Pendukung Airlangga bawa dua agenda penting dibahas Munaslub Golkar
Agenda pertama yakni memilih ketua umum baru. Kedua, merevisi beberapa pasal dalam AD/ART dan tata tertib Partai Golkar terkait mekanisme pemecatan.
Wacana Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar untuk mencari Ketua Umum baru pengganti Setya Novanto kian kencang dihembuskan. Ketua Bidang Kajian Ideologi dan Kebijakan Publik Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Happy Bone Zulkarnain mengatakan pihaknya kemungkinan akan mendorong 2 agenda pembahasan dalam munaslub.
Agenda pertama yakni memilih ketua umum baru. Kedua, merevisi beberapa pasal dalam AD/ART dan tata tertib Partai Golkar terkait mekanisme pemecatan.
-
Mengapa para ketua dewan Golkar menolak munaslub? Ketiga Dewan Partai Golkar menyatakan menolak wacana musyawarah nasional luar biasa (munaslub). Mereka solid mendukung Airlangga, yakni Dewan Pembina, Dewan Kehormatan, dan Dewan Pakar.
-
Apa itu Golok Sulangkar? Untuk golok berbahan pijakan kuda serta bekas ranjang tua ini dinamakan golok Sulangkar.
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
-
Kenapa Golok Sulangkar dianggap sakral? Bagi masyarakat Banten, golok Sulangkar menjadi senjata tradisional yang sakral. Ini terkait bahan bakunya yang menggunakan besi tua yang disinyalir tetap hidup saat dijadikan bahan golok.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
"Agenda Munaslub kita bikin simpel. Pertama memilih ketua umum. Kedua, merevisi beberapa pasal yang perlu disempurnakan," kata Happy dalam diskusi di Resto Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (2/12).
Sebagai salah satu pendukung calon ketum Airlangga Hartarto, Happy menyayangkan pemecatan sejumlah kader yang dilakukan Novanto. Sebut saja, Yorrys Raweyai yang dicopot dari posisi Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan dan Ketua GMPG Ahmad Doli Kurnia.
Menurut Happy, pemecatan kader harus memiliki dasar kuat, semisal mengundurkan diri, pindah partai atau melanggar hukum.
"Pemecatan ini jadi masalah kita semua. Oleh karena itu kita harus revisi," ucapnya.