Ma'ruf Amien Cuma Memperkuat Jokowi, Tapi Tak Menambah Elektabilitas
Cawapres Ma'ruf Amin masih sulit memberikan tambahan elektabilitas kepada Jokowi dari kaum milenial. Sebabnya, publik masih melihat paslon dari aspek performa, terutama golongan milenial.
Cawapres Ma'ruf Amin masih sulit memberikan tambahan elektabilitas kepada Jokowi dari kaum milenial. Sebabnya, publik masih melihat paslon dari aspek performa, terutama golongan milenial.
"Dari pemilih milenial itu kan sebagian besar kan melihat dari aspek 'performance', meski tidak semuanya dari mereka melihat dari aspek performa tetapi hampir semua melihat dari aspek 'performance'," kata pengamat politik Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo di Kantin Kendal, Menteng, Jakarta Pusat, Jakarta Pusat, Kamis (20/12).
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Kapan Wapres Ma'ruf menjadi Plt Presiden? Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 12 tahun 2024 tentang penugasan Wakil Presiden untuk melaksanakan tugas presiden hingga 6 Maret 2024.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
"Untung saja Pak Jokowi banyak disukai kaum milenial, kalau tidak bisa menurun cukup drastis," sambungnya.
Dia menambahkan, Ma'ruf Amin juga tak bisa menaikkan kontribusi elektabilitas kepada Jokowi secara signifikan. Dalam arti, pemilih Jokowi pada basis massa Islam yakni Nahdlatul Ulama (NU) sudah kuat. Sehingga figur Ma'ruf tidak menambah suara dan sekadar hanya memperkuat.
"Jadi kalau berpasangan dengan Ma'ruf hanya meminimalisir isu-isu Islam yang diarahkan kepada Jokowi seperti kriminalisasi ulama, tidak pro Islam itu makin meredam meski saat ini masih ada. Fungsinya untuk menepis isu-isu SARA, kedua adalah menguatkan lah, mayoritas umat Islam pilih Jokowi," tuturnya.
Meski demikian, ditariknya Ma'ruf Amin sebagai cawapres berhasil menjaga suara NU yang juga berada di PPP dan PKB.
"Jika saja Pak Jokowi tidak mengakomodir dari NU Ma'ruf Amin itu beresiko sangat besar karena apa? PKB PPP bisa keluar dari koalisi sehingga koalisi Jokowi tidak ada simbol partai Islam, sementara situasi dan kondisi jelas sekali gerakan politik identitas itu menguat," katanya.
Baca juga:
Ma'ruf Sebut Kampanye 'Indonesia Punah' Mengajarkan Ketakutan dan Frustasi
Ma'ruf Soal Tema Debat Pilpres Perdana: Terus Terang Tak Terlalu Sulit
Ma'ruf Sebut Jokowi akan Perbesar Keunggulan di Banten dan Jabar
Ma'ruf Pesan ke Warga Banten: Jangan Balas Fitnah Jokowi Anti Islam & Anak PKI
Ma'ruf Amin: Suara Milenial dan Emak-Emak Kini Jadi Rebutan
Tokoh Banten Minta Warga Menangkan Ma'ruf Amin Karena Putra Daerah