Munas Golkar Panas Lagi, Ibnu Munzir Sampai Keluar Grup WA DPP
Partai Golkar kembali memanas. Persoalan rencana perhelatan Munas pada Desember 2019 nanti kembali menjadi pemicunya. Golkar dijadwalkan akan segera menggelar pleno untuk persiapan Rapimnas dan Munas. Pleno rencananya akan dilakukan pada awal November.
Partai Golkar kembali memanas. Persoalan rencana perhelatan Munas pada Desember 2019 nanti kembali menjadi pemicunya.
Golkar dijadwalkan akan segera menggelar pleno untuk persiapan Rapimnas dan Munas. Pleno rencananya akan dilakukan pada awal November.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
Seorang sumber di DPP Golkar mengatakan, sesuai rencana awal, pleno akan digelar pada 5 November. Sementara tanggal 6 November dihelat HUT Partai Golkar.
"7 November Rapimnas di Hotel Sultan," kata sumber itu, Kamis (31/10).
27 November akan kembali digelar pleno untuk menetapkan materi Munas. Munas rencananya akan dilakukan pada 3-4 Desember di Hotel Ritz Carlton, Jakarta.
"Azis Syamsuddin Ketua Penyelenggara Munas," kata sumber ini. Sayang hingga kini, Azis belum dapat dikonfirmasi terkait kabar tersebut.
Sumber ini juga menyebutkan, rencana gelaran pleno dan munas ini membuat soliditas pendukung Airlangga terpecah. Ketua Korbid Kepartaian DPP Golkar, Ibnu Munzir sampai keluar grup WhatsApp DPP Golkar, karena mengaku tak diajak bicara.
Ibnu Munzir Izin Pamit
Dalam pesan grup itu, Ibnu izin pamit. Karena merasa dilangkahi sebagai korbid kepartaian tidak diajak bicara.
"Jika pleno dilaksanakan tanggal 5 ataupun 27 November, dan korbid kepartaian tidak diajak bicara, sebagai tanda protes izin saya meninggalkan group. Terlalu banyak keputusan yang diambil yang melanggar aturan-aturan partai kita," tulis Ibnu Munzir dalam Grup WA DPP Golkar itu.
Saat dikonfirmasi, Ibnu membenarkan. Dia hingga kini tak tahu ada rencana pleno dan munas Golkar. Padahal dia sebagai ketua korbid kepartaian.
"Saya belum tahu karena selaku Ketua Koorbid Kepartaian saya tidak diberitahu atau diajak rapat untuk memutuskan hal ini, padahal ini domain Kepartaian," kata Ibnu kepada merdeka.com, Kamis (31/10).
Ibnu mengaku tak tahu siapa yang memimpin rencana pleno tersebut. Tapi dia menduga rapat-rapat itu dilakukan oleh Sekjen Golkar Lodewijk F Paulus.
"Mungkin Pak Sekjen," kata Ibnu.
Bamsoet Tetap Maju
Setelah sempat menyatakan diri untuk cooling down di pertarungan Munas Golkar, Bambang Soesatyo disebut akan kembali berkontestasi dengan Airlangga Hartarto. Hal ini diungkap oleh loyalis Bamsoet, Darul Siska.
"Tetap maju," kata Darul kepada merdeka.com, Kamis (31/10).
Bamsoet sempat menyatakan cooling down setelah melakukan pertemuan dengan Airlangga Hartarto beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan itu, disepakati bahwa Bamsoet akan dicalonkan Golkar menjadi ketua MPR.
Namun menurut Darul, terpilihnya Bamsoet jadi ketua MPR bukan karena restu dari Airlangga. Tapi atas rekomendasi partai Golkar.
Sementara untuk Munas Golkar, Bamsoet disebut tak bisa mengelak dari desakan pimpinan DPD partai. Bamsoet diklaim didukung banyak kader untuk menjadi ketua umum Golkar.
"Mas Bambang Soesatyo jadi Ketua MPR karena dukungan Partai, Mas Bambang Soesatyo tak mengelak dari tanggung jawab karena didesak oleh pimpinan DPD dan kader-kader untuk memimpin dan membesarkan partai," tambah Darul.
Sempat Cooling Down
Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo bertemu, Jumat 27 September lalu. Hasilnya, Bamsoet memutuskan mendukung pencalonan Airlangga di Munas Golkar.
Bamsoet menjelaskan, hal ini dilakukan guna menjaga soliditas partai. Terlebih saat ini tengah terjadi berbagai isu di Tanah Air yang butuh perhatian elite politik.
"Untuk sementara ini, saya cooling down dulu. Memutuskan untuk mendukung pencalonan beliau (Airlangga)," jelas Bamsoet kepada merdeka.com, Sabtu (28/9).
Dia tak ingin kegaduhan terjadi di internal Golkar menambah beban Presiden Jokowi. Ditambah, kondisi dan situasi negara yang tengah menghadapi banyak persoalan.
Golkar sebagai partai pemerintah, harus mendukung dan menjaga stabilitas politik Jokowi. Terlebih jelang pelantikan Jokowi-Maruf Amin 20 Oktober nanti.
Bukan cuma itu, Bamsoet juga akhirnya menerima tawaran untuk menjadi Ketua MPR dari Golkar. Hal itu yang ditawarkan oleh Airlangga dalam pertemuan semalam.
"Beliau meminta saya jadi calon ketua MPR," tambah Ketua DPR itu.
Untuk pencalonan di Munas Golkar 2019, Bamsoet sekali lagi menegaskan ingin menjaga soliditas partai.
"Saya cooling down dulu, karena pertarungan pendukung saya dan beliau keras sekali," tutup dia.
(mdk/rnd)