Meski bermasalah, logo Suro-Boyo tetap dipakai pasangan Rasiyo-Lucy
Komunitas pemilik logo, Surabaya Community, protes karena logo masih dipakai di seragam saksi pasangan urut 1 itu.
Pasangan Rasiyo-Lucy Kurniasari memilih tetap menggunakan logo Suro dan Boyo. Padahal, sebelumnya penggunaan logo milik komunitas yang digawangi musisi Piyu, itu sudah dipermasalahkan Surabaya Community (SC).
Logo itu tertempel di kaos warna hijau yang digunakan saksi pasangan Rasiyo-Lucy. Logo itu ada di sebelah kanan kaos.
Menanggapi hal itu, Sekjen SC Metro (Surabaya, Sidoarjo, Gresik dan Lamongan), Edy Firmanto, menegaskan sebenarnya pasangan itu belum pernah mengajukan permintaan maaf atas penggunaan logo tersebut.
"Permintaan maaf secara terbuka, sampai saat ini belum. Kalau pribadi sudah. Waktu itu saya dan Oyek (Agus Salim) yang mendatangi Posko Rasiyo-Lucy dan ditemui ketua timnya, Agung Nugroho. Dia mengaku mendapatkan dari googling," terang Edy Firmanto, Rabu (9/12).
Dia sangat menyayangkan pasangan itu masih nekat menggunakan logo yang sebenarnya bermasalah.
"Waktu kita ke posko pemenangan mereka, kita kasih mereka waktu 2 x 24 jam untuk membuat pernyataan maaf secara terbuka, tapi sampai saat ini masih belum. Bahkan mereka juga menggunakannya untuk seragam saksi di TPS," katanya menyayangkan.
Pria yang juga aktivis ini mengaku sebenarnya secara pribadi dia mendukung pasangan Rasiyo-Lucy. Tapi tindakan pemakaian logo tanpa izin itu tetaplah pelanggaran.
"Atas kejadian ini, saya mangkel (jengkel). Ya kita tetap meredam gejolak. Karena kita tidak ingin dicap sebagai kelompok yang ingin menggagalkan Pilwali. Karena logo itu, juga digunakan di kertas suara," katanya.
"Karena kasus ini sudah di-handle pusat, di Jakarta, kita masih menunggu. Kalau gugatan itu pasti. Tapi bagaimanapun kita punya AD/ART, tidak bisa bertindak sendiri-sendiri. Kita tunggu instruksi pusat. Kalau kita di Surabaya selalu siap melakukan penyegelan," sambung alumni Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITAS) ini.
Dihubungi terpisah, pengurus SC Pusat, Putut mengatakan, pihaknya memang sudah mengingatkan tim Rasiyo-Lucy. "Memang demikian adanya. Sebenarnya, kita tidak ngomong logo ya dalam kasus ini. Karena kalau logo menyangkut keseluruhan, yaitu ikon Suro dan Boyo, serta tulisan yang tertempel. Tapi mereka hanya menggunakan Suro dan Boyo-nya. Sehingga kita mengatakan ikon-nya yang dicomot," terang Cak Putut.
Cak Putut menyebut, dari informasi yang diterima pihaknya, pasangan Rasiyo-Lucy menggunakan logo itu pada semua atribut pilkada, mulai alat peraga kampanye, seperti pin, stiker bergambar Suro dan Boyo milik SC.
Ketika ditanya apakah akan melakukan gugatan terkait plagiat yang dilakukan Rasiyo-Lucy, Cak Putut mengaku masih belum ada rencana. "Sampai saat ini masih belum ada rencana. Kita hanya menegaskan di Pilwali Surabaya, kita tidak memihak salah satu pasangan calon. Itu saja, untuk saat ini. Kita masih menunggu iktikad baik mereka. Tapi masih belum dilakukan. Makanya kita bikin rilis kemarin di Jakarta. Ini untuk menginformasikan kalau ikon Suro dan Boyo yang digunakan itu milik SC," jelasnya.
"Kita sama sekali tidak ingin gembosi kontestan. Kita sifatnya menunggu, mengingatkan, tapi ternyata tidak ada feedback dari mereka (Rasiyo-Lucy). Sebenarnya, kasus seperti ini kan juga pernah dialami Paslon urut dua (Risma-Whisnu), tapi mereka bisa menyelesaikan dengan baik, tapi Rasiyo-Lucy kok tidak melakukan," katanya menyayangkan.
Sebelumnya, terkait penggunaan logo itu pengurus komunitas SC sempat menemui ketua tim pemenangan pasangan nomor urut satu ini, yaitu Agung Nugroho. Mantan Komisioner KPU Jawa Timur ini pun, mengaku nyomot logo SC melalui googling.
"Waktu kita ke posko pemenangan mereka, kita kasih mereka waktu 2 x 24 jam untuk membuat pernyataan maaf secara terbuka, tapi sampai saat ini masih belum. Bahkan mereka juga menggunakannya untuk seragam saksi di TPS," katanya menyayangkan.
Baca juga:
PAN geram organ sayapnya dukung Risma-Whisnu
2.600 Personel polisi siap amankan Pilwali Surabaya
Masa tenang, Rasiyo-Lucy disebut bagi kaos & ajak warga makan bakso
Risma: Banyak laporan ada politik uang
Amankan suara Risma-Whisnu, PDIP lepas 12 ribu saksi berlapis
Nyoblos di TPS 01, Risma pasrah sama Gusti Allah
Perang klaim, 3 lembaga survei catat hasil berbeda Pilwali Surabaya
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Mengapa Pilkada Serentak diadakan? Ketentuan ini diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan pemilihan, serta mengurangi biaya penyelenggaraan.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Kenapa Pilkada Serentak dianggap penting? Sejak terakhir dilaksanakan tahun 2020, kali ini Pilkada serentak diselenggarakan pada tahun 2024. Dengan begitu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui kapan Pilkada serentak dilaksanakan 2024.