NasDem Gandeng PKB Usung Anies-Cak Imin, Ganjar Tidak Khawatir PPP Keluar Koalisi
Ganjar mengaku, selalu menghormati seluruh keputusan masing-masing partai politik.
Ganjar mengaku tidak khawatir PPP akan mencabut dukungan kepada dirinya.
NasDem Gandeng PKB Usung Anies-Cak Imin, Ganjar Tidak Khawatir PPP Keluar Koalisi
Bakal Capres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo tidak khawatir dengan bandul dinamika politik yang telah bergerak. Kini NasDem menggandeng PKB untuk mengusung Anies Baswedan dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Koalisi Perubahan hampir dipastikan bubar. Sebelumnya, Demokrat dan PKS sudah diajak Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno untuk membangun poros baru.
Ganjar mengaku tidak khawatir PPP akan mencabut dukungan kepada dirinya.
"Saya tidak pernah khawatir dalam bersikap politik," katanya di Djakarta Theater, Jakarta, Kamis (31/8).
Ganjar mengatakan, selalu menghormati seluruh keputusan masing-masing partai politik. Apapun keputusan politiknya tersebut.
"Dalam pikiran saya adalah menghormati seluruh keputusan masing masing partai," ujarnya.
Sampai detik ini, Ganjar belum mencium gelagat PPP akan mencabut dukungan dan memutus kerjasama dengan PDIP.
"Saya enggak cium-cium kok. Yang saya cium istri saya," katanya.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menetapkan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan. Keputusan ini dilakukan sepihak oleh Surya Paloh tanpa sepengetahuan Demokrat dan PKS.
Demokrat mendapatkan informasi dari Juru Bicara Anies Sudirman Said bahwa Surya Paloh menetapkan Cak Imin sebagai cawapres pada Selasa (29/8) malam di NasDem Tower.
Sekjen Demokrat Teuku Riefky Harsya menilai, keputusan tersebut bentuk pengkhianatan terhadap piagam koalisi yang sudah diteken NasDem, PKS, dan Demokrat.
“Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan, pengkhianatan terhadap piagam koalisi yang telah disepakati oleh ketiga parpol,”
kata Riefky dalam keterangan tertulis, Kamis (31/8).
merdeka.com
Selain piagam kerja sama, Riefky menyebut, keputusan Surya Paloh itu mengkhianati mandat yang sudah diberikan kepada Anies untuk memimpin Koalisi Perubahan. Sebelumnya, Surya Paloh mempersilakan Anies menentukan sendiri cawapresnya.