Masih banyak kekurangan, ajang pilkada serentak terkesan nekat
Menurut Siti Zuhro, masih banyak persoalan mesti dituntaskan buat penyempurnaan pilkada masa mendatang.
Tinggal 26 hari lagi menjelang Pilkada serentak, persiapan masih belum selesai. Menurut pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro, penyelenggaraan pilkada tahun ini terkesan nekat.
"Ini adalah catatan serius untuk pelaksana pilkada serentak. Kita menilai pilkada ini terkesan nekat, karena dilihat dari undang-undangnya. UU ini baru sekali diputuskan, tetapi langsung menjadi tahapan-tahapan pilkada," kata Siti usai acar diskusi di Jakarta, Sabtu (14/11).
Siti melanjutkan, masih ada beberapa aturan mengenai pilkada digugat di Mahkamah Konstitusi.
"Itu untuk mereview yang namanya politik dinasti dan calon tunggal. Belum lagi kesiapan KPU dan Bawaslu, jauh dari ideal," ucap Siti.
Siti justru membandingkan penyelenggaraan pilkada serentak kali ini tidak lebih baik dari pilkada sebelumnya.
"Bagaimana kita mengharapkan dan mengekspektasikan pilkada di 269 daerah, jauh dari lebih bagus dari 1000 yang lalu? Contoh, kita tidak terpikirkan mengenai calon tunggal. Sekarang ini ada calon tunggal justru muncul," ujar Siti.