Ketua MPR sebut banyak hal lain timbang bangun rumah ibadah di DPR
Maruarar dalam paripurna meminta perlu dibangun rumah ibadah lagi di kompleks parlemen.
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menilai bahwa dibandingkan dengan wacana membangun rumah ibadah lain di kompleks parlemen, ada banyak hal produktif lain yang lebih penting dibicarakan.
"Sekarang ini lebih penting bagaimana Indonesia lebih makmur dan sejahtera, bagaimana agar sumber daya manusia jadi cerdas, bagaimana masyarakat makmur, masyarakat merasakan keadilan," kata Zulkifli Hasan, Selasa (17/11).
Pernyataan Zulkifli ini untuk menanggapi usulan anggota Fraksi PDIP Maruarar Sirait. Maruarar menginterupsi sidang paripurna DPR dengan agenda pembukaan masa sidang, Senin (16/11).
Pada persidangan yang dipimpin Ketua DPR Setya Novanto itu, Maruarar mengusulkan agar di kompleks parlemen juga dibangun tempat ibadah bagi berbagai agama.Maruarar mengatakan, kompleks parlemen semestinya bisa menjadi simbol kebhinnekaan. Karenanya, setelah kini ada masjid di kompleks parlemen, sebaiknya ada tempat ibadah lainnya seperti pura, wihara ataupun gereja.
"Ini akan menjadi cerminan pluralitas dan kebhinnekaan yang kita jaga sama-sama, kita rawat sama-sama," ucapnya.
Politikus muda PDIP yang duduk di Komisi XI DPR itu menambahkan, pembangunan dan pengembangan kompleks parlemen bisa berangkat dari gagasan Bung Karno. Sebab, Bung Karno dulu juga membangun Masjid Istiqlal yang letaknya berdekatan dengan Gereja Katedral.
"Bung Karno membangun Masjid Istiqlal dan Katedral berdekatan. Ini inspirasi kita," tegasnya.
Hampir sama dengan Zulkifli Hasan, anggota Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), KH Maman Imanulhaq, menghargai pendapat dan usulan anggota Maruarar Sirait agar di kompleks DPR/MPR RI ada rumah ibadah yang lain selain masjid, yaitu pura, wihara dan gereja. Namun demikian, menurut Kyai Maman, hal itu tidak terlalu penting. Hal yang terpenting adalah bagaimana para anggota DPR memiliki perspektif yang luas tentang pluralisme di Indonesia terutama kebebasan beragama dan berkeyakinan.
"Bahwa apapun agama dan keyakinan seseorang, negara dan warga negara berkewajiban untuk melindungi dan menghormati haknya," kata Kyai Maman.
Baca juga:
Setnov catut Jokowi, politisi Hanura minta kocok ulang pimpinan DPR
Desmond desak Kapolri usut kasus penyerobotan tanah di Medan
Telusuri rekam jejak 8 capim KPK, Komisi III panggil pansel
Ditolak DPR, Jokowi kembali ajukan 2 nama calon anggota KY
DPR tak kapok malak, dari Dahlan Iskan hingga minta saham Freeport
Namanya diduga dicatut Ketua DPR, Wapres JK bakal tempuh jalur hukum
-
Kapan Masjid Baitul Makmur diresmikan? Bentuk dari kepala kubah masjid yang diresmikan tahun 1999 ini memiliki bentuk yang sama persis, sehingga menimbulkan kesan gaya arsitektur Timur Tengah yang begitu kental.
-
Apa yang Irfan Hakim lakukan di masjid? Irfan Hakim menunjukkan antusiasme yang tinggi ketika turut membantu para relawan membersihkan bagian dalam dan luar masjid. Meskipun berusia 48 tahun, lelaki tersebut bahkan tak segan untuk mengepel lantai masjid dan menyikat area tempat wudhu.
-
Mengapa Irfan Hakim terlibat dalam kegiatan membersihkan masjid? Dengan rasa syukur, tahun ini saya diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan bersih-bersih di masjid sebesar ini. Beberapa kali sebelumnya juga pernah, tetapi kali ini melibatkan banyak orang, bahkan mencapai ratusan orang, yang bekerja sama membersihkan masjid," ujar Irfan Hakim pada Rabu (7/3/2024).
-
Kapan ibadah haji dilakukan? Pelaksanaan ibadah haji dilakukan setiap satu tahun sekali dan selalu memiliki jumlah jemaah yang banyak dan berasal dari seluruh penjuru dunia.
-
Kapan Masjid Quwwatul Islam diresmikan? Pada Selasa (10/10), Gubernur DIY Sri Sultan HB X meresmikan berdirinya Masjid Quwwatul Islam di Jalan Mataram No. 1, Suryatmajan, Danurejan, Kota Yogyakarta.
-
Kapan Kerto Pengalasan menunaikan ibadah haji? Pada dasawarsa 1860, nama Kerto Pengalasan muncul dalam buku harian seorang syekh tarekat Naqsyabandiah di Pulau Pinang yang menunjukkan bahwa dia sedang menunaikan ibadah haji.