Ketua DPR Usul Pilpres dan Pileg Kembali Dipisah
Sejumlah pihak menilai sistem Pemilu 2019 perlu dikaji ulang. Pemilu serentak Pilpres dan Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 banyak mendapat sorotan, salah satunya karena banyaknya petugas yang meninggal dunia. Ketua DPR, Bambang Soesatyo mengusulkan agar Pilpres dan Pileg kembali dipisah pelaksanaannya sebagaimana 2014.
Sejumlah pihak menilai sistem Pemilu 2019 perlu dikaji ulang. Pemilu serentak Pilpres dan Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 banyak mendapat sorotan, salah satunya karena banyaknya petugas yang meninggal dunia. Ketua DPR, Bambang Soesatyo mengusulkan agar Pilpres dan Pileg kembali dipisah pelaksanaannya sebagaimana 2014.
"Ke depan ada langkah yang menurut saya patut dipertimbangkan kita semua adalah yang pertama, memisahkan Pemilu Presiden dengan Pemilu Legislatif," jelasnya di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (8/5).
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Apa yang menjadi fokus utama Pemilu 2019? Pemilu 2019 ini menjadi salah satu pemilu tersukses dalam sejarah Indonesia.Pemilu ini memiliki tingkat partisipasi pemilih yang sangat tinggi. Joko Widodo dan Ma'ruf Amin berhasil memenangkan pemilu.
Usulan pemungutan suara dengan sistem elektronik atau e-voting juga harus kembali dipertimbangkan. Sejumlah pihak juga mengusulkan agar digunakan sistem e-voting demi efisiensi waktu dan biaya.
"Kedua, kita akan mempertimbangkan dan patut untuk dipertimbangkan melakukan sistem e-voting," kata Bamsoet.
Agar tak lagi jatuh korban jiwa, dia menyarankan sistem rekrutmen petugas Pemilu diperketat. Khususnya menyangkut umur, riwayat kesehatan, dan tingkat pendidikan.
"Aturan sebetulnya sudah bagus yang ada kemarin itu harus sehat jasmani dan rohani, berpendidikan minimal SLTA, bisa baca dan menulis. Kemudian juga umur juga harus dalam batasan-batasan yang masih sehat dalam pekerjaan tersebut," ujarnya.
Politikus Partai Golkar ini mendorong Komisi II segera menggelar rapat gabungan membahas persoalan Pemilu 2019. Pihak yang wajib diundang adalah KPU, Kementerian Kesehatan, kepolisian, dan Bawaslu. Tujuannya adalah mencari akar persoalan.
"Mencari sebab musabab dari apa yang terjadi yang sebenarnya sudah diantisipasi karena Pemilu sebelumnya makan korban meninggal 144. Rapat gabungan itu tujuannya adalah mencari tahu apa yang menjadi penyebab meningkatnya petugas yang meninggal," pungkasnya.
Baca juga:
Analisa Menkes: Penyebab Kematian Petugas KPPS Kelelahan dan Sakit Bawaan
Banyak Petugas KPPS Meninggal Dunia, Fraksi PKS Usul Pembentukan Pansus Pemilu
Hidayat Nur Wahid Kritik Pemilu Serentak, Kampanye Terlalu Panjang Tidak Produktif
Undang Kemenkes dan IDI, KPU Bahas Banyaknya Petugas KPPS Meninggal
Partisipasi Pemilih Capai 95%, 61 TPS di Solo Dapat Hadiah Kambing dari Wali Kota
Hidayat Nur Wahid Dukung Pembentukan Pansus Pemilu