Jika jadi Ketum Golkar, Airlangga disebut bakal tarik kader yang dipecat Setnov
Happy menyayangkan Yorrys dan Doli dipecat dari struktur Partai Golkar. Menurut dia, seharusnya seorang kader dipecat karena mengundurkan diri, tidak pernah aktif atau melakukan perbuatan melawan aturan.
Ketua Bidang Kajian Ideologi dan Kebijakan Publik Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Happy Bone Zulkarnain mengatakan, Airlangga Hartarto akan melakukan rehabilitasi terhadap kader-kader yang dipecat di era kepemimpinan Setya Novanto jika terpilih menjadi Ketum. Sebab, menurutnya, sejumlah kader yang dipecat oleh Setnov secara sepihak.
"Bagaiaman nasib kawan lain yang di pecatin Pak Nov. Saya mengatakan harus direhabilitasi," kata Happy dalam diskusi publik tema 'Munaslub : Golkar Masa Depan, Harapan dan Tantangan' di Jalan Kapten Tendean, Jakarta, Jumat (1/12).
Kader-kader yang dipecat, kata Happy, biasanya karena rajin mengkritik kebijakan yang dibuat Setnov. Contohnya, Yorrys Raweyai yang dicopot dari jabatan Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, dan Ketua GMPG Ahmad Doli Kurnia.
"Ada juga Yorrys orang yang dipecat itu biasanya karena pertama dianya kritik," terangnya.
Happy menyayangkan Yorrys dan Doli dipecat dari struktur Partai Golkar. Menurut dia, seharusnya seorang kader dipecat karena mengundurkan diri, tidak pernah aktif atau melakukan perbuatan melawan aturan.
"Dia menyatakan mengundurkan diri. Dia sama sekali tidak aktif kemudian dia melakukan perbuatan tercela," tegas Happy.
Selain merehabilitasi, lanjut Happy, Airlangga akan memaksimalkan kembali potensi kader-kader yang dipecat tersebut.
"Jadi kita akan melakukan perbaikan-perbaikan, penyempurnaan supaya kader Partai Golkar berkualitas betul-betul bisa kita fungsionalkan lebih maksimal lagi," tukasnya.
Baca juga:
Terima DPD I Partai Golkar, Jokowi bisa dianggap 'main api' oleh PDIP
Punya sejarah panjang selesaikan konflik, Golkar yakin bisa bangkit
Doli sebut jika Golkar tak Munaslub bakal dianggap tolerir kader korupsi
Dukung Airlangga, GMPG paparkan 3 kriteria ideal jadi ketum Golkar
Ketua DPP Golkar sebut 3 DPD belum setuju gelar munaslub
Idrus Marham sebut Golkar harus terus bergerak, jika tidak akan mati
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.