PAN tinggalkan Demokrat, jajaki koalisi PDIP & Gerindra
PAN berharap berada di gerbong pemenang. Mereka lebih baik berada di kubu pemenang Pemilu dan duduk di kabinet.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa menilai koalisi jelang pemilihan presiden Juli mendatang secara alamiah akan terjadi. Soalnya selisih suara antar peserta pemilu tak terlalu jauh.
Akan tetapi, momen yang menentukan koalisi akan mulai terlihat dua pekan mendatang. Pada saat itu, Hatta percaya Komisi Pemilihan Umum (KPU) bakal mulai mengkonversi suara masuk bagi setiap partai, ke dalam jumlah kursi di Dewan Perwakilan Rakyat. Kalau ada kasak-kusuk soal koalisi, itu hanyalah penjajagan awal.
"Nanti setelah mulai real count, kita akan lebih melihat pergerakan (partai). Kalau sekarang tidak ada yang berani, karena untuk presiden kan harus didukung 20 persen electoral vote. Sekarang belum ada dasarnya semua pasti menunggu," ujarnya di Jakarta, Jumat (11/4).
Hatta secara pribadi mengakui sudah menemui partai-partai yang dirasa akan mendapat suara signifikan. Pertemuan antara PAN dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) selaku pemenang pemilu 2014 versi hitung cepat sudah dilakukan. Demikian pula dengan Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pimpinan Prabowo Subianto. Hatta juga mengaku telah berkomunikasi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang pada pileg tahun ini menjadi kuda hitam.
Akan tetapi, upaya PAN diklaim Hatta bukan strategi dagang sapi. Dia juga menampik komunikasi politik dengan rival-rivalnya buat mengamankan posisi setelah dukungan yang didapat partainya pada pemilu tiga hari lalu versi hitung cepat hanya 7,4 persen.
Pembicaraan dengan petinggi partai lain, imbuhnya, dalam kapasitas sebagai menko perekonomian. Itupun baru dengan pejabat teras, belum pucuk pimpinan tertinggi dari partai-partai tersebut.
"Pembicaraan dengan partai lain tentu sudah ada, tapi tidak dalam konteks dagang sapi. Saya ajak bicara parpol platform ekonominya seperti apa, saya bisa mengatakan sebagai menko, ini lho tantangan kita ke depan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, akan menghadapi pertambahan penduduk, macam-macam," ungkapnya.
Sedangkan Golkar mengaku belum didekati oleh PAN. Partai berlambang matahari putih ini masih mencari momen yang pas untuk mengadakan pembicaraan dengan sang calon presiden partai beringin itu, yakni Aburizal Bakrie. "Kalau dengan Pak Ical (panggilan Bakrie) belum," kata Hatta.
Di luar itu, Hatta optimis suara partainya dalam real count KPU akan meningkat cukup signifikan. Alasannya, hitung cepat walaupun ilmiah sebetulnya masih memiliki margin of error. Dia berharap suara partainya dapat menembus lebih dari 8 persen.
Akan tetapi, PAN berharap berada di gerbong pemenang. Oleh karena itu, Hatta memberi sinyal penjajagan koalisi akan diarahkan kepada kubu capres yang peluangnya besar terpilih 9 Juli mendatang.
"Saya sama saja di dalam atau di luar (pemerintahan), yang penting bagaimana supaya kita tidak kehilangan peranan. Tapi mungkin kita idealnya tetap di dalam," cetusnya.