Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia Dinilai Sulit Berubah Jadi Partai
Karena itu, KAMI hanya paling mungkin sebagai mesin oposisi jika bergeser dari gerakan moral menjadi gerakan politik.
Peneliti Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai, kelompok KAMI sulit untuk berubah menjadi partai politik. Tokoh-tokoh berpengaruh yang menjadi inisiator dinilai akan kesulitan mengemuka sebagai tokoh utama.
"Tokoh-tokoh berpengaruh yang ikut dalam barisan KAMI akan sulit mengemuka sebagai tokoh utama, untuk memupuk popularitas masih memungkinkan, tetapi menjadikan KAMI kendaraan politik sangat kecil kemungkinan berhasil," katanya kepada wartawan, Selasa (18/8).
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Bagaimana upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurangi kemacetan di Jakarta? Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih mengkaji rencana perubahan jam kerja di DKI Jakarta yakni masuk pada jam 08.00 WIB dan 10.00 WIB dengan harapan dapat mengurangi kemacetan hingga 50 persen.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Siapa yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju? Pasangan diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus ini menjalani tes kesehatan sebagai syarat bakal cagub dan bakal cawagub Jakarta.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Dia menjelaskan, kondisi saat ini berbeda dengan masa transisi reformasi. Kelompok oposisi mendapat respon publik yang besar. Saat ini pendukung pemerintah dominan.
"Hari ini loyalis pemerintah masih dominan, sehingga KAMI sebenarnya bukan ancaman bagi popularitas pemerintah," ujarnya.
Karena itu, KAMI hanya paling mungkin sebagai mesin oposisi jika bergeser dari gerakan moral menjadi gerakan politik.
"Justru yang paling mungkin, KAMI hanya akan menjadi bagian dari mesin oposisi, itu pun jika memang KAMI bergeser menjadi perkumpulan politis," terangnya.
Dedi mengatakan, tokoh yang berniat maju di kontestasi Pilpres 2024 sebaiknya tidak bergabung dengan KAMI. Karena berpotensi kehilangan simpati publik atau mendapat perlawanan kuat dari loyalis pemerintah. Karena reputasi kelahiran KAMI sebagai kelompok oposisi kritis.
"Jika kemudian masuk dalam ruang politis, beresiko kehilangan simpati publik, atau justru mendapat perlawanan kuat dari loyalis pemerintah," ungkapnya.
Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) mendeklarasikan diri di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (18/8). Acara dibuka dengan menyanyikan Indonesia Raya, pembacaan UUD 1945 dan dilanjutkan pembacaan jati diri KAMI yang dibacakan mantan politikus PPP sekaligus Ketua Komite KAMI, Ahmad Yani.
Tokoh yang terlihat bergabung dalam acara itu ialah Din Syamsuddin, Gatot Nurmantyo, Refly Harun, Rocky Gerung, Ichsanuddin Noorsy, Lieus Sungkharisma, Said Didu, Adhie Massardi, MS Kaban, Chusnul Mariyah Nurhayati Assegaf dan Syahganda Nainggolan.
Kemudian tokoh yang juga disebut hadir adalah Amien Rais, Titiek Soeharto, Meutia Hatta dan Rizal Ramli.
Hingga kini acara masih berlangsung dan diisi oleh sambutan Deklarator KAMI Din Syamsuddin, Gatot Nurmantyo dan akan disusul membacakan poin deklarasi.