PDIP Beberkan Bukti Kecurangan Kubu Bobby di Pilkada Sumut: Penyelenggara Pemilu Masuk Angin!
PDIP akan mengadukan temuan kecurangan itu ke Bawaslu.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyebut ada kecurangan yang dilakukan kubu calon gubernur Bobby Nasution di Pilkada Sumatera Utara (Sumut) 2024. PDIP akan mengadukan temuan kecurangan itu ke Bawaslu.
"Berbagai macam cara dilakukan untuk bisa memenangkan Bobby Nasution melalui kecurangan-kecurangan yang menggunakan partai coklat (Parcok), bansos, PJ kepala daerah-daerah dan desa," kata Ketua DPP PDIP Djarot Saeful Hidayat di kantor DPP PDIP, Menteng, Jalarta Pusat, Kamis (28/11).
- PDIP Buka Suara Kader Sekaligus Calon Bupati Toba Dukung Bobby Nasution di Pilkada Sumut
- Djarot: Kalau PDIP Merapat ke Bobby, Jangan-Jangan Kotak Kosong yang Menang di Pilkada Sumut
- PDIP Pertimbangkan Usung Bobby di Pilkada Sumut, Megawati dan Jokowi Berdamai?
- PDIP soal Luhut Pandjaitan Dukung Prabowo-Gibran: Mungkin Ada yang Memerintahkan
Djarot mengatakan, intimidasi Parcok terjadi kepada pemerintah desa di Sumut untuk dijadikan sebagai tim sukses dalam pemungutan suara. Bahkan, kata Djarot, ada anggota dari Polsek yang bertugas mengamankan suara Bobby.
"Saya bertemu dengan beberapa teman di sana termasuk orang-orang desa yang diintimasi oleh Parcok, saya bilang sebaiknya kalau bicara apa adanya dan mau bersaksi tapi dia takut. Kenapa, karena akan dicari-cari dan sudah dicari-cari salahnya, terutama di dalam pemerintahan dan anggaran desa. Semua ini suruh mereka hingga mereka merasa ketakutan. Inilah bentuk intimidasi secara nyata dan dia mengatakan pada saya mohon maaf Pak Djarot, saya tidak berani," jelas dia.
Djarot menambahkan, tim PDIP di Sumut telah mengumpulkan berbagai barang bukti. Nantinya, seluruh temuan itu akan diadukan lewat Bawaslu.
"Teman-teman di Sumatera Utara sudah mengumpulkan bukti-bukti baik itu beberapa bentuk video rekaman kemudian surat menyurat rencananya semua dan melaporkan kepada Bawaslu," ungkapnya.
Djarot berharap, laporan tersebut dapat ditindaklanjuti sesuai prosedur, di tengah adanya dugaan penyelenggara Pemilu yang menjadi bagian dari permainan Parcok.
"Persoalannya ternyata penyelenggara Pemilu ada oknum yang masuk angin. Jadi laporan diabaikan," tukasnya.
Djarot lantas mengingatkan, bahwa menang dan kalah dalam ajang demokrasi adalah hal yang wajar. Hanya saja, katanya, cara yang dipakai Bobby untuk mendapatkan tidak wajar.
"Persoalannya adalah di dalam memenangkan proses demokrasi dalam negara apakah kira-kira demokrasi nilai-nilai demokrasi, norma-norma negara itu bisa dilaksanakan dengan baik atau tidak, apakah di dalam memenangkan pasangan calon tertentu itu juga menempatkan ada etika moral dalam diri seseorang," ujar Djarot menandaskan.