Ini Saran Dokter Jiwa untuk Para Caleg Jelang Pemilu 2019
Calon legislatif (caleg) yang saat ini tengah berkontestasi harus bisa memanage stres agar tidak mengalami distress. Langkah awal yang harus ditempuh yakni mengidentifikasi risiko saat gagal maupun terpilih.
Calon legislatif (caleg) yang saat ini tengah berkontestasi harus bisa memanage stres agar tidak mengalami distress. Langkah awal yang harus ditempuh yakni mengidentifikasi risiko saat gagal maupun terpilih.
Kepala Bidang Medik Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Dr Rajiman Wediodiningrat Lawang, dr Gunawan MMRS menerangkan, dunia medis mengenal istilah manajemen risiko. Caleg harus mengantisipasi risiko-risiko yang akan terjadi setelah pemilihan 17 April dan penetapannya oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Kenapa penangkapan Caleg S menjadi hal yang miris? Tapi miris sekali sebenarnya kalau melihat kasus narkoba seperti ini, terutama karena pelakunya oknum caleg terpilih. Apa nggak malu sama masyarakat dapilnya? Kan seharusnya dia memberi contoh perilaku yang baik. Ya tapi ada baiknya kalau oknum seperti ini ketangkap sebelum dilantik. Karena tidak kebayang potensi abuse of power yang akan dia lakukan nantinya.
-
Apa yang menjadi fokus utama Pemilu 2019? Pemilu 2019 ini menjadi salah satu pemilu tersukses dalam sejarah Indonesia.Pemilu ini memiliki tingkat partisipasi pemilih yang sangat tinggi. Joko Widodo dan Ma'ruf Amin berhasil memenangkan pemilu.
"Orang ketika melakukan sesuatu hal harus mengantisipasi risikonya, baik risiko berhasil mendapatkan apa yang diinginkan maupun risiko ketika tidak berhasil mendapatkan apa yang diinginkan. Dia harus memanage risiko itu," kata Gunawan kepada merdeka.com, Kamis (28/2).
Setelah berhasil mengidentifikasi risiko, berikutnya mencari alternatif solusi dari setiap risiko tersebut. Semakin baik atau memecahkan, solusi itu maka akan meminimalisasi stress.
"Kemudian mencari alternatif solusi dari setiap risiko yang dia dapat identifikasi. Semakin bagus orang mengidentifikasi risiko, sekaligus memanagenya, maka orang tersebut, untuk jatuh dalam keadaan disstress semakin kecil," tegasnya.
Gunawan tidak lupa menyarankan, para caleg untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Lewat pendekatan religius akan menekan hal-hal yang bersifat guncangan diri.
"Selalu berdoa sebagaimana keyakinannya. Kalau muslim ya tawakal, berserah diri dan sabar. Efektif dan tidaknya (doa) itu tergantung keimanannya. Kalau orang percaya pada Tuhan pasti, tetapi kalau kepercayaannya tidak ada atau tipis ya tidak tahu lagi," katanya.
Gunawan mengatakan, harus disadari bahwa hidup akan selalu menghadapi gesekan dan kompetisi, tidak hanya dalam kontestasi caleg tetapi juga yang lain. Gangguan kejiwaan dipastikan terjadi, tetapi tidak mudah menghitung tingkat perbandingan antara caleg gangguan jiwa dan tidak gangguan jiwa akibat kegagalan tersebut.
"Kalau ngomongkan angka gangguan jiwa di masyarakat, secara keseluruhan tidak sampai 10 persen dari populasi, sementara yang berat itu 1 persen. Ini angka statistisk," katanya.
"Kenyataannya biasanya tidak jauh dari itu. Kalau ada caleg 1000 hanya 10 orang yang akan mengalami gangguan berat," terangnya.
Gunawan juga mengingatkan, bahwa gangguan kejiwaan yang diderita tidak mesti berat. Termasuk caleg yang merasa sudah memberi sesuatu pada calon pemilih, tetapi giliran gagal marah-marah dan mengambil pemberiannya.
"Apapun yang mengubah perilaku, pola pikir yang ada kaitannya dengan stressor yang dialami, dan itu menimbulkan kalau kita menyebutnya hendaya atau hambatan. Hambatan pada dirinya atau orang lain. Kalau dia marah-marah, Semula pada orang baik jadi tidak baik sudah masuk kriteria gangguan jiwa," jelasnya.
Baca juga:
Ini Tanda Caleg Mengalami Gangguan Jiwa Akibat Kalah Pemilu
Analisa Dokter Soal Para Caleg Terancam Gangguan Jiwa
RSJ Lawang Siap Terima Caleg Stres karena Gagal Terpilih di Pemilu 2019
RSUD Bayu Asih Purwakarta Siapkan Ruangan Khusus untuk Caleg Stres
Rumah Sakit Jiwa di Lampung Siap Tampung Caleg Alami Depresi
52 Rumah Sakit di Jateng Bersiap Menampung Caleg Gila Akibat Kalah Pemilu