Jumlah anak muda di RI jadi pasar politik yang menarik digarap
Fenomena anak muda dalam politik bisa dijelaskan dalam 4C, yaitu critical voter, change, communicative, dan community. Anak muda cenderung kritis, menyukai perubahan, harus didekati dengan bahasa anak muda, dan paling mudah dipengaruhi teman sepermainan.
Belakangan, fenomena kaum muda dalam dunia politik tanah air semakin terlihat. Para pemimpin muda banyak terpilih di berbagai ajang politik di tanah air. Dari mulai pilpres hingga pilkada, keterpilihan anak muda menjadi tren baru.
Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sumardy mengatakan mayoritas partainya kebanyakan berusia muda. Dia juga mengatakan, pada pemilu 2019, jumlah pemilih dari kalangan anak muda akan menjadi mayoritas.
"Kader dan pengurus PSI kebanyakan berusia 17-34 tahun, di PSI anak muda adalah subjek, apalagi pada 2019 mendatang jumlah pemilih dari kalangan anak muda akan mencapai mayoritas," katanya.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, secara kuantitatif, besarnya jumlah anak muda merupakan pasar politik yang menarik untuk digarap. Menurutnya, anak muda lebih kritis dan melek politik.
"Anak muda lebih kritis dan melek politik, tapi tingkat partisipasi justru menurun, polanya sama seperti di Inggris dan Amerika," kata Yunarto.
Dia mengatakan, jika menggunakan teori individual choice behavior, anak muda tertarik dengan isu-isu kebaruan, suka dengan kandidat yang bisa menunjukkan diri bisa dipercaya, dan adanya konteks yang bisa membangkitkan emosi.
Dalam hal tipologi partai politik, sejak politik aliran 1955 evolusi partai semakin rumit, membuat anak muda cenderung muak dengan politik.
"Untuk membesarkan sebuah partai, setidaknya perlu ada ideologi, tokoh, dan infrastruktur, sekarang ditambah dengan kehadiran media dan momentum," jelas Yunarto.
Lebih lanjut dia mengatakan partai seperti PDIP dan PKS mempunyai garis ideologi yang membuat pemilih loyalnya tidak mau bergeser.
"PDIP campuran dari pendukung Megawati, penganut ideologi Soekarnoisme, ditambah sekarang fans Jokowi," terang Yunarto.
Menurutnya, fenomena anak muda dalam politik bisa dijelaskan dalam 4C, yaitu critical voter, change, communicative, dan community. Anak muda cenderung kritis, menyukai perubahan, harus didekati dengan bahasa anak muda, dan paling mudah dipengaruhi teman sepermainan.
"Di Amerika, kemenangan Obama dipengaruhi kenaikan suara anak muda," pungkas Yunarto.