2019
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Kapan survei Indikator Politik Indonesia dilakukan? Survei tersebut melibatkan 810 responden dengan metode simple random sampling dan margin of error sekitar 3,5 persen.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.