Januari 2019, Demokrat Tancap Gas Kampanyekan Prabowo-Sandiaga
Ferdinand menyebut, Demokrat saat ini fokus kampanye Pileg untuk memperkuat partai. Namun dalam kampanye Pileg, Demokrat sembari menyerap aspirasi dari masyarakat apakah ingin mengganti kepemimpinan nasional atau tidak.
Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menjelaskan, sampai saat ini partainya masih fokus kampanye Pileg dari pada kampanye Pilpres 2019. Dia mengatakan, awal bulan Januari Demokrat baru tancap gas mengkampanyekan Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno.
"Jadi kita mengkampanyekan Prabowo-Sandi itu nomor dua. Sekarang nomor satu sekarang partai dulu, nanti kemudian Januari ke sana itu baru kita merubah lagi strateginya," katanya saat dihubungi merdeka.com, Jumat (9/11).
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
Ferdinand menyebut, Demokrat saat ini fokus kampanye Pileg untuk memperkuat partai. Namun dalam kampanye Pileg, Demokrat sembari menyerap aspirasi dari masyarakat apakah ingin mengganti kepemimpinan nasional atau tidak.
"Dalam penguatan pileg itu kita juga akan mengkampanyekan Prabowo-Sandi, karena kita kan harus mengetahui betul dimana (daerah) kita yang bisa teriak Prabowo, dimana kita bisa teriak Sandi, dimana kita tidak bisa teriak," ujarnya.
Ferdinand tak khawatir jika sekarang belum 'full speed' kampanye Pilpres, Prabowo-Sandi bisa kalah. Menurutnya ini bagian dari strategi Demokrat supaya suara Pileg positif dan bisa memenangkan Pilpres.
Demokrat juga ingin menguatkan akar rumput dulu untuk bekal mengkampanyekan total Prabowo-Sandi di Januari nanti. Partai berlogo bintang mercy tersebut masih memetakan mana suara akar rumput yang nyaring memilih Prabowo-Sandi.
"Tidak ada gunanya terus teriak-teriak terus di depan, kita perkuat grassroot dulu, perkuat akar dulu, karena sehingga kalau akar sudah kuat di bawah nanti kan tinggal komando kita begini kita begitu kan jalan semua," ucapnya.
Saat ini, Demokrat ingin fokus memetakan suara di Pulau Jawa untuk mengetahui mana daerah yang potensial mendukung Prabowo-Sandi. Ferdinand bercerita saat berkunjung ke Jawa Tengah yang mana suara rival capres Prabowo yakni Joko Widodo masih kuat di kandang banteng atau provinsi yang didominasi PDIP.
Partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono tersebut tak ingin mengkampanyekan Prabowo-Sandi dengan percuma. Menurutnya sia-sia bila saat ini menggaungkan nama Prabowo-Sandi di daerah yang didominasi lawan. Hasil survei di Jawa Tengah, kata dia, juga masih sama dengan Pilkada 2018 lalu antara kepala daerah kubu Jokowi dan Prabowo.
"Ternyata di sana itu boleh kita katakan memang masih unggul Jokowi. Tetapi sudah tidak begitu signifikan ya, karena sebagian juga masyarakat di situ menginginkan pergantian kepemimpinan nasional dan ada sekelompok juga pokoknya tidak ada alasan tidak ada angin, tidak ada hujan ya harus Jokowi," tuturnya.
"Tapi untuk sebagian menyadari, (masyarakat) kita ini hidupnya makin susah, ingin ganti presiden gitu lah, nah itu kan kita petakan semua, kita petakan sehingga punya mapping resmi, mapping yang betul betul akurat mana yang harus kita garap habis habisan, mana yang kita tidak usah menghabiskan energi," tambah Ferdinand.
