Menanti dukungan konkret Golkar buat Ridwan Kamil
Menanti dukungan konkret Golkar buat Ridwan Kamil. Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil masih membutuhkan delapan kursi DPRD Jabar lagi untuk mendapatkan tiket maju sebagai calon gubernur di Pilgub Jabar 2018. Pria yang akrab disapa Emil ini, baru mengantongi 12 kursi dukungan dari NasDem dan PKB.
Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil masih membutuhkan delapan kursi DPRD Jabar lagi untuk mendapatkan tiket maju sebagai calon gubernur di Pilgub Jabar 2018. Pria yang akrab disapa Emil ini, baru mengantongi 12 kursi dukungan dari NasDem dan PKB yang telah resmi menyatakan dukungan.
Selangkah lagi, PPP diklaim juga akan mengikuti jejak PKB dan NasDem mendukung Ridwan Kamil. Meskipun, di tingkat pengurus provinsi, PPP tengah mengusahakan pembentukan poros baru bersama Demokrat dan PAN. Ketiga pimpinan partai di tingkat provinsi sudah bertemu beberapa kali untuk membahasnya.
Di luar PPP, Partai Golkar juga rupanya sedang mempertimbangkan mengusung Emil. Hingga kini internal partai beringin itu masih membahas intens. Ada dua nama yang masih dipertimbangkan, selain Emil, ada juga Ketua DPD Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Ketua DPW NasDem Jawa Barat Saan Mustopa, menanti sikap konkret Golkar bergabung bersama-sama untuk mendukung Ridwan Kamil. Saan tak ingin, Golkar hanya memberikan harapan kosong, tapi tegaskan dengan sikap pemberian rekomendasi kepada Emil.
"Kita meminta (Golkar) tidak hanya sebatas tertarik, tapi kita ingin kalau memang tertarik segera mewujudkannya dalam sebuah tindakan politik yaitu dalam bentuk keputusan untuk pendukung Ridwan Kamil ya minimal keputusan dalam bentuk rekomendasinya," kata Saan di Bandung, Selasa (19/9).
Meski sinyal dari Golkar sudah terbuka, namun Saan tidak akan mengintervensi internal partai lain. Sebab setiap partai harus menempuh mekanisme masing-masing.
"Jadi Nasdem tidak dalam posisi untuk apa istilahnya mendesak atau meminta karena di Golkar juga kan punya mekanisme punya kader yang merusak juga layak menjadi calon gubernur Jawa Barat," tandasnya.
Setali tiga uang, Emil juga menganggap kabar menggembirakan jika benar Golkar memberikan rekomendasi kepada dirinya untuk maju di Pilgub Jabar 2018. Meski belum pasti, Emil mengatakan, akan memonitor sinyal dukungan dari Golkar yang menjadi angin segar dan gerbang baginya melenggang menjadi orang nomor satu di Jawa Barat.
"Tapi itulah politik, politik itu tidak ada yang pasti sebelum hitam putihnya keluar. Jadi media terhadap isu ini ya kita monitor saja secukupnya. Nanti kalau ternyata betul suratnya keluar, barulah jadi berita yang luar biasa," ujar Ridwan kepada wartawan di Taman Sejarah, Selasa (19/9).
Emil mengatakan, bahwa politik bersifat dinamis. Karenanya ia masih terus berkomunikasi dengan berbagai partai untuk menggalang dukungan, termasuk Golkar. Jika dukungan tersebut betul terjadi, ia menilai akan menjadi dinamika politik baru.
Lebih lanjut, Emil mengungkapkan bahwa komunikasi dengan sejumlah partai terus dilakukannya dengan baik. Tiap partai memiliki mekanisme dan pandangan tersendiri dalam menentukan calon, termasuk Golkar. Sehingga dukungan tidak serta merta dengan mudah didapatkannya.
"Saya ini komunikasi sama intensitasnya ke semua partai. Jadi tidak bisa dibilang Golkar lebih banyak intensitasnya, sama aja PPP begitu, ke yang lain juga begitu. Setelah itu kan diolah oleh tim mereka, apakah ada kecocokan tujuan, visi, misi dan sebagainya," katanya.
Beberapa waktu lalu, Sekjen Golkar Idrus Marham mengakui saat ini di internal Golkar muncul nama-nama kader lain yang didorong untuk maju dalam Pilkada Jawa Barat. Sepanjang belum final dan belum ditandatangani Ketua Umum dan Sekjen, maka selama itu juga sangat dinamis dan bebas bagi seluruh kader partai Golkar untuk mewacanakan, untuk menyampaikan aspirasi dalam bentuk berpendapat.
"Seperti misalkan saudara Nusron Wahid yang mewacanakan RK (Ridwan Kamil) dengan Daniel Muttaqien. Tapi tentu juga ada juga wacana-wacana lain, itu sah-sah saja, tetapi itu bukan keputusan," ujar Idrus.
Idrus menegaskan, hingga hari ini partainya belum mengeluarkan rekomendasi pada siapa pun untuk menjadi calon Gubernur Jawa Barat. Sehingga kabar yang beredar saat ini mengenai kandidat hanya klaim sepihak.
"Saya secara konsisten menyampaikan September. September ada 30 hari, dan sekarang ini tanggal 8, berarti kita tunggu dan dalam jangka waktu itu. Kita tunggu hasil lembaga survei," katanya.
Baca juga:
Gerindra pikir ulang usung Deddy Mizwar-Syaikhu karena tak mau ambil risiko
NasDem desak Golkar segera deklarasi dukung Ridwan Kamil, jangan cuma tertarik
Tutup pintu untuk Ridwan Kamil, PAN buka peluang dukung Deddy Mizwar di Pilgub Jabar
Golkar buka peluang beri dukungan di Pilgub Jabar, ini reaksi Ridwan Kamil
Tren angka partisipasi warga Jabar di Pilkada cenderung menurun
Emil sebut sinyal dukungan PPP semakin kuat
Selain galang koalisi, NasDem kumpulkan kader se-Jabar menangkan Emil
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
-
Siapa yang diusung Partai Golkar menjadi Cagub Jabar? Partai Golkar mengusung mantan bupati Purwakarta Dedi Mulyadi maju menjadi calon gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2024.
-
Apa komitmen PKB terkait Pilgub Jabar? PKB sudah lama berkomitmen mengambil poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Bagaimana PKB ingin membentuk poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? "Kami belum ada obrolan sama sekali menyangkut soal sosok Kang Ridwan Kamil gitu, tapi yang sudah ada obrolan malah di Jabar. Kalau Kang RK maju di Jabar kami akan bikin poros di luar Kang RK kan gitu," tutur Huda.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kenapa PKB ingin membentuk poros yang berbeda dari Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? Ia mengatakan bahwa perbedaan poros sangat dibutuhkan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun ini agar publik memiliki banyak pilihan."Pokoknya prinsipnya PKB siap siapapun yang berkompetisi karena PKB akan menyuguhkan alternatif pilihan untuk publik, sebanyak-banyaknya," ujar Huda ketika ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (13/6)