Sisi Lain Kerto Pengalasan Panglima Perang Diponegoro, Kecanduan Opium hingga Bisa Menunaikan Ibadah Haji
Selain di Jawa, namanya muncil dalam catatan buku harian seorang syekh di Pulau Pinang
Selain di Jawa, namanya muncil dalam catatan buku harian seorang syekh di Pulau Pinang
Basah Kerto Pengalasan merupakan sosok panglima kontroversial dalam Perang Jawa. Sebagai seorang panglima Pangeran DIponegoro, pada tahun 1929 ia menyerahkan diri kepada Belanda.
Ia pun dianggap berkhianat dan menjadi aktor di balik tertangkapnya Pangeran Diponegoro oleh Belanda pada tahun 1930.
Di samping itu ada hal menarik lainnya soal pribadi Kerto Pengalasan. Ia mengonsumsi candu opium dan sudah ketagihan. Dilansir dari kanal YouTube Embara Lensa dan berbagai sumber, berikut sisi menarik Kerto Pengalasan.
Punya Usulan Nyentrik
Setelah menyerahkan diri kepada pihak lawan, Kerto Pengalasan diperlakukan sebagai teman oleh Belanda. Saat itu ia menawarkan perundingan antara Belanda dengan Pangeran Diponegoro.
Bahkan Kerto Pengalasan sempat mengusulkan agar Pangeran Diponegoro dan Belanda hidup berdampingan sebagai tetangga yang baik tapi tidak saling memerintah atau diperintah.
Dia juga menawarkan empat pilihan kepada Belanda.
Pertama, jika Belanda ingin tinggal di tanah Jawa sebagai tentara bayaran di tanah Jawa, mereka diizinkan tetap pada jabatan dan gaji masing-masing.
Kedua, jika Belanda betah di tanah Jawa dan bertindak sebagai saudagar, mereka hanya diizinkan khusus beroperasi di daerah khusus di pantai utara.
Ketiga, jika Belanda ingin pulang kampung, maka akan tetap dijaga persaudaraan selamanya.
Keempat. Jika Belanda ingin memeluk agama Islam, maka kesejahteraan hidup dan kedudukan mereka akan meningkat.
Tentu saja semua usulan ini ditolak oleh pihak Belanda yang sudah ratusan tahun menjajah Indonesia.
Tunaikan Ibadah Haji
Pada dasawarsa 1860, nama Kerto Pengalasan muncul dalam buku harian seorang syekh tarekat Naqsyabandiah di Pulau Pinang yang menunjukkan bahwa dia sedang menunaikan ibadah haji.
Hal ini menciptakan tanda tanya apakah Kerto Pengalasan bisa mencapai Makkah untuk menunaikan ibadah haji
Hidup Tenang di Semarang
Selepas tertangkapnya Pangeran Diponegoro, Kerto Pengalasan hidup tenang di Semarang. Ia mendapat segala fasilitas oleh pemerintah Belanda. Termasuk opium yang menjadi konsumsi favoritnya.
Setelah masa Perang Jawa, ia menikmati masa pensiun dengan kehidupan yang damai di Semarang hingga wafat pada tahun 1856.
Baca SelengkapnyaOrang ini disebut sebagai orang terkaya sepanjang masa, sepanjang sejarah manusia.
Baca SelengkapnyaBukan hanya di Pulau Jawa saja, pondok pesantren juga berdiri di Pulau Sumatera yang usianya sudah lebih dari ratusan tahun.
Baca SelengkapnyaSyekh Jangkung merupakan salah satu tokoh yang sangat melegenda dalam sejarah Islam di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSang pendiri, Kiai Nur baru mendirikan surau saat puluhan santri datang untuk berguru padanya.
Baca SelengkapnyaTanah Minang memiliki banyak peninggalan sejarah yang menjadi saksi perjuangan para ulama besar dalam menyebarkan Islam di sana.
Baca SelengkapnyaSelain dakwahnya secara langsung, ia juga membagi ilmunya dalam bentuk buku.
Baca SelengkapnyaKedua orang tuanya mengupayakan segala kemampuan untuk proses pengobatan sang anak, tapi tidak semua obat mampu mereka tebus.
Baca SelengkapnyaDulunya Kuningan merupakan wilayah permukiman dan kerajaan.
Baca Selengkapnya