Lebih pilih PMI, JK tak hadir di pembukaan Rapimnas Golkar
Ketua Penyelenggara Rapimnas, Theo L Sambuaga, membantah absennya JK karena tak setuju dengan pencapresan Ical.
Politikus senior Partai Golkar, Jusuf Kalla (JK) terlihat tak hadir dalam pembukaan Rapimnas Partai Golkar ke V di JS Luwansa, Jakarta hari ini. JK lebih memilih menghadiri acara Palang Merah Indonesia (PMI) ketimbang hadir di acara partai lambang beringin itu.
Ketua Penyelenggara Rapimnas, Theo L Sambuaga menyatakan jika pihaknya telah mengundang JK untuk hadir. Namun sayang, JK ada tugas sebagai Ketua PMI.
"Pak JK diundang, tapi dia tidak bisa hadir karena ada tugas di luar sebagai ketua PMI," kata Theo di JS Luwansa, Jakarta, Jumat (22/11).
Kendati begitu, Theo tak masalah jika sesepuh Partai Golkar itu pilih PMI ketimbang hadir di acara Golkar. "Ya kita menghormati itu," tutur dia.
Dia membantah jika absennya JK karena tak setuju dengan pencapresan Ical. Terlebih, soal adanya faksi di internal Golkar jelang pemilu bergulir tahun depan.
"Enggak ada faksi di internal Golkar, bahwa ada orang beda pendapat kita kan partai demokratis begitu kita putuskan, semuanya tentu mengikuti," pungkasnya.
Faksi di internal Golkar semakin terasa ketika para senior Golkar juga mengaku tak sepakat dengan pencapresan Ical. Alasannya sama, elektabilitas Ical tak menunjukkan hasil yang memuaskan jelang Pemilu 2014.
Salah satunya, politikus Senior Partai Golkar Zainal Bintang mengusulkan agar tiga ketua umum ormas pendiri Partai Golkar yang dikenal dengan sebutan Tri Karya, bisa menjadi solusi atas mandeknya elektabilitas Ical dalam pencapresan.
Ketiga orang yang layak gantikan Ical nyapres yakni, Priyo Budi Santoso (Ketua Umum MKGR), Agung Laksono (Ketua Umum Kosgoro 1957), dan Ade Komarudin (ketua umum SOKSI).
"Ahli waris yang merasa lebih Golkar dari pada Ketum sekarang (Ical) berpeluang untuk mengisi (pencapresan). Ada tiga kekuatan sejarah yang disebut Tri Karya. Yaitu dari Ketua Kosgoro ada Agung Laksono, Ketua MKGR Priyo Budi Santoso, dan dari SOKSI Ade Komarudin," kata Zainal dalam sebuah diskusi di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (21/11).
Zainal juga mengaku kaget dengan adanya seruan dari pendiri Partai Golkar Suhardiman, yang meminta Ical jadi (king maker) saja. Padahal Suhardiman adalah pendukung teras Ical. Ini yang menurut dia, pencapresan Ical mengalami persoalan serius, sehingga Suhardiman terpaksa harus bicara objektif.