PDIP diminta tak paksa Risma turun di Pilgub DKI
Kristiadi justru berkelakar jika PDIP sebaiknya mendukung Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Pengamat Politik dari Centre for Strategic of International Studies (CSIS), J Kristiadi menilai langkah Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang menolak dicalonkan bakal calon Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub 2017 oleh PDIP sebagai langkah yang tepat. Menurutnya, PDIP harus menghargai keputusan Risma.
"Saya kira itu orang (Risma) punya jiwa luhur, tidak usah dipaksa untuk jadi gubernur. Jadi partai jangan maksa-maksa," ujar Kristiadi dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (12/1).
Kristiadi menganggap sebagai orang nomor satu di Surabaya, Risma sudah mampu menyelesaikan segala persoalan yang ada. Sehingga, lanjut dia, Risma tidak perlu lagi meninggalkan daerah yang sudah dikuasainya.
"Nah, kalau di tempat lain, malah belum tentu bisa. Dan menurut saya tidak elok dia tinggalkan pemerintahannya," terangnya.
Kristiadi justru berkelakar jika PDIP sebaiknya mendukung Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Sebab Ahok dinilai sudah membuktikan mampu memimpin Jakarta.
"Ke Ahok saja dukungannya. Kan sudah mau sejuta KTP juga (dari Teman Ahok)," tandas dia.
Sebelumnya, di sela-sela Rakernas PDIP, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menyatakan tidak akan meninggalkan jabatannya meski PDIP memintanya maju di Pilgub DKI.
"(Kalau disuruh partai?) Endak lah. Saya kan harus hargai warga Surabaya. Nanti saya akan sampaikan (ketidakinginan maju menjadi DKI 1)," ujar Risma di Rakernas PDIP, Jakarta.
Bukan hanya itu, Risma bahkan mengatakan akan menemui Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri guna menyampaikan ketidakinginannya maju dalam Pilgub DKI Jakarta 2017. Bukan tanpa alasan Risma menolak, menurutnya, masih banyak yang harus diperbaiki dan dibenahi di kota yang dipimpinnya itu.
"Endaklah. Wong ini di Surabaya saja belum dilantik. Kok mikir itu. Saya konsentrasi ke Surabaya. Kasian warga Surabaya. Di Surabaya pun berat. Justru kemarin saya turun karena saya enggak punya uang. Itu yang turun warga Surabaya. Mereka kampanye untuk saya," ujar Risma.
Baca juga:
Tolak diwacanakan PDIP maju Pilgub DKI, Risma akan temui Megawati
Selain Risma dan Ahok, PDIP juga kepincut Kang Emil buat jadi DKI 1
Di Rakernas PDIP, beredar kartu nama penantang Ahok bergelar Doktor
PDIP sebut Risma sampai Ganjar berpeluang kandidat Pilgub DKI
Bisakah Ridwan Kamil kalahkan Ahok di Jakarta?
Prabowo panggil 8 orang buat jegal Ahok, Ridwan Kamil emergency exit
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Siapa yang Ganjar Pranowo temui di Rakernas PDIP? Ganjar tiba di lokasi pukul 13.27 WIB dengan mengenakan pakaian serba merah sambil membawa gambar Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden pertama RI, Soekarno.
-
Di mana Rakernas PDIP diadakan? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
-
Siapa yang mengakui pacaran dengan Ririn Dwi Ariyanti? Dalam perkembangan terbaru, Jonathan Frizzy mengakui bahwa ia dan Ririn sedang menjalin hubungan asmara.