Kader PAN Tak Dukung Paslon di Pilkada Terancam Dipecat
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PAN, Mohammad Eddy Dwiyanto Soeparno menjelaskan, calon yang maju atau didukung PAN dalam Pilkada tidak bisa berjuang sendiri.
Pengurus PAN di daerah yang menyelenggarakan Pilkada terancam dipecat jika diketahui tak ikut aktif memenangkan pasangan calon yang diusung atau melanggar aturan. Hal ini bertujuan agar upaya pemenangan dan meraih suara bisa berjalan maksimal.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PAN, Mohammad Eddy Dwiyanto Soeparno menjelaskan, calon yang maju atau didukung PAN dalam Pilkada tidak bisa berjuang sendiri.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Apa saja yang dipilih rakyat Indonesia pada Pilkada 2020? Pada Pilkada ini, rakyat Indonesia memilih:Gubernur di 9 provinsiBupati di 224 kabupatenWali kota di 37 kota
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Kapan Partai Kasih dideklarasikan? Sekelompok anak muda Indonesia asal Papua mendeklarasikan mendirikan partai nasional yang diberi nama Partai Kasih pada Minggu 23 Juni 2024 di Jakarta.
-
Apa yang didorong oleh Fraksi Golkar terkait RPJMN 2020-2024? Fraksi Golkar Dorong Pemerintah Kejar Target RPJMN 2020-2024 RAPBN tahun 2024 merupakan tahun terakhir dari penerjemahan visi misi pemerintahan Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin. Hal itu termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
-
Kenapa Pilkada tahun 2020 menarik perhatian? Pilkada 2020 menarik perhatian karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Pilkada di tahun tersebut dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan ketat untuk menjaga keselamatan peserta dan pemilih.
"Semua elemen partai harus ikut membantu. Ini berlaku bagi pengurus, anggota DPRD di daerah yang menyelenggarakan pilkada. Kalau tidak, kami siapkan sanksi," katanya usai konsolidasi konsolidasi pemenangan pasangan calon Bupati Bandung Yena Iskandar dan Calon Wakil Bupati Atep, di Jalan Cijagra Kota Bandung, Rabu (21/10).
Ketua DPP PAN, Ahmad Nadjib Qodratul menambahkan, sanksi yang diberikan akan bertahap, dari mulai ringan hingga berat. Seperti pemecatan bahkan Pergantian Antar Waktu (PAW) bagi yang duduk di kursi legislatif.
"Kader wajib memenangkan, jadi bukan hanya mendukung dan mencoblos saja. Jika terbukti tidak memenangkan maka akan diberikan sanksi berat secara bertahap," ujarnya di tempat yang sama.
Untuk itu, semua kinerja kader di daerah yang menyelenggarakan Pilkada akan dipantau dengan ketat dalam hal aktivitas untuk memenangkan pasangan yang didukung atau diusung PAN.
Bukan isapan jempol belaka, pemberian sanksi berupa pemecatan sudah dilakukan kepada PAN yang juga anggota DPRD Kabupaten Ciamis hingga berujung PAW.
"Jika kesalahan itu fatal maka tidak akan segan-segan untuk melakukan pemecatan seperti di Ciamis," tegasnya.
Sindir Syahrul Gunawan
Calon Wakil Bupati Kabupaten Bandung, Atep mengakui ada kemudahan dalam kampanye karena publik sudah mengenal dirinya sebagai mantan kapten Persib Bandung. Artinya, ia tinggal fokus menawarkan program tanpa harus susah payah mengenalkan dirinya sebagai personal calon wakil bupati.
"Saya merupakan pendatang baru di dunia politik praktis. Alhamdulillah kalau memang kehadiran saya di pilkada jadi perhatian," kata pria yang berpasangan dengan Yena Iskandar Masoem dalam Pilkada Kabupaten Bandung itu.
Dalam kontestasi di kawasan Kabupaten Bandung, selain Atep ada Sahrul Gunawan yang berlatar belakang sebagai pesohor, bukan dari politisi yang memiliki popularitas. Disinggung mengenai hal itu, Atep menggarisbawahi ada perbedaan yang signifikan.
"Saya pendatang baru dengan popularitas (tinggi), Kang Sahrul juga dengan popularitas (tinggi). Tapi karena saya berlatarbelakang atlet sepakbola, maka saya punya daya juang dan tidak pernah berakting (seperti Sahrul Gunawan)," ucap dia.
Yena Iskandar Ma'soem pun menilai Atep punya kapasitas yang baik selain karena berlatarbelakang pemain sepakbola profesional. "Kang Atep dan saya sadar harus bisa menyelesaikan permasalahan di Kabupaten Bandung. Saya punya pengalaman sebagai pengusaha dan berlatarbelakang di dunia kesehatan,” pungkasnya.
(mdk/fik)