Nasib Ruhut di Demokrat di 'ujung tanduk' karena Ahok
Nasib Ruhut di Demokrat di 'ujung tanduk' karena Ahok. Ruhut tegas mendukung pasangan Ahok-Djarot yang diusung PDIP, Golkar, Hanura, dan NasDem. Ruhut bahkan masuk dalam tim pemenangan Ahok-Djarot sebagai juru bicara.
Bukan Ruhut Sitompul jika tak mengundang perhatian. Jika pada Pilpres 2014 lalu Ruhut menuai perhatian publik karena mendukung Jokowi-JK, kini di Pilgub DKI 2017, Ruhut mendukung Ahok-Djarot.
Padahal dua pilihannya itu bertentangan dengan garis kebijakan Partai Demokrat, partai tempatnya bernaung. Pada Pilpres 2014, Demokrat memilih tak memberi dukungan kepada siapapun.
Namun kala itu Ruhut tak menuai murka dari elite Partai Demokrat. Tapi kali ini, kesalahan Ruhut sepertinya tak bakal diampuni oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Sebabnya, garis kebijakan Partai Demokrat di Pilgub DKI tak dipatuhi oleh Ruhut. Anggota Komisi III DPR itu menolak mendukung Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, pasangan bakal cagub cawagub DKI yang diusung Demokrat dan koalisinya.
Ruhut malah tegas mendukung pasangan Ahok-Djarot yang diusung PDIP, Golkar, Hanura, dan NasDem. Ruhut bahkan masuk dalam tim pemenangan Ahok-Djarot sebagai juru bicara.
Hal itu tentu saja membuat elite-elite Demokrat mengamuk. Ruhut terancam mendapat sanksi tegas dari partai yang identik dengan lambang Mercy itu. Bukannya malah membuat suasana teduh, Ruhut justru seakan membuat suasana semakin keruh. Ruhut terus menerus mengeluarkan sejumlah statement keras soal dukungannya ke Ahok dan posisinya di Demokrat.
Salah satunya adalah soal kerelaannya mundur dari posisi anggota DPR dan koordinator Polhukam Partai Demokrat. Hal itu demi upaya memenangkan Ahok-Djarot.
"Kalau nanti masih kurang, akhir reses ini aku mundur dari DPR. Mantap enggak?," kata Ruhut, Rabu (5/10).
Tak cuma itu, Ruhut juga pernah menantang elite Demokrat untuk memecatnya ketimbang meminta mundur dari partai.
"Kalau berani pecat jangan suruh mundur jangan suruh keluar dari partai. Pecat saja, kalau berani, kok enggak dipecat-pecat," katanya, Selasa (4/10).
Sanksi buat Ruhut dari Demokrat pun sudah di depan mata. Posisi Ruhut di partai yang identik berwarna biru itu sudah di ujung tanduk.
Ruhut mengakui mendapat kabar mencengangkan dari para petinggi Demokrat. Dia mengaku dapat kabar nasibnya tersisa dua hari lagi di partai pimpinan SBY itu.
"Aku enggak tahu, ada kawan-kawan seperti Roy dan yang lainnya bilang aku tinggal dua hari lagi di Demokrat. Aku kaget, panwas saja belum panggil aku yang kedua kalinya," kata Ruhut di Jakarta Kamis (6/10).
Sementara itu, Ahok berterimakasih kepada Ruhut meski berisiko pada posisinya di Demokrat. Ahok juga menyambut baik Ruhut didaulat menjadi jubir di Tim Pemenangan Ahok-Djarot.
"Ya kita terima kasih saja Bang Ruhut nekat mau memperjuangkan saya jadi jubir, dengan risiko bisa dipecat," ujar Ahok saat di kantor Balai Kota, Kamis (6/10).
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
-
Siapa yang menyambut kedatangan Prabowo di Kantor DPP Partai Golkar? Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hingga Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menyambut langsung kedatangan Prabowo.
-
Siapa yang ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
Baca juga:
Hanura sebut Ruhut membelot dari Demokrat karena yakin Ahok menang
Jadi jubir, ini yang akan dilakukan Ruhut buat menangkan Ahok-Djarot
Ahok terima kasih Ruhut nekat dukung meski terancam dipecat Demokrat
Ruhut: Kalau perlu mundur ya mundur, tapi aku mau tetap di Demokrat
'Basah kuyup' Ruhut Sitompul bela Ahok di Pilgub DKI