Melihat Peluang Koalisi Benang Kuning Terbentuk di Pemilu 2024
Dia menilai ketokohan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto sejauh ini bisa dibilang paling terkonfirmasi sebagai tokoh potensial untuk Pilpres 2024.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menyatakan, dinamika kontestasi jelang Pemilu 2024 masih berjalan dinamis. Karenanya, ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi, seperti terkait potensi koalisi.
Dia menilai ketokohan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto sejauh ini bisa dibilang paling terkonfirmasi sebagai tokoh potensial untuk Pilpres 2024.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Mengapa Partai Gerindra didirikan? Pada awalnya, ide pendirian Partai Gerindra digagas oleh Fadli Zon dan Hashim Djojohadikusumo. Mereka ingin melindungi kesejahteraan rakyat ekonomi kelas bawah terhadap jerat sistem kapitalisme.
-
Siapa saja yang menggodok ide pendirian Partai Gerindra? Pada 2007, Ide Fadli dan Hashim itu pun digodok oleh Ahmad Muzani, M. Asrian Mirza, Amran Nasution, Halida Hatta, Tanya Alwi, dan Haris Bobihoe.
-
Bagaimana Golkar melihat dukungan NasDem terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran? "Saya kira Pak Prabowo pasti sudah punya rumusan sendiri yang itu sudah rumusan, itu sudah muncul pembicaraan antara ketua umum partai politik terutama yang di Koalisi Indonesia Maju," kata Doli, saat diwawancarai di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (25/4).
-
Siapa yang mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar? Presiden terpilih periode 2024-2029 sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar atas kerja keras memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
“Selain karena soliditas internal Partai Golkar (mengusung Airlangga sebagai capres), juga dukungan elite yang mengarah pada restu Airlangga untuk maju,” katanya, Selasa (21/9).
Dedi menilai, kondisi tersebut menjadi nilai tawar tinggi untuk Airlangga. Karenanya, daya tarik Airlangga tak sekadar berkutat di internal partai beringin, akan berlanjut pada pembicaraan koalisi oleh partai lain.
Terkait hal tersebut, dia mengungkapkan koalisi benang kuning menyatukan partai beringin dengan sejumlah partai yang memiliki embrio Golkar, untuk Pemilu 2024 memungkinkan terjadi. Artinya potensi poros baru antara Golkar, Gerindra, NasDem, juga Hanura menjadi hal menarik yang layak untuk ditunggu.
“Daya tarik Airlangga saya pikir akan berlanjut pada pembicaraan koalisi, terutama partai politik berembrio Golkar, yakni Gerindra, NasDem, dan Hanura. Tentu dengan tawaran tokoh utamanya Airlangga sendiri,” jelasnya.
Dedi menjelaskan, jika komunikasi berhasil membentuk poros baru, yakni koalisi benang kuning, bukan hal sulit untuk keempat partai memenangi kontestasi Pemilu 2024.
“Saya rasa bukan persoalan sulit bagi koalisi benang kuning untuk memenangi Pemilu 2024, terlebih Gerindra dan Golkar hingga hari ini cukup kuat posisi popularitas dan elektabilitasnya. Berbeda dengan partai lain yang cenderung dinamis, termasuk PDI-P sekalipun,” ujarnya.
Di sisi lain, dia menyatakan, ada keuntungan lain mengusung Airlangga dalam potensi koalisi. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu merupakan tokoh baru dalam kontestasi pemilihan presiden.
Jabatan sebagai menteri koordinator yang memiliki banyak prestasi, terutama di tengah pandemi Covid-19, menurut Dedi menjadi nilai tawar positif yang tak dimiliki tokoh lain.
Ihwal potensi koalisi benang kuning juga sempat disuarakan Airlangga, Juni lalu. Ketika diwawancarai media, Airlangga membenarkan telah membangun komunikasi dengan sejumlah partai, termasuk menggelar pertemuan dengan petinggi partai politik, seperti Prabowo Subianto dan Surya Paloh.
Airlangga menyatakan memiliki frekuensi yang sama dengan Gerindra dan NasDem. “Kita punya kedekatan ideologi dan perkawanan, dan tentunya frekuensinya juga mirip. Tentu ini ada garis yang bisa didorong untuk bekerja sama," kata Airlangga.
Baca juga:
Ganjar Respons Ancaman Sanksi DPP PDIP: Tetap Urus Covid-19, Pilpres Urusan Bu Mega
Relawan: PDIP akan Ditinggal Pemilih Jika Beri Sanksi Ganjar
Pengamat LIPI: Langkah Politik Ganjar Harus Hati-hati jelang Pemilu 2024
NasDem Minta Anies Fokus Kerja Tidak Terjebak Bicara Soal Capres
Anggaran Pemilu 2024 Rp86 T, DPR Minta Sesuaikan dengan Kestabilan Ekonomi