Kata pengamat, kesalahan Jokowi ini bisa picu konflik di Pemilu 2019
Kata pengamat, kesalahan Jokowi ini bisa picu konflik di Pemilu 2019. Pengamat politik dari Universitas Paramadina Arif Susanto mengatakan, kontestasi Pilkada 2018 dan Pemilu Serentak 2019 berpeluang terjadi konflik di masyarakat. Arif menganalisa, peluang konflik terjadi karena beberapa hal.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina Arif Susanto mengatakan, kontestasi Pilkada 2018 dan Pemilu Serentak 2019 berpeluang terjadi konflik di masyarakat. Arif menganalisa, peluang konflik terjadi karena beberapa hal.
Pertama, jika elite politik tidak puas dengan pembagian kekuasaan. Dia menyebut ketidakpuasan atas pembagian kekuasaan telah terjadi dalam 3 tahun terakhir, semisal sikap politik dua kaki PAN di pemerintahan dan kubu oposisi.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Bagaimana Presiden Jokowi mengenalkan Prabowo Subianto sebagai Presiden Terpilih? Menlu Retno mengatakan bahwa Presiden Jokowi dalam setiap kesempatan dan acara selalu mengenalkan Prabowo Subianto selaku calon presiden terpilih.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
"Yang terjadi 3 tahun terakhir adalah ketidakpuasan elite atas power sharing yang terjadi," kata kata Arif di D Hotel, Setia Budi, Jakarta Selatan, Selasa (26/12).
Peluang konflik terjadi, kata Arif, jika masyarakat tidak puas dengan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Hal ini dipicu karena ekonomi tidak merata di seluruh wilayah Indonesia.
"Ekonomi cenderung stabil 3 tahun, tapi ada kesenjangan besar. Pertumbuhan tidak diikuti dengan distribusi merata. Lebih parah kalau tidak ada kepuasan pembangunan," tambahnya.
Faktor ketiga yakni jika pemerintah gagal dalam hal penegakan hukum, HAM dan antikorupsi. Dalam konteks ini, Arif menyinggung buruknya kualitas penegakkan hukum di Indonesia. Penyebabnya karena Presiden Joko Widodo mengangkat kepala kementerian atau lembaga dari unsur partai politik.
Contohnya, Yasonna Laoly menjadi Menteri Hukum dan HAM serta M Prasetyo di posisi Jaksa Agung. Laoly merupakan kader PDIP dan Prasetyo berasal dari Partai NasDem.
Arif juga menyoroti soal banyaknya aparatur sipil negara tersangkut kasus korupsi oleh KPK serta janji Jokowi menyelesaikan pelanggaran HAM masa lalu seperti pembunuhan aktivis Munir.
"Kesalahan Jokowi adalah mengangkat Menkum HAM dan Jaksa Agung seorang politikus. Selama itu tidak akan pernah prestasi hukumnya Jokowi bagus. Kalau mau bagi, ganti Jaksa Agung dan Menkum HAM," tegas Arif.
Terakhir, lanjut Arif, peluang konflik besar jika tidak ada institusi sosial di luar politik yang mampu memoderasi politik.
"Agama enggak lupa diseret ke politik. Jadi tidak ada institusi di luar politik yang bisa diharapkan untuk jadi jalan keluar di jalan politik," tukasnya.
Baca juga:
Ketika Anies-Sandi diminta contek Jokowi-Ahok soal penataan Tanah Abang
Penyuap Dirjen Hubla buat identitas palsu di bank, terinspirasi Jokowi-Prabowo
Elektabilitas Jokowi bisa merosot jika lawan pakai politik identitas
Ralat berita: Soal efisiensi anggaran, Jokowi beri contoh Kemenaker
Dosen pembimbing skripsi: Jokowi mahasiswa di atas rata-rata
Semringah Jokowi mengenang masa muda di Kampus Biru
Saat naik gunung, Jokowi sering tegur teman yang buang sampah sembarangan