Kiai Ma'ruf: Dedi sosok yang sabar, saya tahu dia ditinggalkan Golkar
Rais Aam PBNU Kiai Ma'ruf Amin memiliki penilaian tersendiri terhadap sosok Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu melihat Dedi sebagai sosok penyabar.
Rais Aam PBNU Kiai Ma'ruf Amin memiliki penilaian tersendiri terhadap sosok Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu melihat Dedi sebagai sosok penyabar.
Hal itu diungkapkan Ma'ruf usai memberikan tausiyah kebangsaan dalam acara peringatan Haul Baing Yusuf, yang dilaksanakan di Mesjid Agung Baing Yusuf Purwakarta, Jumat (10/11) malam.
"Saya lihat Dedi ini sosok sabar, saya tahu dia ditinggalkan oleh Partai Golkar, tetapi semangatnya saya lihat tidak pudar, masih terus berbuat untuk masyarakat," ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi baru saja kehilangan rekomendasi maju dalam pemilihan Gubernur Jawa Barat. Partai Beringin justru memilih Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil.
Meski begitu, Ma'ruf mengatakan bahwa kesabaran yang selalu Dedi kedepankan akan membuahkan hasil berupa jalan lain menuju tujuan yang diinginkan masyarakat Jawa Barat.
"Saya tahu Dedi di Golkar seperti apa. Jalannya memang sudah seperti ini. Insya Allah Dedi akan menemukan jalan lain karena kesabarannya," ujar Kiai keturunan ke 14 dari Syaikh Nawawi al Bantani tersebut.
Sambil berkelakar, Ma'ruf memprediksi langkah Dedi akan selamat pada akhirnya. Meskipun kini ia dirundung cobaan bertubi-tubi dari internal partainya sendiri. "Ya saya juga tahu jalan keluarnya seperti apa. Pokoknya, selamatlah," tuturnya.
Di hadapan Ma'ruf, Dedi sempat menceritakan kisah perjalanan kepemimpinan yang dia lakukan mulai dari proses menjadi wakil bupati hingga bupati Purwakarta dua periode. Perjalanan tersebut bagi Dedi memiliki keunikan, termasuk dipecat partai sendiri namun berhasil memenangi kontestasi politik saat itu.
"Saya selalu merefleksi itu kiai," kata Dedi.
Dalam acara haul ini terungkap bahwa Baing Yusuf yang namanya diabadikan sebagai nama Mesjid Agung Purwakarta, merupakan keturunan ke 21 dari Prabu Siliwangi. Tak heran jika nilai kesiliwangian yang terdiri dari Silih Asah, Silih Asih dan Silih Asuh selama ini menjadi soko guru pembangunan di Purwakarta.
"Pada Tahun 1826, Baing Yusuf mendirikan mesjid ini (Mesjid Agung), sebelumnya bernama Mesjid Babakan Anyar. Saat itu, beliau sedang dalam perjalanan menyebarkan ajaran Islam kepada para badega pasca-peperangan di wilayah Kutamanah (Purwakarta) dan Kutawaringin (Karawang)," ungkap salah satu keturunan Baing Yusuf, Raden Haji Sanusi saat membacakan riwayat datuknya.
Kesan mendalam juga dialami oleh Dedi atas sosok menjadi salah satu guru mulia dari Syaikh Nawawi al Bantani, datuk dari Kiai Ma'ruf Amin. Beberapa catatan sejarah menyebut, saat remaja, pria bernama asli Muhammad Nawawi bin Umar yang lahir di Kampung Tanara, Banten itu mengenyam pendidikan Agama dari Baing Yusuf.
"Baing Yusuf ini ulama besar, ulama yang menjadi guru ulama besar pula. Kita ketahui beliau merupakan guru dari kakek Kiai Ma'ruf Amin, Syaikh Nawawi al Bantani, seorang ulama Nusantara yang keilmuannya dihormati di Tanah Hijaz, Timur Tengah," kata Dedi terkagum.
Catatan sejarah tersebut dibenarkan oleh Kiai Ma'ruf. Berdasarkan cerita keluarga, Syaikh Nawawi al Bantani diketahui banyak berguru kepada beberapa ulama besar. Di antara ulama yang banyak diceritakan keluarganya adalah Baing Yusuf Purwakarta.
"Semasa muda, kakek saya berguru pada sejumlah ulama dan Syaikh Baing Yusuf merupakan salah satu guru besarnya," tutur Ma'ruf.
Acara haul ini diisi dengan tausiyah kebangsaan yang disampaikan oleh Kiai Ma'ruf Amin. Ia mengingatkan bahwa keadilan sosial harus menjadi tujuan dalam kehidupan sehari-hari tanpa memandang perbedaan suku, agama dan kepercayaan.
"Bangsa kita ini bermacam-macam suku bangsa. Keadilan sosial harus menjadi pemersatunya sebagaimana diajarkan oleh Pancasila," pungkasnya.
Baca juga:
Hadapi Pilgub, PKS ganti Ketua DPW Jabar
NasDem tak ingin Ridwan Kamil jadi kader partai
Hasto akui Dedi Mulyadi intens berkomunikasi untuk Pilgub Jabar
Surya Paloh sebut Ridwan Kamil tak perlu masuk Parpol
Bantah Golkar, Ridwan Kamil tegaskan belum minat masuk parpol dalam waktu dekat
Fatwa ibu dan minat Ridwan Kamil masuk partai politik
-
Mengapa Dedi Mulyadi akan meminta restu Prabowo untuk maju di Pilgub Jabar? Sebagai calon, Dedi mengaku akan meminta restu persetujuan dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto untuk bertarung pada Pilkada Jabar.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi akan mencari pasangan untuk Pilgub Jabar? "Pak Airlangga berpesan ke saya, jangan terlalu jauh kalau main dari luar rumah, jangan melewati Jawa Barat, harus berada di wilayah Jawa Barat. Kemudian nanti cari pasangan di Golkar yang sesuai dengan kriteria sebagai calon istri (wakil) yang baik," kata dia.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi merawat Sapi Bargola? Dirawat dengan Rasa Melalui pengelolaan di Peternakan Lembur Pakuan, Dedi memberikan contoh bagaimana mengelola peternakan yang baik, pertanian organik sampai pada membangun sektor perikanan yang baik di pedesaan.
-
Apa yang dikatakan oleh Ridwan Kamil saat maju di Pilkada Jakarta? Calon pesaing Anies, Ridwan Kamil tak kalah kuat. Ridwan Kamil mendapatkan lampu hijau dari partai koalisi Prabowo-Gibran untuk maju Pilkada Jakarta. Partai-partai yang menyatakan kesiapan mengusung Ridwan Kamil itu adalah Gerindra, PAN dan Golkar. Bahkan, Gerindra sudah terang-terangan menginginkan kadernya menjadi calon wakil gubernur untuk mendampingi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024."Secara alami secara manusiawi, kami ingin wakil kami ada di wakil gubernur," kata Habibburokhman kepada wartawan.
-
Kenapa Dewi Perssik merantau ke Jakarta? Ia memulai kariernya dari nol setelah mengambil keputusan untuk merantau ke Jakarta demi mewujudkan impiannya sebagai penyanyi.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.