Kejanggalan-kejanggalan lembaga survei yang menangkan Prabowo
Keempat lembaga menyatakan Prabowo-Hatta unggul dari Jokowi-JK dengan selisih suara berkisar 0,28 hingga 4,1 persen.
Pasangan Prabowo - Hatta mengklaim pihaknya adalah pemenang Pilpres 2014. Klaim kemenangan menurut mereka berdasarkan dari hitung cepat (quick count) empat lembaga survei, yang tayang di tvOne dan MNC Grup.
Empat lembaga survei tersebut yakni Puskaptis, JSI, LSN dan IRC. Keempatnya menyatakan Prabowo - Hatta unggul dari Jokowi - JK dengan selisih suara berkisar 0,28 hingga 4,1 persen.
Namun belakangan, sejumlah kejanggalan lembaga survei ini terkuak ke publik. Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) juga sudah memutuskan digelarnya penyelidikan dan sidang etik atas perbedaan hasil hitung cepat oleh anggota-anggota mereka.
Berikut kejanggalan-kejanggalan tersebut:
-
Apa yang diklaim oleh Prabowo? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan.
-
Kapan Prabowo tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menemui Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Apa yang dilakukan Prabowo setelah mendarat di Sumatera Barat? Setelah mendarat di BIM, Prabowo langsung terbang dengan helikopter untuk melihat posko evakuasi korban erupsi Gunung Marapi di Kabupaten Agam.
-
Kapan Prabowo Subianto menghadiri Upacara HUT Polri? Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto hadir dalam upacara HUT Polri ke-78, Senin kemarin.
-
Di mana Prabowo mendarat saat tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.
Mendadak kerjasama dengan tvOne
Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute Hanta Yudha ikut angkat bicara soal perbedaan hasil hitung cepat di Pilpres 2014 kali ini. Menurut dia, perbedaan hasil ini tidak akan terjadi jika tvOne tidak tiba-tiba melibatkan tiga lembaga survei Puskaptis, JSI dan LSN.
Hanta bercerita, awalnya memang tvOne sepakat bekerja sama dengan Pol-Tracking Institute untuk mempublikasikan hasil hitung cepat di Pilpres 9 Juli ini. Namun dia membatalkan, karena tiba-tiba tVOne melibatkan tiga lembaga survei lain yakni Puskaptis, JSI dan LSN.
"Awalnya Pol-Tracking satu-satunya lembaga yang mempublikasikan. Namun saya diberitahu baru tadi pagi pada pukul 09.00 WIB ada 3 lembaga lain. Karena berbagai pertimbangan kita memutuskan untuk membatalkan. Tepat Pukul 10.00 WIB tadi kita batalkan," kata Hanta di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (9/7).
Dia tidak mau terlibat dengan polemik perbedaan survei Puskaptis dalam hasil hitung cepat pilpres dibanding survei lainnya. Namun, kata dia, soal batalnya Pol-Tracking kerja sama dengan tVOne hanya soal komunikasi yang baru dilakukan pagi hari.
Menurut Hanta, jika Pol-Tracking jadi bekerja sama dengan tVOne maka hasilnya tidak akan berbeda. Sebab hasil hitungannya, Prabowo-Hatta 46,63 persen dan Jokowi-JKk 53,37 persen. Hasil ini tidak berbeda dengan perhitungan lembaga survei lainnya.
"Komitmen awal hanya Pol-Tracking yang dimunculkan, bukan persoalan (Puskaptis) itunya, tetapi saya baru dikomunikasikan pada pagi hari," pungkasnya.
Relawan Jokowi-JK pernah tolak proposal Puskaptis Rp 6 M
Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), salah satu lembaga survei yang memenangkan Prabowo-Hatta, disebut pernah ditolak relawan Jokowi-JK. Sebab, lembaga pimpinan Husin Yazid itu menawarkan anggaran Rp 6 miliar.
Dari dokumen proposal yang beredar di media sosial, tampak Puskaptis menganggarkan Rp 7,9 miliar. Namun, menurut Ketua Tim Relawan Jokowi-JK Jenggala Center, Iskandar Mandji, Puskaptis akhirnya menawarkan Rp 6 miliar.
"Dia datang setelah kami (Jokowi-JK) deklarasi 19 Mei, seingat saya si Husin Yazid itu yang datang langsung, pokoknya orangnya yang gendut-gendut itu. Rp 6 miliar itu jumlah terlalu besar," kata Iskandar saat dihubungi merdeka.com, Kamis (10/7).
Menurut Iskandar, pihaknya adalah relawan di belakang Jokowi-JK, bukan tim pemenangan. "Jadi ya kita relawan, ga punya duit," ujar dia.
Selain itu, Iskandar menyampaikan, pihaknya sejak awal juga tidak mau membayar lembaga survei. "Kita punya kebijakan biarlah survei berjalan objektif, biar kita tahu kelemahan dan kekuatan kita," kata dia.
