Mega sebut petugas partai karena mau Jokowi pratikkan jalan Trisakti
Kongres PDIP baru berhasil jika PDIP bisa memastikan Jokowi-JK mempraktikkan Jalan Trisakti dan strategi Nawa Cita.
Kongres IV PDI Perjuangan yang baru saja usai digelar. Kongres dinilai akan berhasil apabila PDIP bisa memastikan Pemerintahan Jokowi-JK mempraktikkan Jalan Trisakti serta strategi Nawa Cita hingga akhir masa pemerintahan.
Pengajar Ilmu Politik dan Pemerintahan, Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Muradi mengatakan, ada dua cara untuk memastikan hal itu, yakni mengawal dari luar pemerintahan atau terlibat secara ad hoc ke pemerintahan.
Menurut dia, bisa dipahami kenapa Kongres IV PDI-P tak hanya berakhir dengan terpilihnya struktur kepengurusan DPP yang baru, namun juga ada penekanan untuk memperbaiki dan mempertegas relasi partai moncong putih tersebut dengan Presiden Joko Widodo.
"Penegasan ini penting agar pengurus baru PDI Perjuangan juga berkewajiban untuk menjaga agar relasi dengan pemerintah dapat makin efektif," katanya seperti dilansir Antara, Minggu (12/4).
Dalam konteks itu, dia menilai bisa dipahami mengapa menjadi penting bagi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk menegaskan terminologi 'petugas partai' pada pidato pembukaan dan penutupan kongres.
"Petugas partai lebih pada penegasan kader-kader partai yang menduduki jabatan strategis di pemerintahan, baik eksekutif maupun legislatif, untuk bekerja dalam skema platform partai yang berbasis pada konstitusi, yang mana muara untuk mensejahterakan rakyat adalah dalam skema tersebut," jelasnya.
Artinya, terminologi 'petugas partai' adalah langkah untuk memastikan agar jalan Trisakti dan program Nawa Cita terimplementasi dalam setiap kebijakan yang dibuat pemerintah.
"Dan hal tersebut harus bersifat mengikat kader-kader partai yang menduduki jabatan strategis di pemerintahan baik eksekutif, legislatif maupun jabatan terkait lainnya," ujar Muradi.
Menurut dia, tidak bisa dibayangkan jika kemudian partai politik benar-benar lepas mengontrol dan mengawasi agar setiap kebijakan dan programnya berbasis pada platform partai yang menjadi visi dan program yang harus dijalankan. Tentu saja ukuran pengawasan dan kontrol partai terhadap kader yang disebut 'petugas partai' tersebut setidaknya berbasis pada dua cara.
Pertama, kata dia, mengawalnya dalam bentuk substansi dan implementasi program. Pada cara pertama ini memang tidak mengharuskan agar kader-kader PDIP ikut terlibat secara aktif dengan memperbanyak jabatan strategis untuk menyokong kinerja Presiden Jokowi.
"Hal ini sepenuhnya diserahkan pada kemampuan akselerasi politik dari Jokowi dalam memastikan program dan kebijakannya berbasis Trisakti dan Nawacita," ujarnya.
Kedua, PDIP memastikan agar jalan Trisakti dan Nawa Cita harus menjadi roh dan basis setiap pengambilan kebijakan dan program. Pada cara ini, PDIP perlu melakukan penekanan dan dimungkinkan menyokong secara ad hoc dengan membuat tim khusus agar presiden lebih memahami arah gerak dari platform partai dengan jalan Trisakti dan Nawa Cita.
"Atau bisa juga partai menginginkan penyokongan terbuka, yakni sejumlah kader yang dirasakan pantas untuk mengisi posisi strategis sebagai menteri dan atau jabatan strategis lainnya," bebernya.
Menurutnya, cara yang pertama sebenarnya sudah dilaksanakan, setidaknya sejak Jokowi-JK mulai memerintah. Namun, pengamatannya menunjukkan cara itu masih bisa dibilang gagal membangun konstruksi Trisakti dan Program Nawa Cita.
Kini, tantangannya adalah menunggu PDIP, apakah masih memberikan kesempatan pada kadernya yang menjadi 'petugas partai, untuk mendesakkan agar segera mengimplementasikan Jalan Trisakti dan Nawacita.
"Atau kemudian melakukan pergantian sejumlah menteri agar kebijakan yang dibuat lebih efektif dengan jalan Trisakti dan program Nawa Cita," ujar Muradi.
Dua cara tersebut, tambah dia, pada akhirnya menjadi indikator dari keberhasilan pelaksanaan Kongres IV PDI Perjuangan untuk mengelola dan memperbaiki relasi antara partai dengan kader-kadernya, khususnya dengan Presiden Jokowi.
Baca juga:
Tjahjo Kumolo: Cornelis Lay sedang dirawat intensif di RS Singapura
Pesan keras Mega ke kader PDIP setelah kembali jadi ketum
Mereka yang terdepak dari kepengurusan PDIP
Menebak maksud kemarahan Mega soal 'petugas partai'
Megawati dinilai khilaf tunjuk Puan jadi pengurus DPP PDIP
PDIP: Pidato Mega agar Jokowi taat konstitusi bukan dengar pembisik
Kader terlibat korupsi, PDIP dapat kehilangan kepercayaan rakyat
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Kapan Pasar Jongke diresmikan oleh Presiden Jokowi? Pada Sabtu (27/7), Presiden Jokowi meresmikan Pasar Jongke yang berada di Laweyan, Kota Surakarta.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Di mana kejadian meninggalnya warga saat konvoi Presiden Jokowi terjadi? Konvoy atau iring-iringan dari kendaraan Preiden Joko Widodo (Jokowi) di Sinjai, Sulawesi Selatan memakan korban.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).