Sisi Lain Kerto Pengalasan Panglima Perang Diponegoro, Kecanduan Opium hingga Bisa Menunaikan Ibadah Haji
Selain di Jawa, namanya muncil dalam catatan buku harian seorang syekh di Pulau Pinang
Selain di Jawa, namanya muncil dalam catatan buku harian seorang syekh di Pulau Pinang
Sisi Lain Kerto Pengalasan Panglima Perang Diponegoro, Kecanduan Opium hingga Bisa Menunaikan Ibadah Haji
Basah Kerto Pengalasan merupakan sosok panglima kontroversial dalam Perang Jawa. Sebagai seorang panglima Pangeran DIponegoro, pada tahun 1929 ia menyerahkan diri kepada Belanda.
Ia pun dianggap berkhianat dan menjadi aktor di balik tertangkapnya Pangeran Diponegoro oleh Belanda pada tahun 1930.
-
Apa arti nama Diponegoro? Nama 'Diponegoro' berasal dari kata 'dipo' yang berarti pelindung atau penuntun, dan 'negoro' yang berarti negara.
-
Siapa Kerto Pengalasan? Dalam pasukan Pangeran Diponegoro yang ikut bertempur dalam Perang Jawa (1825-1830), ada seorang panglima yang cukup kontroversial bernama Kerto Pengalasan.
-
Siapa keturunan Pangeran Diponegoro? Dalam salah satu episode podcast ‘Face to Face’ di kanal YouTube The Leonardo's, Asri Welas mengungkapkan bahwa keturunan tersebut berasal dari Ibunya.
-
Kenapa Pangeran Diponegoro memelihara perkutut katuranggan? Ada keyakinan dalam masyarakat Jawa bahwa barangsiapa memelihara perkutut katuranggan, maka ia akan mendapatkan rezeki melimpah. Tak heran jika sejak dulu kala banyak bangsawan yang memelihara burung ini.Salah satunya, Pangeran Diponegoro.
-
Siapa yang memberikan Tongkat Kiai Cokro kepada Pangeran Diponegoro? Ketika itu pada 1815, ada seorang warga pribumi Jawa yang menyerahkan tongkat secara langsung kepada Diponegoro.
Di samping itu ada hal menarik lainnya soal pribadi Kerto Pengalasan. Ia mengonsumsi candu opium dan sudah ketagihan. Dilansir dari kanal YouTube Embara Lensa dan berbagai sumber, berikut sisi menarik Kerto Pengalasan.
Punya Usulan Nyentrik
Setelah menyerahkan diri kepada pihak lawan, Kerto Pengalasan diperlakukan sebagai teman oleh Belanda. Saat itu ia menawarkan perundingan antara Belanda dengan Pangeran Diponegoro.
Bahkan Kerto Pengalasan sempat mengusulkan agar Pangeran Diponegoro dan Belanda hidup berdampingan sebagai tetangga yang baik tapi tidak saling memerintah atau diperintah.
Dia juga menawarkan empat pilihan kepada Belanda.
Pertama, jika Belanda ingin tinggal di tanah Jawa sebagai tentara bayaran di tanah Jawa, mereka diizinkan tetap pada jabatan dan gaji masing-masing.
Kedua, jika Belanda betah di tanah Jawa dan bertindak sebagai saudagar, mereka hanya diizinkan khusus beroperasi di daerah khusus di pantai utara.
Ketiga, jika Belanda ingin pulang kampung, maka akan tetap dijaga persaudaraan selamanya.
Keempat. Jika Belanda ingin memeluk agama Islam, maka kesejahteraan hidup dan kedudukan mereka akan meningkat.
Tentu saja semua usulan ini ditolak oleh pihak Belanda yang sudah ratusan tahun menjajah Indonesia.
Tunaikan Ibadah Haji
Pada dasawarsa 1860, nama Kerto Pengalasan muncul dalam buku harian seorang syekh tarekat Naqsyabandiah di Pulau Pinang yang menunjukkan bahwa dia sedang menunaikan ibadah haji.
Hal ini menciptakan tanda tanya apakah Kerto Pengalasan bisa mencapai Makkah untuk menunaikan ibadah haji
Hidup Tenang di Semarang
Selepas tertangkapnya Pangeran Diponegoro, Kerto Pengalasan hidup tenang di Semarang. Ia mendapat segala fasilitas oleh pemerintah Belanda. Termasuk opium yang menjadi konsumsi favoritnya.