Kiai NU minta masyarakat jernih tentukan pilihan di Pilgub DKI
Masyarakat diminta jernih tentukan pilihan di Pilgub DKI. Tiga pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur bakal bertarung di Pilgub DKI. Meski masa kampanye belum digelar, perang opini dan dukung mendukung sudah mulai ramai di media massa dan sosial media.
Tiga pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur bakal bertarung di Pilgub DKI. Meski masa kampanye belum digelar, perang opini dan dukung mendukung sudah mulai ramai di media massa dan sosial media.
Hal ini dinilai positif dan menunjukkan antusias masyarakat menyambut Pilgub DKI Jakarta sangat tinggi. Sebab, masyarakat memang sudah seharusnya melek politik.
Namun demikian, masyarakat diminta jernih dalam menentukan pilihan pada Februari 2017 nanti. "Karena kita memilih orang yang sangat berpengaruh dalam proses demokrasi dan perbaikan kehidupan kita bersama di masa yang akan datang," kata Wakil Katib Syuriah PWNU DKI Jakarta, Taufik Damas, Kamis (29/9).
Menurutnya, tiga pasangan calon yakni Ahok-Djarot, Agus-Sylviana dan Anies-Sandiaga, sama-sama baik. Namun menurutnya Ahok masih tetap yang terbaik karena telah teruji.
"Ahok sudah terbukti. Dia tegas, bernyali dan kerjanya cepat. Saya lihat Ahok itu tulus banget dalam bekerja. Dia enggak peduli dengan opini tidak populis, karena yang penting adalah kerja untuk kebaikan Ibu Kota dan warganya. Ini luar biasa," kata alumnus Universitas Al-Azhar Kairo Mesir ini.
Dia mengakui tiga pasangan calon memiliki kelebihan masing-masing. Namun Taufik menegaskan kelebihan fundamental yang ada pada Ahok yang harus dipahami oleh masyarakat.
"Kelebihan fundamental yang ada pada Ahok adalah ketegasan dan keberaniannya melawan penyimpangan. Dia tak peduli berhadapan dengan mafia. Semua harus berjalan sesuai aturan yang benar. Belum lagi soal integritas dan semangat transparansi. Dengan demikian, akan banyak uang negara yang dapat diselamatkan. Uang negara itu akan digunakan sesuai aturan dasar kenegaraan, yaitu sebesar-besarnya untuk kemaslahatan masyarakat dalam bentuk berbagai program. Ini yang harus dipahami oleh masyarakat secara jernih," kata kiai muda NU ini.
Menurutnya, semua pasangan calon seharusnya mampu seperti Ahok. "Tapi kan belum terbukti dan teruji. Misalnya Anies Baswedan, dia santun, intelektual, tutur katanya bagus, Tapi jadi gubernur tak cukup hanya itu. Begitu juga Agus Harimurti, muda, tentara, dan santun. Tapi sama juga belum terbukti kemampuannya mengurus Jakarta," katanya.
"Kesantunan itu sangat penting. Tapi masyarakat jangan menyederhanakan persoalan. Jangan berpikir bahwa dengan kesantunan soal kemimpinan menjadi baik semua. Ya belum tentu. Apalagi banyak kesantunan yang menipu. Santun tapi korupsi. Capek kita. Memimpin Jakarta ini memang harus marah. Kalau tidak marah, berarti tidak kerja. Soal gaya marah, itu tergantung tabiat masing-masing individu, dan tidak ada yang salah dengan tabiat lahiriah setiap orang," katanya.