JPPR: Kampanye sebenarnya akan terjadi di masa tenang
Masa kampanye akan berakhir pada 11 Februari 2017. Masa tenang mulai 12 hingga 14 Februari 2017. Menurut Masykurudin, di masa tenang ini, manuver kampanye yang sebenarnya akan terjadi.
Pilkada serentak akan berlangsung delapan hari mendatang atau tepat 15 Februari 2017. Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat, Masykurudin Hafidz mengatakan, di masa tenang jelang puncak pilkada inilah akan terjadi peristiwa yang mengguncang politik tanah air.
"Satu pekan ke depan ada momentum besar yaitu rapat umum dan masa tenang. Pagi ada aksi besar umat Islam, siang dan sore ada rapat umum paslon 1 dan terakhir ada pesta rakyat paslon 2," ujar Masykurudin di Kantor Bawaslu RI, Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (7/2).
Masa kampanye akan berakhir pada 11 Februari 2017. Masa tenang mulai 12 hingga 14 Februari 2017. Menurut Masykurudin, di masa tenang ini, manuver kampanye yang sebenarnya akan terjadi.
"Kita tahu kampanye sesungguhnya ada di situ (masa tenang). Real campaign ada di masa tenang 3 hari itu. Dengan ragam teknik, metode dilakukan oleh mereka (yang punya kepentingan)," ucapnya.
Masykurudin memprediksi, pada masa tenang pihak pasangan calon juga mencoba menarik suara dari pemilih yang belum menentukan pilihan. Dari hasil survei belakangan, diperkirakan masih ada sekitar 10 sampai 15 persen pemilih di Pilgub DKI belum menentukan pilihan.
"Akan muncul potensi tindakan pelanggaran Pilkada yang meninggi jika persaingan antara paslon tidak bisa diatasi dengan baik," kata dia.
Selain itu, manuver para pendukung pasangan calon juga berpotensi menimbulkan pelanggaran di Pilgub DKI. Misalnya penyebaran berita hoax (bohong) menggunakan media sosial. Di samping itu, politik uang juga dianggap bisa memicu konflik di Pilkada Serentak.
"Semakin mendekati hari pemungutan, cara mempengaruhi masyarakat semakin beragam. Cara paling primitif dalam mempengaruhi pemilih adalah dengan cara memberi uang dan atau barang untuk mempengaruhi pilihan masyarakat," tuntasnya.