Ini tanggapan Golkar soal JK diusulkan jadi Ketua Tim Pemenangan Jokowi
Dia menegaskan, Golkar tidak akan mengusulkan nama untuk ketua tim pemenangan, ataupun pendamping dalam pesta demokrasi. Partai berlambang beringin itu memutuskan untuk menyerahkan sepenuhnya kepada Jokowi.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham tidak ingin menanggapi usulan yang diajukan oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Di mana politisi PDI Perjuangan itu meminta Jusuf Kalla menjadi ketua Tim sukses Jokowi di Pilpres 2019.
Idrus menilai, hubungan Jokowi dan JK bukan hanya sebagai pejabat tetapi juga hubungan pribadi yang kuat. Ini nampak saat ulang tahun pernikahan JK yang ke-50 tahun, Jokowi dan JK sangat akrab.
"JK mantan ketua umum, jadi hubungan pribadi beliau luar biasa. Jarang loh seperti itu, sepanjang kita namanya Wapres hubungan yang sangat kuat, tidak hanya hubungan formal," katanya di Gedung DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Kamis (31/8).
Dia menegaskan, Golkar tidak akan mengusulkan nama untuk ketua tim pemenangan, ataupun pendamping dalam pesta demokrasi. Partai berlambang beringin itu memutuskan untuk menyerahkan sepenuhnya kepada Jokowi.
"Udahlah kita serahkan Jokowi sajalah apa yang terbaik untuk bangsa, jangan boleh kita menyandera Jokowi untuk menentukan cawapresnya," pungkasnya.
Sebelumnya, Tjahjo berharap seluruh menteri dapat kompak dalam mendukung Jokowi di Pilpres tahun 2019. Tak terkecuali Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Apabila JK tak maju dalam pilpres, dia mengusulkan agar nama mantan Ketua Umum Partai Golkar itu menjadi ketua tim sukses Jokowi.
"Mungkin Pak JK tidak maju lagi, mungkin beliau akan siap menjadi ketua timsesnya misalnya begitu. Kalau saya pribadi kalau bisa Pak JK ketua timses nya. saya pribadi loh ya," kata Tjahjo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (29/8).
Meski demikian, bekas Ketua Tim Pemenangan Jokowi-JK di Pilpres 2014 ini menyerahkan sepenuhnya kepada JK. Apabila JK ingin tetap maju sebagai cawapres Jokowi, maka akan pula didiskusikan dengan partai-partai koalisi pendukung Jokowi.
"Bukan mengunci pak JK, tidak. Kalau Pak JK mau maju, nanti akan dibahas di partai koalisi. Kalau tidak kita akan minta jadi ketua timsesnya lagi. Itu saja. Saya kira enggak ada masalah," ujarnya.
Apabila JK tetap berada di barisan Jokowi, Tjahjo berharap pada Pilpres 2019 mendatang partai politik maupun orang-orang yang mendukung Jokowi di Pilpres 2014 tetap kompak menyukseskan mantan Wali Kota Solo itu sebagai presiden dua periode. "Mudah-mudahan (tetap kompak)" tukasnya.
Baca juga:
Tjahjo Kumolo usul JK jadi ketua timses Jokowi di Pilpres 2019
Wapres JK dipastikan tak akan jadi ketua timses Jokowi di 2019
Bertepuk sebelah tangan keinginan jadikan JK ketua timses Jokowi
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Siapa yang diusung Partai Golkar menjadi Cagub Jabar? Partai Golkar mengusung mantan bupati Purwakarta Dedi Mulyadi maju menjadi calon gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2024.
-
Siapa yang diusung oleh Partai Golkar sebagai Cawapres? Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Siapa yang mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar? Presiden terpilih periode 2024-2029 sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar atas kerja keras memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.