PDIP: Memikirkan Bangsa ke Depan Lebih Penting dari Masuk Atau tidak ke Pemerintahan
Menanggapi hal itu, Ketua DPP PDIP, Said Abdullah, menegaskan partainya tidak haus dengan kekuasaan.
Kepastian Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjadi partai oposisi atau ikut bergabung ke dalam koalisi pendukung pemerintahan Prabowo Subianto 2024-2029 masih dinantikan oleh publik.
Terlebih setelah ada wacana pertemuan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo dalam waktu dekat ini. Di mana ada anggapan bahwa PDIP tengah melihat celah untuk mendukung Prabowo.
Menanggapi hal itu, Ketua DPP PDIP, Said Abdullah, menegaskan partainya tidak haus dengan kekuasaan. Said menyebut PDIP lebih memikirkan tantangan bangsa untuk lima tahun ke depan yang kemungkinan akan berat di berbagai sektor. Seperti ekonomi, budaya, sosial, pertahanan dan geopolitik.
"Kita jangan terus berkutat soal di dalam atau di luar pemerintahan. Mari bicara apa sih tantangan bagi bangsa ini. Itu yang lebih penting," kata Said Abdullah, pada suatu kesempatan.
Said menyebut sikap politik PDIP untuk lima tahun ke depan akan diputuskan oleh Megawati sebagai Ketum yang memiliki hak prerogatif. Dan ia melihat Megawati yang merupakan presiden RI kelima bukanlah sosok yang mudah tergoda dengan jabatan.
"Nanti itu akan diputuskan oleh Ibu Ketum. Karena hak prerogatif beliau," ujar Said Abdullah.
Kemudian Said menyebut pertemuan antara Megawati dan Prabowo hampir dipastikan akan terwujud. Karena hubungan keduanya menurut Ketua Banggar DPR RI itu selama ini baik-baik saja walau berbeda haluan di Pemilu 2024 ini.
Ia menafsirkan bila Megawati dan Prabowo bertemu, yang dibicarakan bukanlah mengenai masuk ke dalam pemerintahan atau tidak. Tapi lebih luas dari itu yakni mengenai visi untuk bangsa ke depan. Karena Said melihat baik Megawati maupun Prabowo merupakan dua sosok negarawan yang sudah kenyang pengalaman dalam kancah politik nasional.
Reporter: Febrian Fachri