Kader PDIP Sebut Nama Jokowi saat Megawati Sindir Kondisi MK, Ini Respons Istana
Megawati menilai fungsi MK kini tidak digunakan dengan baik karena intervensi kekuasaan.
Megawati menilai fungsi MK kini tidak digunakan dengan baik karena intervensi kekuasaan.
- Diteken Megawati Langsung, Ini Isi Surat Pemecatan Jokowi dan Keluarganya dari PDIP
- Megawati Terang-terangan Kritik Jokowi di Depan Kader PDIP: Ini Persoalan Bangsa, Bukan Seorang!
- Respons Jokowi soal Pidato Megawati di Rakernas PDIP
- Ketika Megawati Tak Lagi Singgung Nama Jokowi di Hadapan Kader PDIP
Kader PDIP Sebut Nama Jokowi saat Megawati Sindir Kondisi MK, Ini Respons Istana
Kader PDI Perjuangan (PDIP) menyebut nama Presiden Joko Widodo (Jokowi), atas kondisi Mahkamah Konstitusi (MK) saat ini yang dinilai tak ada wibawa dan jika kenegarawanan.
Hal itu terjadi saat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri membacakan pidato politik di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-V, di Ancol, Jakarta, Jumat (24/5).
Menanggapi hal itu, Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menyebut bukam ranah Presiden Jokowi untuk mengomentari pidato Megawati. Sebab, pernyataan tersebut ditujukan untuk kalangan internal PDIP.
"Presiden Jokowi tidak dalam posisi menanggapi pidato Ketum PDIP, karena Rakernas adalah agenda internal dan pidato itu ditujukan untuk kalangan internal PDIP," kata Dwi, saat dihubungi merdeka.com, Jumat (24/5).
Dia mengungkapkan, saat Megawati menyampaikan pidato, Presiden Jokowi tengah melakukan agenda internal di Istana Yogyakarta yakni dengan berbagi kebahagiaan.
Presiden Jokowi, diketahui membagikan sembako kepada masyarakat sekitar Istana Yogyakarta.
"Saat pidato itu disampaikan, Presiden masih ada kegiatan internal di Istana Kepresidenan Yogyakarta. Sore tadi, sekitar pukul 16.15 WIB, Presiden Jokowi berbagi kebahagian dengan warga masyarakat sekitar Istana," ungkapnya.
"Dengan membagikan sembako, termasuk pada pedagang asongan, pengayuh becak dan kaum difabel," imbuh dia.
Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengungkit bahwa Mahkamah Konstitusi (MK) adalah lembaga negara yang pernah ia dirikan.
Sayangnya, Presiden kelima RI ini menilai fungsi MK kini tidak digunakan dengan baik karena intervensi kekuasaan.
"MK itu ya saya yang mendirikan loh, coba bayangkan kok barang yang saya bikin itu digunakan tapi tidak dengan makin baik, waktu saya presiden banyak loh, nanti kalau saya beberin semua nanti ada yang bilang ibu Mega sombong banget enggak," kata Megawati di rakernas PDIP, Ancol, Jakarta Utara, Jumat (24/5).
Saat hendak membentuk MK, Megawati sampai meminta dicarikan lokasi yang tidak sembarangan agar lembaga itu berwibawa. Selain itu, ia ingin karakter seluruh hakim konstitusi benar-benar negarawan.
"Sampai waktu saya mendirikan saya sangat ingat saya minta dicarikan tempatnya, tahu-tahu di daerah mana, saya bilang enggak ini sebuah Mahkamah Konstitusi yang harus berwibawa hakim-hakimnya mesti punya karakter kenegarawanan," ungkap Mega.
Akhirnya, MK didirikan di lokasi ring satu atau tempat penting pusat pemerintahan. Untuk itu, MK mestinya benar-benar dijaga dengan baik.
"Ring 1 istana itu saya tahu adalah tempat-tempat yang harus dijaga artinya supaya dia berwibawa enggak gampang-gampang," tegas Mega.
Lantas, Megawati bertanya kepada para peserta rakernas siapa pihak yang salah karena membuat kondisi MK saat ini.
"Ini yang salah siapa hayo hayo?" tanya Megawati.
Sontak, terdengar sejumlah kader meneriakkan nama Jokowi.