Kekuasaan Ganjar Pranowo kembali digoyang
Jalan terjal Ganjar Pranowo kembali berkuasa di Jawa Tengah. Bukan cuma dari luar, serangan juga datang dari internal partai yang menaungi Ganjar yakni PDIP. Berbondong-bondong bupati di Jawa Tengah dari PDIP mendaftar penjaringan calon gubernur ke PDIP.
Jalan tak mudah tengah dihadapi calon petahan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Selayaknya seorang incumbent, serangan demi serangan tertuju kepada Ganjar.
Bukan cuma dari luar, serangan juga datang dari internal partai yang menaungi Ganjar yakni PDIP. Berbondong-bondong bupati di Jawa Tengah dari PDIP mendaftar penjaringan calon gubernur ke PDIP.
Hingga kini, PDIP belum menentukan pilihan. Jawa Tengah dianggap sakral bagi PDIP, sebab provinsi ini kerap diidentikan dengan kandang Banteng. Sudah lima belas tahun, PDIP berkuasa di Jawa Tengah.
Calon lawannya di Pilgub Jateng yang kerap menyentil kepemimpinan Ganjar, adalah Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono. Ferry kini tengah gencar blusukan di Jateng demi mendapatkan rekomendasi dari partai untuk bertarung di Jateng.
"Ini tanggung jawab saya sebagai bakal calon Gubernur Jawa Tengah untuk mendengarkan langsung apa yang diinginkan masyarakat dan apa yang mereka inginkan bagi pimpinan baru Jawa Tengah 2018-2023," ujar Ferry di hadapan para pengurus DPC dan PAC Gerindra Kabupaten Cilacap, Selasa (10/10).
Dalam blusukannya itu, Ferry mendapat keluhan kepemimpinan Ganjar. Menurut dia, tak ada perubahan yang dibawa Ganjar selama hampir lima tahun memimpin Jawa Tengah.
"Masyarakat ingin perubahan. Banyak janji kampanye yang tidak terwujud. Dan dari masyarakat saya dengar langsung kalau Gubernur sekarang tidak melakukan apa-apa," kata Ferry yang juga didukung organisasi buruh, nelayan dan petani.
Jalan Ganjar tak mudah untuk bisa kembali berkuasa di 'kandang banteng'. Apalagi, Ganjar mendapatkan perlawan dari internal PDIP itu sendiri. 25 Bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah mendaftar lewat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Penentu rekomendasi ada di tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Para politisi PDIP tak segan mengkritik kepemimpinan Ganjar. Termasuk Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito. Sigit memiliki data, angka kemiskinan di Jateng hanya turun satu persen saja selama kepemimpinan Ganjar.
"Pasti, itu yang saya tergelitik. Di Jawa Tengah angka kemiskinan kalau enggak salah turunnya hanya 1 persen. Saya tidak bermaksud membandingkan. Tidak," kata Sigit.
Sigit menjelaskan, berdasarkan dari pengalamannya, program pengentasan kemiskinan harus dirumuskan secara matang dan komprehensif.
"Harus dirumuskan. Masyarakat yang paling dibutuhkan apa? Jangan digebyah uyah semuanya harus dibelikan mesin jahit, semuanya tidak begitu," jelasnya.
Menurutnya, seorang pemimpin yang ingin mengubah kondisi kemiskinan harus benar-benar turun ke lapangan. Seorang pemimpin harus mengerti apa yang dibutuhkan rakyat miskin. Pasalnya, setiap daerah mempunyai karakter daerah itu sendiri dan itu berbeda.
"Harus berani turun, rakyat yang paling dibutuhkan apa? Ke-skillannya itu tidak sama. Di Magelang, di Purwodadi, di Demak, Jepara enggak sama. Kita lihat langsung, kita rumuskan. Nah, kalau pemimpin tidak bergerak pada kemajuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat ngapain?" ungkapnya.
Ganjar tidak menampik. Dia mengakui bahwa angka kemiskinan hanya turun satu persen. Namun menurutnya, persoalan kemiskinan harus ada kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah.
"Kalau stagnan enggak. Turun tapi pelan-pelan. Wong saya juga gregeten kok. Saya juga gregeten sama. Di Kabupaten/kota sama. Di nasional juga sama. Bahkan kemarin saya mendampingi Pak Presiden, Pak Jokowi pun kita juga berpikir yang sama. Maka kemudian polanya tidak bisa dengan seperti itu. Maka harus keroyokan ya. Mesti royokan. Bahwa itu menjadi prioritas ya," kata Ganjar, Jumat (11/8).
Baca juga:
Ferry Juliantono: Saya dengar, Gubernur Jateng sekarang tak melakukan apa-apa
Segera umumkan calon, PDIP yakin menang Pilkada Jateng
Sudirman Said tak masalah maju Pilgub Jateng sebagai cawagub
Klaim didukung Gerindra dan PAN, Sudirman Said bentuk 5.000 relawan
Golkar upayakan usung kader jadi bakal Cawagub Jateng
Dijagokan di Pilgub Jateng, Budi Waseso janji mengabdi di Polri sampai selesai
Sudirman Said dan Ferry Juliantono diperkenalkan ke kader Gerindra Jateng
-
Kapan Ganjar Pranowo hadir di Rakernas PDIP? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
-
Siapa yang Ganjar Pranowo temui di Rakernas PDIP? Ganjar tiba di lokasi pukul 13.27 WIB dengan mengenakan pakaian serba merah sambil membawa gambar Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden pertama RI, Soekarno.
-
Apa tugas penting yang diberikan PDIP kepada Ganjar Pranowo? “Tetap bersama rakyat,” tulis Ganjar di samping tanda tangan yang ia bubuhkan. “Kalau saya diminta atau tidak diminta, kalau kader ya harus siap,” tegasnya Ganjar saat diwawancara di gedung BCIS."Dulu dari dulu juga saya sering keliling ikut kampanye di banyak Pilkada gitu ya. Itu sudah melekat dalam diri, kalau kader ya harus begitu,” tambahnya.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
-
Siapa yang disebut sebagai pilihan realistis bagi PDIP untuk mendampingi Ganjar Pranowo? Bagi pengamat politik dari Unsoed Purwokerto, Indaru Setyo Nurprojo, pemilihan Mahfud MD merupakan pilihan rasional dari PDIP. “Saya pikir pilihan rasionalnya begitu. Ketika Cak Imin (Muhaimin Iskandar) diambil oleh Anies Baswedan, tentu pilihan PDIP mengarah pada kader-kader NU. Nah siapanya itu mereka akan berhitung tentang kekurangan dan kelebihannya,” kata Indaru dikutip dari ANTARA.