Sementara itu, saat hendak dikonfirmasi, Husin Yazid tidak mengangkat telepon selulernya. Pesan merdeka.com lewat SMS dan BlackBerry Messenger juga tidak berbalas.
Seperti diketahui Puskaptis bersama LSN, JSI dan IRC adalah 4 lembaga survei yang memenangkan Prabowo-Hatta. Sementara, 8 lembaga survei yang lebih dikenal kredibel mengunggulkan Jokowi-JK dan hasilnya dipublikasi sejumlah media massa.
Uniknya, hasil survei Puskaptis, LSN, dan JSI hanya ditayangkan di tvOne, televisi milik Aburizal Bakrie. Sementara IRC hanya ditayangkan di MNC Grup, milik Hary Tanoesoedibjo. Untuk diketahui, baik Aburizal maupun Hary Tanoe adalah pendukung Prabowo-Hatta.
Hampir tak pernah menangkan Jokowi-JK
Catatan merdeka.com, jika dilihat ke belakang, rekam jejak Puskaptis, JSI, IRC dan LSN hampir tidak pernah memenangkan pasangan Jokowi-JK dalam setiap hasil risetnya, kendati kebanyakan survei memenangkan pasangan nomor dua tersebut.
Misalnya saja, LSN. Alih-alih pernah memenangkan Jokowi , lembaga yang dipimpin Umar Bakry ini justru merilis survei tentang penolakan pencapresan politikus PDIP itu.
"Mayoritas publik DKI atau 71,2 persen mengaku kurang setuju jika Jokowi maju sebagai capres pada Pemilu 2014. Dan hanya 27,5 persen saja yang menyatakan setuju Jokowi diusung sebagai capres 2014," ulas peneliti senior LSN Gema Nusantara saat jumpa pers di Century Park Hotel, Jalan Pintu Satu Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (9/2).
Sebaliknya, pada 5 Mei lalu, LSN merilis survei yang menguntungkan Prabowo . Disebutkan mereka, Prabowo lebih dicintai warga nahdliyin ketimbang Jokowi yang gencar menyambangi tokoh-tokoh senior Nahdlatul Ulama (NU).
"Jokowi yang pencapresannya juga didukung PKB malah tertinggal dari Prabowo dalam merebut hati pemilih di kalangan NU," kata Direktur Eksekutif LSN Umar S Bakry lewat siaran persnya.
Sementara itu, Puskaptis juga hampir selalu memenangkan Prabowo-Hatta, tak kala kebanyakan lembaga survei mengunggulkan Jokowi-JK.
"Dalam survei keempat yang kami gelar sejak 23-27 Juni, elektabilitas Prabowo mencapai 43,68 persen. Sebaliknya, elektabilitas Jokowi 40,83 persen. Pemilih yang belum menentukan pilihan, tapi akan berpartisipasi (swing voters) yakni 15,49 persen," ujar Direktur Puskaptis Husin Yazid, Husin Yazid, dalam keterangan pers pada 30 Juni lalu.
Begitu juga dengan JSI dan IRC. Lembaga survei terakhir bahkan diketahui berkantor di MNC Tower, milik Hary Tanoesoedibjo. Sebelum Hary Tanoe bergabung ke Prabowo-Hatta, survei IRC banyak mengunggulkan Wiranto. Pada publikasi Oktober 2013, IRC pernah menyebut elektabilitas Wiranto menyalip Prabowo .
"Perubahan urutan capres yang signifikan terjadi di posisi kedua. Dalam survei-survei sebelumnya, posisi kedua selalu tidak lepas dari genggaman Mantan Danjen Kopassus Prabowo Subianto. Namun saat ini, posisinya digeser oleh Mantan Panglima TNI Wiranto yang sejak Mei lalu secara resmi berpasangan dengan Hary Tanoesoedibjo," papar peneliti IRC, Yunita Mandolang, Jakarta.
Namun begitu Wiranto gagal nyapres dan Hary Tanoe bergabung ke Prabowo-Hatta, IRC banyak memenangkan pasangan nomor urut satu tersebut. Hal ini seperti dalam publikasi survei pada 30 Juni lalu.
"Elektabilitas Prabowo-Hatta 47,5 persen unggul tipis atas Jokowi-JK 43,0 persen. Debat capres membantu pemilih untuk dapat menentukan pilihannya," kata Peneliti IRC Yunita Mandolang Eatology di Cafe Jalan Haji Agus Salim No 22 D-E Sabang Jakarta Pusat, Senin (30/6).
Blog Puskaptis
Sejumlah pengguna media sosial mempertanyakan soal Puskaptis yang hanya memiliki blog gratis yang disediakan wordpress.com, bukannya situs yang ada domain sendiri. Padahal, dengan nilai tawaran proyek miliaran rupiah, seharunya lembaga yang dipimpin Husin Yazid itu bisa memiliki domain sendiri.
Di samping itu, blog juga ditampilkan seolah tidak serius, yakni dengan hanya memakai desain dari template. Selain itu, banyak juga typo pada beberapa judul konten dalam blog tersebut.