Dia membantah bila partai Demokrat mendukung Prabowo-Sandi sebagai cara untuk memenuhi syarat ikut Pemilu 2019, sehingga terkesan 'ogah ogahan' memenangkan Prabowo-Sandi. Dia menerangkan, strategi kampanye Demokrat hanya berbeda supaya target Pileg dan Pilpres tercapai.
"Itu kan anggapan mengada ngada itu, gak ada seperti itu kita ini kan bekerja dengan cara yang kita mengerti, kita anggap bisa memenangkan pertarungan ini, sudahlah masa kita berpolitik sehina itu gak begitulah, kita ini kan manusia manusia yang konsisten antara perbuatan dan ucapan," tegasnya.
"Kita menata pola kampanye nya, strategi kampanye nya, bagaimana supaya dua target ini tercapai Pileg dapet, Pilpres juga kita menangkan ngapain kami mengkampanyekan Prabowo kalo nanti (suara) partai (Demokrat) hilang kan begitu, jadi kita meramunya stategi taktis nya itu supaya dua duanya dapat, dapat di Pileg nya dapat di Pilpres nya," tambah Ferdinand.
Dia menambahkan, suara Prabowo-Sandi unggul di Jawa Barat dan masih keok di Jawa Tengah. Sementara untuk Jawa Timur masih imbang. Demokrat bakal borong suara habis habisan di Jawa Timur untuk Pileg dan Pilpres. Setelah Jawa sudah di petakan, baru kampanye keluar ke daerah lain.
"Jadi peta kekuatannya masih sangat sangat sama ya, kita fokus dulu ke Jawa ini semua supaya ada perubahan sedikit, terutama Jawa Timur, kita mau garap Jawa Timur, supaya Jawa Timur ini kita bisa unggul," paparnya.
Di pulau Jawa, Ferdinand tak ingin membongkar dimana wilayah yang suaranya positif untuk Prabowo-Sandi. Itu rahasia dapur untuk tancap gas kampanye Pilpres Januari nanti. Demokrat belum bisa mengungkapkan target akurat suara untuk hari pemilihan presiden April 2019 nanti. Untuk Pileg, Demokrat belum punya target. Sebab suara yang saat ini di Parlemen masih cukup bagus.
"Kita masih tahap konsolidasi penuh ke bawah ya jadi kita belum bisa mengatakan Demokrat menyumbang sekian suara (ke Prabowo-Sandi), kita akan meyakini setelah keliling dulu, baru nanti tahun depan baru kita bisa seperti apa, kalo sekarang ini belum," ucap Ferdinand.
Lebih lanjut, dia menambahkan, SBY juga turun ke bawah untuk menyerap aspirasi masyarakat apakah ingin ganti presiden atau tidak dengan cara halus. SBY enggan blak blakan supaya masyarakat dukung Prabowo-Sandi.
"Kita tidak datang pilih Prabowo begitu kita kampanye, kita tanya dulu apa yang mereka inginkan sekarang kepemimpinan pak Jokowi gimana, apakah sudah membaik, baru menjawab oh tidak pak, ingin ganti presiden, nah yaudah kita ini koalisi dengan Prabowo, dukung prabowo ya, jadi sejalan, gitu cara kita mendengar dulu masyarakat nya, kita tidak mau dateng langsung teriak teriak pilih Prabowo, kita tanya dulu," tutupnya.
Baca juga:
Reuni 212 di Monas pertimbangkan undang Prabowo-Sandiaga
Masuk tahun politik, Samsung tahan investasi baru untuk Indonesia di 2019
Hunian DP 0 persen untuk ASN bukan politis, tapi Jokowi tepati janji kampanye 2014
Kunjungi pabrik kecap Benteng, Sandiaga ingin UKM lokal go international
Ma'ruf tak masalah cucu pendiri NU di kubu Prabowo, yang penting tak fitnah & memaki
Dilaporkan ke Bawaslu soal janji bagi tanah, ini reaksi Ma'ruf Amin
Datangi pasar BSD, Sandiaga sebut harga stabil daya beli menurun