Jejak Gema Puan Maharani yang Tak Bertuan
Kantor GPMN terletak di antara dua rumah lain. Kondisinya terlihat tidak terawat dan terkunci rapat. Dua buah tiang bambu diikat bendera merah putih yang sudah kusam masih tertancap di pekarangan. Sementara, lampu depan rumah itu masih menyala.
Gerbang besi berwarna oranye itu selalu tertutup rapat selama satu tahun belakangan ini. Tidak ada tanda-tanda aktivitas apapun di rumah kawasan elite Tebet, Jakarta Selatan, Senin (10/5).
Di rumah ini, kelompok relawan Gema Perjuangan Maharani Nusantara atau yang disingkat GPMN kabarnya berkantor. Dari situs gemaperjuanganmaharani.com, lokasinya berada di Jalan Tebet Timur IV, Jakarta Selatan.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Apa yang terjadi saat Pramono Anung dan Puan Maharani bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani, terekam dalam kamera saat dirinya menarik bakal calon gubernur Jakarta Pramono Anung ke hadapan presiden terpilih Prabowo Subianto.
-
Di mana Ganjar Pranowo bertemu dengan para santri? Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Ma'Hadut Tholabah, Tegal, Jawa Tengah, Kamis (11/1/2024).
-
Kapan Ganjar Pranowo mulai beruban? Ganjar sendiri mengaku mulai tumbuh uban ketika masih duduk di bangku SMA, pada usia yang belum mencapai 20 tahun.
-
Kapan Ganjar Pranowo hadir di Rakernas PDIP? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
-
Kenapa Pramono Anung menggandeng Puan Maharani? "Sebenarnya saya yang menggandeng Mbak Puan, karena memang Pak Prabowo kan dikerubutin banyak orang yang pasti ada bisik-bisik masa diomongin," kata Pramono kepada wartawan di Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (6/9).
Tak mudah menemukan rumah relawan Puan Maharani tersebut. Akibat protokol Covid-19, untuk mengakses kantor GPMN perlu memutar melalui jalan Tebet Timur X yang dikawal sebuah pos satpam.
Kantor GPMN terletak di antara dua rumah lain. Kondisinya terlihat tidak terawat dan terkunci rapat. Dua buah tiang bambu diikat bendera merah putih yang sudah kusam masih tertancap di pekarangan. Sementara, lampu depan rumah itu masih menyala.
Tidak ada tanda-tanda rumah itu dijadikan kantor relawan. Satpam di kompleks tersebut yang memberitahu.
"Rumah pager oranye itu dijadikan tempat relawan," kata satpam berperawakan muda yang namanya tak mau disebut itu saat berbincang dengan merdeka.com di lokasi, Senin (10/5).
Satpam ini bercerita, sejak pandemi dimulai tahun lalu, rumah sewaan itu sepi. Tidak ada yang beraktivitas kecuali penjaga rumah. Biasanya, hanya ada perusahaan ekspedisi barang menuju rumah itu. Aktivitas pengurusnya ia ketahui semuanya melalui virtual.
©2021 Merdeka.com/ahda bayhaqi
Apalagi mendekati lebaran seperti saat ini. Rumah tersebut sepi ditinggal oleh penjaganya pula. Benar-benar tampak seperti rumah kosong tidak terawat dari luar.
Satpam komplek itu bercerita, rumah itu sudah dipakai sejak Pilpres 2019. Kelompok relawan itu adalah pendukung pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Pada saat Pilpres 2019 di kantor relawan itu cukup ramai. Mulai dari pertemuan hingga menggalang bantuan untuk membantu pemenangan Jokowi. Kondisinya berbeda dengan hari ini.
Menurut laman GPMN, mereka mengaku merupakan bekas aktivis 98 dan kelompok relawan Jokowi bernama Barisan Penggerak Rakyat Jokowi (Barak Join). Namun situs tersebut tidak menampilkan informasi mengenai pengurus GPMN.
Salah seorang staf Puan, mengaku tidak tahu menahu mengenai relawan tersebut. Termasuk siapa yang mengurus GPMN.
Di media sosial Twitter, jejak digital Gema Puan sempat tampak beraktivitas. Namun setahun belakangan, sejak 11 September 2020 akun ini pamit tak lagi berselancar.
Jejak terakhir. Semoga sukses untuk kalian. Bye. Akun ini kami non aktifkan. pic.twitter.com/MerKhA7iA9
— DPP GEMA PUAN MAHARANI NUSANTARA (@DppGema) September 11, 2020
Dulur Ganjar Pranowo (DGP) sempat menyinggung aktivitas Gema Puan. Ketum DGP Suroto menyebut, orang-orangnya dipakai untuk mendukung Gema Puan di daerah.
Menurut dia, Gema Puan instruksi dari PDIP. Sementara DGP, murni dari gerakan relawan yang dibangun lebih dulu sebelum Gema Puan.
"Saya bilang saya ketawa saja, karena yang dipanggil itu orang-orang saya, DPD-DPD itu (untuk dukung Gema Puan) iya. Terus saya bilang, saya demennya Pak Ganjar kok gimana. Terus ditanya duit darimana, duit dari rakyat, rakyat yang seneng kok. Temen-temen saya bilang begitu yang DPD, kan dia bingung bisa bikin spanduk, bikin baju, mereka iuran," jelas Suroto saat wawancara dengan merdeka.com.
Hingga berita ini diturunkan, merdeka.com masih belum berhasil mengkonfirmasi relawan Puan Maharani tersebut.
©2021 Merdeka.com/nur habibie
Suroto juga menyebut, di daerah Gema Puan cukup aktif. Bahkan, dengan kelompok relawan pendukung Ganjar, relawan Puan itu sempat berkomunikasi dan bersilahturahmi. Hubungan keduanya cukup baik.
"Masih banyak teman-teman di daerah diskusi sama mereka. Tidak masalah, biasa diskusi di lapangan. Teman-teman DGP di lapangan saling komunikasi. Hanya sebatas diskusi biasa dan silaturahmi," ucap Suroto.
Baca juga:
PDIP Soal Eks Relawan Jokowi Bentuk Dulur Ganjar Pranowo: Masih Amatiran
Survei Indometer: Ganjar, Prabowo dan Ridwan Kamil Capres Unggulan di 2024
Menebak Skenario Pilpres 2024 Usai Pertemuan Anies dan AHY
Pertemuan Anies dan AHY Dinilai Penjajakan Buka Peluang Koalisi di Pilpres 2024
Dulur Ganjar Pranowo 'Sikut' Gema Puan Maharani
Ini Susunan Lengkap Pengurus Dulur Ganjar Pranowo