Kubu ARB menang di MA, Ketua DPD Golkar Bali ajak kubu Agung gabung
"Ayo kembali bergabung. Sekarang hanya ada satu Partai Golkar. Kita siap menerima siapapun. Jangan terpecah belah."
Dengan wajah sumringah, Ketua DPD Golkar Bali I Ketut Sudikerta mempertegas bahwa hanya dirinya yang jadi pemimpin Golkar di Bali. Hal ini disampaikan ketika gugatan dari kubu Aburizal Bakri atau yang akrab disapa ARB dimenangkan di Mahkamah Agung.
"Sudah jelaskan sekarang terbukti mana yang pantas. Dengan keputusan ini, tidak lagi ada pemimpin Golkar di Bali selain diri saya. Mari kita bergabung kembali," ujar Sudikerta di Kantor DPD Golkar, di Jalan surapati Denpasar, Rabu (21/10).
Dia mengucap syukur atas kemenangan gugatan kubu Munas Bali di Pengadilan Tinggi (PT) dan Mahkamah Agung (MA). "Tentu saya sangat menghaturkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa. Putusan PT dan MA telah menguatkan Munas Bali yang sah," kata Sudikerta.
Sudikerta mengajak semua kader memaknai kemenangan tersebut dengan kedamaian dan kejernihan berpikir. "Mari lakukan langkah strategis untuk kebesaran Golkar ke depan," ajak dia. Ada beberapa hal yang akan dilakukannya pasca-kemenangan tersebut. "Pertama, menguatkan soliditas, membangun kebersamaan," jelas Sudikerta.
Kedua, lanjut Sudikerta, dirinya mengajak semua kader partai berlambang beringin ini untuk mendukung program pemerintah. "Ketiga, perhelatan kerja besar demokrasi yang harus kita wujudkan dan menangkan," imbaunya.
Menurut dia, kemenangan ini juga momentum untuk mengajak semua kader dalam rangka menjaga soliditas partai. Tidak hanya itu, Sudikerta juga mengaku semakin optimistis memenangkan perhelatan pilkada serentak di Bali. "Harus kerja keras. Tentu harus kita lakukan. Berjuang optimis memangkan pilkada serentak," tegas dia.
Sudikerta yang juga wakil Gubernur Bali ini mempersilahkan Golkar kubu Munas Ancol untuk kembali bergabung bersama dengan Golkar kubu Aburizal Bakrie (ARB). "Ayo kembali bergabung. Sekarang hanya ada satu Partai Golkar. Kita siap menerima siapapun. Jangan terpecah belah, terkotak-kotak lagi," tutup Sudikerta.