PDIP: Bahaya negeri ini dipimpin orang emosional & tukang fitnah
"Menjadi pemimpin di republik ini diperlukan kebesaran jiwa, kerendahan hati dan keteguhan menjaga etika politik."
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) mengakui menjadi sasaran empuk partai politik lain. Namun, serangan ini justru dipandang positif bagi partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini.
Wasekjen PDIP Hasto Kristianto mengatakan, banyak serangan yang dilakukan melalui kampanye negatif. Akan tetapi, dia yakin rakyat mampu melihat dengan jernih terkait hal ini.
"Berbagai cara yang sangat eksploitatif melalui negatif campaign pun dilakukan. Namun sikap kami sangat jelas. Kami percaya pada kekuatan hati nurani rakyat, yang tidak akan mudah goyah ketika mata hati itu sudah menyatu," ujar Hasto dalam pesan singkat, Senin (7/4).
Dia menilai baik serangan tersebut. Sebab dia yakin, amunisi yang dikeluarkan para lawan politik akan habis ketika masuk ke pertempuran sebenarnya yakni di Pilpres 9 Juli nanti.
"Dengan banyaknya serangan yang disampaikan ke Pak Jokowi pada saat pemilu legislatif ini, akan menjadikan para lawan politik PDIP dan Pak Jokowi akan kehilangan amunisinya karena semua sudah ditumpahkan pada saat pilpres ini," terang dia.
Dia pun tak tergoda untuk membalas serangan yang selama ini ditujukan baik kepada Jokowi ataupun Megawati. Menurutnya, untuk menjadi pemimpin dibutuhkan jiwa yang besar dan tidak emosional.
"Menjadi pemimpin di republik ini diperlukan kebesaran jiwa, kerendahan hati dan keteguhan untuk terus menjaga etika politik," terang dia.
"Betapa bahayanya negeri ini jika pemimpinnya emosional, suka memfitnah dan menghambur-hamburkan energi untuk menghabisi lawan politiknya. Pilihan untuk tetap memegang etika politik inilah yang tetap menjadi jalan PDIP dan Pak Jokowi ," pungkasnya.
Baca juga:
Menengok kesiapan PDIP jelang hadapi Pemilu 2014
Ini kata PDIP soal permintaan SBY jelaskan perjanjian Batu Tulis
PDIP: Rakyat paham Jokowi nyapres untuk atasi masalah Jakarta
Pantau hasil pemilu, PDIP siapkan teknologi canggih sekelas BIN
PDIP minta Polri tambah pengawal buat Jokowi
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Apa yang di lakukan Prabowo saat mendampingi Jokowi dalam rapat? Ini setiap rapat ada rapat internal rapat-rapat terbatas, Pak Prabowo selalu mendampingi pak Presiden," kata Budi, saat diwawancarai kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/3).
-
Kenapa Prabowo Subianto begitu rileks menghadapi debat capres? "Beliau sangat rileks, sangat santai menghadapi debat ini, karena kan memang materinya beliau pasti sangat mengetahui dan menguasai ya," Habiburokhman menandasi.
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi saat bertemu? Juru Bicara Menteri Pertahanam Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, pertemuan Prabowo dengan Jokowi untuk koordinasi terkait tugas-tugas pemerintahan. "Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan," kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029.