LSI sebut Agus-Sylvi potensi menang bila Ahok tersangka nista agama
Kasus dugaan penistaan agama dilakukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, membuat elektabilitasnya kian menurun. Apalagi bila Ahok resmi ditetapkan tersangka. Kondisi ini dianggap menjadi kesempatan pasangan Agus-Sylvi.
Kasus dugaan penistaan agama dilakukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, membuat elektabilitasnya kian menurun. Apalagi bila Ahok resmi ditetapkan tersangka. Kondisi ini dianggap menjadi kesempatan pasangan Agus-Sylvi.
Itu diungkapkan Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby, Kamis (10/11). Menurut Adjie, pasangan Anies-Sandi sebenarnya juga berpeluang memenangi Pilgub DKI bila Ahok tersangka. Namun, Agus-Sylvi dianggap punya peluang lebih besar.
"Kita lihat dari sisi data memang masih sama-sama kuat. Faktor Agus karena dia dipersepsikan lebih plural. Dari kombinasi partai juga kan dia lebih nasionalis dibanding Anies," kata Adjie kepada merdeka.com, Kamis (10/11).
Jika dilihat berdasarkan data segmentasi tingkat pendidikan, lanjut Adjie, Anies-Sandi lebih unggul di segmen pemilih berpendidikan tinggi. Sedangkan jika dilihat segmentasi agama, kecenderungan suara akan berpihak pada pasangan Agus-Silvi.
"Dari segmentasi pendidikan misalnya, Ahok sama Anies ini kan kurang lebih sama. Sama-sama menengah atas pendidikannya. Artinya kalau Ahok enggak masuk, berarti mereka yang segmen pendidikan tinggi ini bisa juga ke Anies. Kalau dilihat dari sisi segmentasi agama, kalau lihat kecenderungan mungkin lebih bisa ke Agus," pungkasnya.
Dalam surveinya, menyebut 89,30 persen responden menyatakan bahwa mereka mengetahui kasus dugaan penistaan agama dilakukan Ahok. Hanya di bawah 10 persen saja mengatakan tak pernah mendengar.
Bahkan, kata Adjie, dari responden mengaku mendengar kasus ini, sebanyak 73,20 persen menyatakan bahwa pernyataan Ahok adalah sebuah kesalahan. Hanya sebesar 10,50 persen saja menyatakan bukan sebuah kesalahan. Survei ini dilakukan dari tanggal 31 Oktober hingga November 2016 dengan responden 440 diwawancara secara tatap muka menggunakan metode Multi Stage Random Sampling, dengan margin of error 4,8 persen.