Naik 17 kali lipat dalam 5 tahun, harta cabup Karawang dipertanyakan
Ada enam calon yang bakal mengikuti pilkada kabupaten Karawang.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) diminta menyelidiki kenaikan harta bupati Karawang petahana, Cellica Nurrachadiana, yang melonjak tajam selama lima tahun sejak menjabat 2010 lalu. Hal ini diketahui setelah KPUD Kabupaten Karawang mengumumkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) enam pasangan calon bupati Karawang beberapa hari lalu.
Berdasarkan data yang diumumkan KPUD Karawang, kenaikan harta kekayaan yang cukup signifikan Cellica Nurrachadiana dari Rp 2,2 miliar pada laporan tahun 2010 menjadi Rp 37,9 miliar pada tahun 2015. Kenaikan harta diperkirakan 17 kali lipat kenaikannya.
"Kalau kita lihat Cellica sebelumnya hanya anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dan baru menjabat Plt Bupati Karawang hanya hitungan bulan saja. Gaji dan tunjangannya sebagai Plt Bupati tidak memungkinkan mendapatkan penghasilan sebanyak itu. Kalau perlu KPK melakukan pembuktian terbalik, jangan sampai kenaikan harta kekayaan Cellica menimbulkan praduga yang tidak baik dimata publik jika KPK tidak melakukan pengecekan secara mendalam," kata Ketua Bapilu Partai Gerindra Karawang, Yanto dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2/12).
Yanto pun mempertanyakan klarifikasi Cellica atas jumlah kekayaannya itu. Sebagaimana diketahui, pada pilkada 2010 lalu, Cellica maju sebagai wakil bupati mendampingi Ade Swara, yang kini nonaktif karena terbelit kasus korupsi.
"Jika memang Cellica beralasan hanya karena etika tidak memasukan hartanya semua pada tahun 2010 dianggap takut melebihi kekayaan Ade Swara waktu itu sangat tidak masuk akal sekali dan justru kejujuran Cellica patut dipertanyakan sebagai calon pemimpin. Sehingga yang bersangkutan dapat dikategorikan dalam pemalsuan data. Bisa aja ini menjadi celah KPK masuk untuk melakukan penyelidikan," tambah Yanto.
Secara terpisah, Cellica di sejumlah media telah memberikan bantahan. Dia menyebutkan harta yang dimilikinya wajar karena sejak dulu dia sudah kaya.
"Saya sudah kaya sejak dulu. Bukan masalah berbohong dalam melaporkan harta kekayaan saat itu. Akan tetapi etikanya saya menghargai beliau (Ade Swara). Masa calon wakil bupatinya melaporkan harta kekayaannya melebihi calon bupatinya," kata dia.
Kabupaten Karawang merupakan daerah yang memiliki pasangan calon kepala daerah terbanyak di Jawa Barat, yakni terdapat 6 pasangan calon bupati dan wakil bupatinya. Berikut nama-nama pasangan calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Karawang 2015: Nace Permana dan Yeni (perseorangan), Akhmad Marjuki-Tubagus Dedi Suwandi Gumelar (diusung Partai Hanura, PDIP dan PBB), Cellica Nurrachadiana-Ahmad Zamakhsari (dari Partai Demokrat, PAN dan PKS), Daday Hudaya-Edy Yusuf (perseorangan / Independen), Nanan Taryana-Asep Gustian (perseorangan), dan Saan Mustopa-Iman Soemantri (Partai Golkar, Gerindra dan Partai NasDem).
Sedangkan Ahmad Zamakhsari, calon wakil bupati yang mendampingi Cellica menyampaikan harta kekayaannya sekitar Rp 2,8 miliar. Calon bupati yang memiliki kekayaan tertinggi kedua ialah Akhmad Marjuki. Cabup yang satu ini menyampaikan harta kekayaan miliknya sekitar Rp 33,3 miliar dan calon wakilnya, Dedi S Gumelar memiliki kekayaan Rp 13,4 miliar. Selanjutnya calon bupati Nace Permana memiliki harta kekayaan sekitar Rp 4 miliar dan calon wakilnya Yeni harta kekayaannya mencapai Rp 2,1 miliar.
Kemudian calon bupati Daday Hudaya dilaporkan memiliki harta kekayaan sekitar Rp 13,9 miliar dan wakilnya Edy Yusuf menyampaikan total kekayaannya sekitar Rp 12,2 miliar. Calon bupati lainnya, Nanan Taryana memiliki harta kekayaan sekitar Rp2,1 miliar dan wakiknya Asep Agustian memiliki kekayaan sebesar Rp 4,3 miliar.
Terakhir calon bupati Saan Mustopa dari Partai Golkar, Gerindra dan Nasdem menyampaikan harta kekayaannya sekitar Rp 4,7 miliar. Sedangkan wakilnya, Iman Sumantri harta kekayaannya hanya mencapai Rp 1,8 miliar.
Baca juga:
Panwaslu Karawang belum usut bagi-bagi uang saat kampanye Saan-Iman
Kampanye pertama di Karawang, Saan-Iman sudah sebar duit ke massa
Terdakwa suap dan pencucian uang ikut-ikutan dukung duet Saan-Iman
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Apa yang dimaksud dengan Pilkada? Pilkada adalah proses demokratis di Indonesia yang memungkinkan warga untuk memilih pemimpin lokal mereka, yaitu gubernur, bupati, dan wali kota beserta wakilnya.