Kubu Prabowo Balas PKS soal Gimmick ‘Gemoy’: Kurang Kerjaan di Tim Sana?
Arief menyarankan kepada pihak yang menyerang pasangan Prabowo-Gibran untuk berfokus memenangkan paslonnya.
Arief menyarankan kepada pihak yang menyerang pasangan Prabowo-Gibran untuk berfokus memenangkan paslonnya.
Kubu Prabowo Balas PKS soal Gimmick ‘Gemoy’: Kurang Kerjaan di Tim Sana?
Komandan Tim Fanta atau Pemilih Muda TKN Prabowo-Gibran Arief Rosyid menanggapi gimmick 'gemoy' yang dianggap sebagai sesuatu yang tidak sehat. Arief menilai, apabila partai lain serius untuk mendukung paslonnya mestinya tidak perlu mengomentari urusan pihak lain.
- PKB Setuju Kampanye Gemoy Prabowo Hanya Gimmick: Itu Fakta, Bukan Nyindir
- Kisi-Kisi Cawapres Prabowo Muda dan Pengalaman di Pemerintahan, Erick Thohir atau Gibran?
- Mencari Cawapres Prabowo Setelah Golkar dan PAN Bergabung
- PKB Wanti-Wanti Golkar dan PAN: Urusan Cawapres di Tangan Prabowo dan Gus Muhaimin
"Ya itu harusnya dia kerja untuk kandidatnya. Jadi enggak usah campurin dapur orang lain gitu ya, apa kurang kerjaan di tim sana sampai ngomentarin gemoy dan lain-lain kan gitu?" ujar di Headquarter TKN Fanta, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (26/11).
Arief menyarankan kepada pihak yang menyerang pasangan Prabowo-Gibran untuk berfokus memenangkan paslonnya. Sehingga, tidak perlu penasaran mencampuri strategi TKN.
"Jadi saya menganjurkan, menyarankan ya teman-teman, partai lain caleg lain itu buat fokus bantu kandidatnya ya. Fokus bantu cari suara ya jangan kepo sama urusan kita yang sedang kerjain," ucap Arief.
Lebih lanjut, Arief meminta pihaknya untuk santai dalam menyikapi serangan dari pihak lai. Menurutnya, semua orang berhak berpendapat dalam negara demokrasi.
"Dalam suasana yang demokratis ini semua orang berhak ya melontarkan komentar gitu. Semua orang berhak menilai ya," tutup Arief.
Sebelumnya, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Mohamad Sohibul Iman menyinggung soal gimmick 'gemoy' yang saat ini diasosiasikan kepada capres nomor urut 2, Prabowo Subianto.
"Saya sangat prihatin, untuk memenangkan demokrasi, persaingan demokrasi ini sekarang lebih banyak gimmicknya. Sekarang ada istilah gemoy, santuy, seakan-akan yang bisa memimpin negeri ini adalah mereka yang gemoy, gemoy atau gemoy saya nggak tahu juga itu, bib apa bib? Gemoy apa gemoy? Gemoy atau santuy ini tentu sesuatu yang tidak sehat," tandas dia.