Istri Capres Ini Hidup Pas-pasan di Negeri Orang, Rela Pulang ke Indonesia Demi Melahirkan Anak Pertama
Lahir di Kuningan, Jawa Barat, wanita ini terbang jauh ke Yogyakarta untuk menempuh pendidikan.
Dia pulang ke Indonesia karena khawatir dengan biaya di negeri orang.
Istri Capres Ini Hidup Pas-pasan di Negeri Orang, Rela Pulang ke Indonesia Demi Melahirkan Anak Pertama
Senyum selalu terpancar saat menemani suaminya di setiap kesempatan. Lahir di Kuningan, Jawa Barat, wanita ini terbang jauh ke Yogyakarta untuk menempuh pendidikan.
Fakultas Psikologi, jurusan yang ambilnya di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Ternyata di kampus itulah, wanita ini menemukan jodohnya. Pria tersebut menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi UGM.
Mereka pun menikah 11 Mei 1996. Wanita ini ikut merantau ke negeri orang usai suaminya mendapatkan beasiswa. Pada masa-masa inilah mereka mendapatkan pengalaman serta pembelajaran penting. Saat itu dirinya tengah mengandung anak pertamanya.
Kehamilan pertamanya juga tidaklah mudah, dia seringkali bolak-balik rumah sakit. Kehidupan mereka di Amerika jauh dari berlimpah.
Khawatir dengan biaya di Amerika Serikat, akhirnya dia pulang ke Indonesia demi melahirkan anak pertamanya. Bahkan saat melahirkan anak pertamanya, suaminya tak menemaninya karena masih pendidikan di Amerika Serikat.
Namun, beberapa saat setelah merasa cukup secara finansial, dia dan anak pertama mereka diterbangkan ke Amerika. Wanita itu menetap di Amerika cukup lama, sembari mengurus anak-anaknya ketiga anaknya dan melanjutkan S2.
Dia melanjutkan pendidikan S2 selama 1 tahun di Jurusan Applied Family and Child Studies di Northern Illinois University (NIU).
Bahkan selama menjalankan studinya, wanita yang bernama Fery Farhati Ganis, istri Anies Baswedan ini juga sempat menjadi Teaching Assistant.
Keluarga kecilnya baru menginjakkan kaki kembali di Indonesia pada penghujung 2005. Saat kembali ke tanah air, jiwa akademisi Fery tak berubah. Dirinya ingin mengaplikasikan apa yang Ia pelajari di Amerika mengenai parenting dan anak.
Fery ingin memberikan edukasi mengenai bagaimana cara menerapkannya di Indonesia. Sembari menjadi ibu rumah tangga, Fery tetap menyebarkan ilmunya dengan menjadi pembicara pada workshop atau pelatihan yang berkaitan dengan psikologi, pengasuhan anak, atau tentang keluarga.