NasDem Tidak Undang Jokowi di Apel Siaga Perubahan, Fokus Bahas Strategi Pemenangan Anies
Apel Siaga Perubahan merupakan agenda internal partai NasDem.
Acara Apel Siaga Perubahan merupakan agenda internal NasDem.
NasDem Tidak Undang Jokowi di Apel Siaga Perubahan, Fokus Bahas Strategi Pemenangan Anies
Ketua umum partai NasDem, Surya Paloh memantau langsung proses gladi bersih menyambut acara Apel Siaga Perubahan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (15/6) malam.
Surya Paloh terlihat berada di lokasi acara dengan memakai seragam khas NasDem lengkap dengan baret berlogokan NasDem.
Tampak turut memantau langsung proses gladi bersih itu Bandahara Umum (Bendum) NasDem Ahmad Sahroni, Ketua Teritorial Pemenangan Pemilu DPP Partai NasDem Sulawesi Rachmat Gobel, Ketua DPP NasDem Sugeng Suparwoto hingga Siti Nurbaya. Mereka langsung duduk dan melihat sejumlah persiapan yang tengah berlangsung.
- Kritik Pemerintah Jokowi dan 2 Capres Lain, Anies Klaim AMIN Paling Fokus Pemerataan Pembangunan
- Ada Agenda Internal, Jokowi Batal Nonton Balap MotoGP Mandalika Hari Ini
- Pidato Apel Siaga PDIP, Ganjar Singgung Pencapaian Jokowi hingga PR Besar
- NasDem Tidak Undang Jokowi di Agenda Pidato Kebangsaan Anies Baswedan
Wakil Ketua Umum NasDem, Ahmad Ali mengatakan, acara Apel Siaga Perubahan merupakan agenda internal partai. Sehingga tidak ada pengumuman mengenai bakal cawapres.
"Saya pastikan besok enggak ada pengumuman bacawapres. Ini acara adalah acara konsolidasi Partai NasDem menyongsong pemilu 2024," ucap Ali saat ditemui di GBK Senayan, Sabtu (15/7).
Ali juga menyebut agenda itu pun hanya turut mengundang partai koalisi KPP seperti Demokrat dan PKS. Hal itu juga berlaku bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga tidak diundang.
"Pak Jokowi tidak diundang," ucap dia.
Dia juga menegaskan pada agenda ini akan berfokus kepada pemenangan mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Mengingat dari salah satu survei, popularitas Anies telah menurun.
"Turunnya survei Anies ini menjadi pertanyaan besar yang harus dijawab oleh Koalisi. Bukan justru kita mendorong mengumumkan cawapresnya, bisa jadi blunder," tutur dia.