PDIP pastikan sudah pegang tiga nama cawapres Jokowi
"Saat ini sudah mengerucut ke beberapa nama," kata Sidarto usai diskusi politik di Cikini, Jakarta Pusat.
Politisi senior PDIP Sidarto Danusubroto masih enggan buka mulut terkait siapa calon yang nantinya akan diduetkan dengan bakal calon presiden Joko Widodo . Dengan santai dia hanya mengatakan saat ini kandidat pendamping Gubernur DKI Jakarta itu sudah dikecilkan menjadi tiga orang.
"Saat ini sudah mengerucut ke beberapa nama," kata Sidarto usai diskusi politik di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (20/4).
Ketika diminta konfirmasi terkait tokoh yang nantinya akan diduetkan dengan Jokowi, Ketua MPR itu masih tetap enggan berkomentar. Dia hanya menyatakan pasangan yang diusung nantinya telah memiliki kriteria yang baik.
"Survei yang paling tinggi dan dukungan suara di partai kepada yang bersangkutan," ujarnya.
Setelah resmi mengusung Gubernur DKI Jakarta Jokowi sebagai bakal calon presiden. Komunikasi intensif kerap dilakukan PDIP. Beredar nama mantan Ketua MK Mahfud MD, mantan Wapres Muhammad Jusuf Kalla, serta mantan KSAD Jenderal (Purn) Ryamizard Raycudu sebagai pendamping Jokowi.
Pakai konsultan sendiri
PDI Perjuangan ( PDIP ) akan mempertimbangkan untuk kembali menggunakan konsultan politik Fastcom yang dikomandani Ipang Wahid yang selama Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 lalu menjadi konsultan politiknya PDIP .
Menurut Sidarto Danusubroto , hal ini merupakan bagian strategi politik guna mengoptimalkan pemenangan Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden.
"Setahu saya, itu dipakai untuk Pileg, belum pasti dipakai untuk Pilpres, karena Jokowi punya konsultan sendiri, karena ini juga masih dibentuk," katanya dalam diskusi politik di bilangan Cikini, Jakarta, Minggu (20/4).
Kendati keputusan PDIP yang memilih Jokowi sebagai capres sudah final dan mengikat. Serta tidak ada suara yang berbeda di internal partai.
Sidarto menambahkan, ke depannya sosok Jokowi tidak hanya ditampilkan sekadar tokoh yang layak jual semata melainkan turut menawarkan visi misi yang jelas sejalan dengan ideologi partai.
"Sejak ketua umum katakan Jokowi capres, tidak ada lagi faksi-faksi di dalam partai," pungkasnya.